Travelling berdua beda iramanya dengan travelling bareng anak-anak. Kalau travelling berdua hampir dapat dipastikan sesuai jadwal keinginan dan kebutuhan tapi bila bersama anak-anak, agenda yang dibuat 50% terpenuhi sudah bagus. Penyebabnya tentu saja, beda fokus...;). Si ibu fokusnya gak mau rugi, on track sementara anak-anak kalau capek, maunya stay di kamar (whew...).
Tg: 23 des kita menuju Sing pake Malindo air. Sebenarnya ada tiga alternatif perjalanan darat, pake bus, sewa van atau kereta (tiket sebaiknya beli online). Tapi setelah diperhitungkan dengan cermat, kita memilih pake jalur udara. Maklum bawa mama, khawatir capek, khan ada jeda antara saat sampai Sing dengan waktu chek in hotelnya. Koper memang bisa ditaruh di concierge, istirahatnya yang bingung karena chek in hotel baru jam: 12.00 sementara by bus atau kereta nyampenya sekitar jam: 05.00.
Keluar dari Changi airport (jangan lupa cari kartu telpon Sing atau bisa juga cari di gerai seven eleven) kita langsung naik MRT menuju Swissotel The Stamford. Uh...hotelnya koq beda ya dengan di gambar.
Ini khan gambarnya pada malam hari, kita nyampenya siang. Saat malam hari ternyata persis ma gambarnya.
Ditambah lagi saat chek in, agak ribet karena awalnya namaku tidak ditemukan dalam daftar tamu hari ini, terpaksa bongkar koper yang sudah di wrap untuk mencari bukti kwitansi dari travel (kata suami, yang salah bukan petugasnya, tapi salah sendiri kenapa ditaruhnya didalam koper bukan di handbag (gleg...) Setelah menunggu dua puluh menit baru bisa masuk kamar dan...ampun, closed bermasalah. Duh bete banget ma nih hotel. Tapi semua masalah beres dengan cepat dan esoknya baru nyadar, hotel ini sangat recomended bangeeetttt. Apalagi hotel ini juga menjadi jujugan maskapai Emirates. Sayang seribu sayang tidak free wifi. Hanya ini bisa diatasi jika kita jadi membernya, gratis untuk jadi member.
Satu lagi keistimewaan Swissotel The Stamford yang membuat hotel ini berbeda:
(hehe mirip villa dleyla ya, kalau villa dleyla judulnya: dreamy bed sheets: A La Carte sleeping ;)
Buat pengalaman juga, kalau ke Sing gak harus pilih hotel daerah Orchard (sampai migrain ngeliat tarif hotel di Orchard di bulan desember, hotel sebelumnya Grand Park n Mandarin gak terjangkau deh, tarifnya melambung ke awan) daerah dimanapun yang satu area ma MRT maka tempatnya strategis kemana-mana)
Saat mencari makan, saat dimulai berpetualang di negeri merlion ini. Karena dibawah hotel ada pertokoan, langsung saja kita menuju foodcourtnya. Alamak...semua tidak ada lisensi halal...pasti hubby kagak mau makan nih. Suami memang paling ati-ati soal makanan halal. Saat di Eropah, kita makannya atun (tuna) melulu. Waktu ke HK, malah lebih ribet lagi, kita bawa rice cooker mini plus sembako (beras, mie instan, telur beli disupermarket sekitar). Makan ice cream, coklat atau permen harus diterjemahkan dulu ingrediantnya...untuk kehati-hatian mending gak usah aja deh padahal aslinya pengin banget ngerasain ice cream, sipenggoda diet.Tapi bener juga sih, makanan halal sangat berpengaruh terhadap keberkahan hidup, kudu ati-ati banget.Untung saja ada ibu-ibu berjilbab di sebuah resto masakan Thai. Setelah myhubby melakukan investigasi singkat untuk menyakinkan makanan halal, makanlah kita disana. Ternyata label halal tidak ada bukan berarti masakannya tidak halal tapi karena resto itu juga menjual minuman keras. Oh gitu tho...
Satu lagi keistimewaan Swissotel The Stamford yang membuat hotel ini berbeda:
(hehe mirip villa dleyla ya, kalau villa dleyla judulnya: dreamy bed sheets: A La Carte sleeping ;)
Buat pengalaman juga, kalau ke Sing gak harus pilih hotel daerah Orchard (sampai migrain ngeliat tarif hotel di Orchard di bulan desember, hotel sebelumnya Grand Park n Mandarin gak terjangkau deh, tarifnya melambung ke awan) daerah dimanapun yang satu area ma MRT maka tempatnya strategis kemana-mana)
Saat mencari makan, saat dimulai berpetualang di negeri merlion ini. Karena dibawah hotel ada pertokoan, langsung saja kita menuju foodcourtnya. Alamak...semua tidak ada lisensi halal...pasti hubby kagak mau makan nih. Suami memang paling ati-ati soal makanan halal. Saat di Eropah, kita makannya atun (tuna) melulu. Waktu ke HK, malah lebih ribet lagi, kita bawa rice cooker mini plus sembako (beras, mie instan, telur beli disupermarket sekitar). Makan ice cream, coklat atau permen harus diterjemahkan dulu ingrediantnya...untuk kehati-hatian mending gak usah aja deh padahal aslinya pengin banget ngerasain ice cream, sipenggoda diet.Tapi bener juga sih, makanan halal sangat berpengaruh terhadap keberkahan hidup, kudu ati-ati banget.Untung saja ada ibu-ibu berjilbab di sebuah resto masakan Thai. Setelah myhubby melakukan investigasi singkat untuk menyakinkan makanan halal, makanlah kita disana. Ternyata label halal tidak ada bukan berarti masakannya tidak halal tapi karena resto itu juga menjual minuman keras. Oh gitu tho...
Pengalaman hari pertama, makan dengan tarif sejuta dollar (yang pertama!) alias selangit. Ya sudahlah gpp, asal selamat dan halal. Esoknya setelah kita mengitari sekitar hotel barulah ngeh disebelah hotel persis ada MCDonald. Oh...senangnya hatiku, paling tidak kalau kepepet kelaperan bisa makan burger.
Breakfast di hotel ini juga istimewa, apa saja yang tersedia.
Menuju IKEA, bukannya mudah karena transportasinya harus berpindah ke bus dan letaknya lumayan jauh. Sesampainya disana, ternyata oh ternyata...mirip-mirip Informalah. Seperti biasa, disana aku hunting barang belah-pecah n lampu. Setelah berpusing-pusing, aku naksir satu lampu yang sayang-disayang, setelah diukur-ukur gak bisa masuk di tas kabin. Oh...*tear* tetapi mom berhasil mendapatkan piring satu lusin berbahan tempered glass...(kita saling mengedipkan mata, minta persetujuan hubby bisa gak packingnya, ternyata bisa lho...!)
Saking lengkapnya menu sampai bingung mau milih makan apa. Nasi ada berbagai jenis (japan rice, fried rice, yellow rice, etc), bubur ada, mie ada, kue-kuenya juga beraneka. Yang detil ada juga penganan yang gluten free, siplah. Seperti biasa yang paling aman, makan ikan...i love fish..;)
Yang keren lagi, kelebihan breakfast satu orang FREE Lho...
Yang keren lagi, kelebihan breakfast satu orang FREE Lho...
Berfoto di area pertokoan Raflfles City yang gabung dengan Swissotel Hotel
Di Sing, tujuan jalan-jalannya lebih beragam dibanding di Malay but I still prefer Malay than Sing, soalnya di Malay lebih murah belanjanya...:) Ketika anak-anak diamankan di USS dan pulau Sentosa (Sirin, si putri sulung anaknya pede banget ma Sing so dia yang mengawal adiknya selama disana) kita melalangbuana di Orchard plus IKEA. Karena lagi hangat berita penipuan turis di Singapore, kita jadi alergi ma Lucky Plaza, padahal sebelumnya LP menjadi semacam tujuan wisata untuk membeli parfum murah-meriah, lumayan untuk oleh-oleh :)Menuju IKEA, bukannya mudah karena transportasinya harus berpindah ke bus dan letaknya lumayan jauh. Sesampainya disana, ternyata oh ternyata...mirip-mirip Informalah. Seperti biasa, disana aku hunting barang belah-pecah n lampu. Setelah berpusing-pusing, aku naksir satu lampu yang sayang-disayang, setelah diukur-ukur gak bisa masuk di tas kabin. Oh...*tear* tetapi mom berhasil mendapatkan piring satu lusin berbahan tempered glass...(kita saling mengedipkan mata, minta persetujuan hubby bisa gak packingnya, ternyata bisa lho...!)
Nyampe juga ke IKEA
naksir lampu ini, bagai kasih tak sampai..:(
Lumayan sangat berguna, apalagi kalau berniat membeli pernak-pernik dapur daripada tenteng2 tangan selain resiko pecah juga beratlah...
Juga jangan lupa selalu membawa payung. Prediksinya tidak hujan tapi ternyata hujan (desember gitu lho) Mending beli payung n selalu dibawa, ribet sedikit gpplah daripada tiap jalan beli payung, jadilah kolektor payung Sing, seperti kita :(Tret..tret selanjutnya menuju Clarke Quay...(makan sejuta dollar part: 2)
Diam-diam ternyata Sirin, si putri sulung punya agenda terselubung selama di Sing. Agendanya lebih detil dibanding punya ibunya. Oh...Jadilah selama di Sing, kita mengikuti tour deSirin ;)
Acara selanjutnya dinner di Clarke Quay. Kita belum pernah kesana so waktu diajak putri sulung melihat CQ, seneng juga pemandangan dimalam hari sangat attraktif. Langsung saja kita berfoto-foto ria galeria.
Swissotel The Stamford CQ
Tibalah saat perut memanggil, putar kanan-kiri, lirik sana-sini, sepertinya...Alamak hubby mengeluarkan travel warning, dilarang makan. Sirin tidak kurang akal, diajaklah kita ke resto bernuansa Midle East tapi sayang menunya gak cocok jadilah kita berputar balik. Tidak menyerah, Sirin mengajak kita ke resto Bayang, Indonesia cuisine.Makanannya enak sih dengan nuansa balinese but tarifnya selangit...
Selanjutnya tour deSirin, lanjut menuju ke permainan ekstrem...sebelumnya Sirin ke Sing bersama teman-temannya, dia main games ini tapi bersama kami, gak bakalan ijin permit keluar. Gak deh, punya jantung cuman satu koq diajak uji nyali :(
Ekspresi Sirin yang bete ketika dilarang naik permainan ekstrem :(
Malam itu kita balik hotel jam: 23.00, capek sekali...
Esoknya kita mengunjungi Singapore Flyer, Marina Bay Sands (MBS) dan Garden by the Bay (ini wajib sekali dikunjungi, bagus bangett...ala-ala Avatar gitu). Sayang karena cuaca tidak mendukung, akhirnya gak bisa berfoto-foto ria.
Foto-foto dari Google hampir seindah warna aslinya...Amazing Place
Yang Sephora minded, coba mensiasati dengan keluar-masuk Watson, duh seneng betul ngeliat drugstore product yang murah meriah. Disini dapet lipstik LA matte (amethyst n sugar brown, cool colour)
Catatan: untuk tas-tas koper (atau barang lain semisal: handbag yang tidak bermerk), harga di Sing memang lumayan murah. Sebuah koper roda dua, buatan Italy disale dengan harga rp: 1.2 jt. Padahal sebelum berangkat, aku sempat survey harga koper bermerk-(standart2 aj) mencapai 1,2 jt & ukurannya jauh lebih kecil.
Hari itu kita kembali ke hotel sekitar jam: 23.00 dan bersiap-siap pagi harinya balik ke KL.
Ternyata bukan saja di Indo yang terkena pesawat delay, di Malay dengan Malindo Air juga delay, tiba di KLIA2 sekitar jam: 14.00 padahal harusnya jam: 11.00. Kita menyewa van yang juga ngantar kita ke bandara sebelumnya, tarifnya R130 dengan tip jadi R150 (dari hotel GM menuju KLIA2). Disini terkena kasus karena sebetulnya tidak boleh mengambil taxi luar masuk bandara (kita sudah berusaha keluar lewat exit lantai 2 tapi tetap saja ketahuan). Masalah beres, diselesaikan oleh sopir van, amanlah kita.
Hari terakhir di KL, kita check in di Traders Hotel,KLCC. Perhitungannya sih, hari terakhir sudah stop shopping tinggal windowshopping di KLCC Suriah Mall.
Review singkat tentang hotel Traders, Kl. Service bagus, kamarnya oke, view bagus, free wifi, breakfast top but kelebihan satu orang kena charge :(
Bicara soal belanja, hari terakhir malah dapat cangkir plus soucer 2 lusin di Parkson..! (me selusin, mom selusin ;). Setelah magrib, aku ajak mom ngeliat atraksi air mancur di area bundaran KLCC. Seneng sekali ngeliat mama takjub n berfoto-foto ria (kesenangan difoto ini menurun sampai ke aku saja, si sulung Sirin n si bungsu Rana, alergi difoto, apalagi disuruh foto narsis, ogah banget (whew...)
Gambar-gambar sesuai dengan warna aslinya
Okey, see you in next post
No comments:
Post a Comment