23 January 2015

Galur Murni...

Pebisnis itu bukan dilahirkan tapi diciptakan. Artinya bayi tidak lahir dengan bakat bisnis, lingkunganlah yang meng-create dia menjadi pebisnis. Sementara itu ada dua jalur pebisnis, galur murni dan galur turunan (made by layla library ;)
Pebisnis galur murni  mempunyai ciri, al:
a. Sesuai dengan hukum ekonomi, dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya (terkadang terkesan sadis ya ;) 
b. Sangat mengerti selera pasar. Kalau membuat suatu produk, disesuaikan ma selera pasar.
c.Ide-ide bisnisnya kreatif- original.
d. Cepat suksesnya tapi rentan terhadap pesaing.
Kebalikan galur murni, galur turunan, cirinya, al:
a. Sesuai dengan hukum proklamasi, diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
b. Selera by Me. Kalau membuat suatu produk disesuaikan dengan passionnya.
c. Ide-ide bisnisnya  merupakan penggabungan dari beberapa aliran (hasil dari hukum oreo, diputar (searching), dijilat (tasting) dan dicelupin (doing).
d.Suksesnya lambat merayap (karena masih harus mengedukasi pasar) tapi tahan terhadap pesaing. 
galur murni, sudah terlihat dari penampakan luar :)
 Galur turunan, tidak kalah lucu, tetapi harga jualnya kalah tinggi ;)


Nah, dimanakah anda berada?
Yang galur murni, memang pebisnis tangguh yang galur turunan, bukan berarti tidak tangguh tetapi...(ada beberapa catatan yang mengiringi). 
Contoh kasus:
1. Seorang teman mengajak kerjasama bisnis franchise. Menurut dia sih aku punya kemampuan dibidang tersebut dan menurutku bisnisnya memang amat sangat prospek sekali, suami juga mendukung, apalagi...? Akan tetapi...Secara halus, aku tolak.  Bukan apa-apa tetapi semata-mata, aku merasa minatku bukan disana. Ow...
2.Teman yang lain lagi, mengajak kerjasama bisnis jual-beli rumah kecil. Jadi ada rumah tipe kecil, direnovasi dikit-dikit terus dijual. Nih sudah sesuai ma passion, berarti gak ditolak ya? Setelah ditimbang-timbang, finally say no...no...So rude ya ? Apalagi alasannya? Ya karena rule no: 2, made by Me. Temen maunya merenov rumah sesuai selera pasar (style modern minimalis jadi harga bisa bersaing) aku malah mengusulkan kita menciptakan selera pasar (style klasik atau pake material kayu gitu). Temenku langsung ambil jurusan lari terbirit-birit, mana bisa rumah murah model klasik?! Susah deh pokoknya kalau mau berbisnis ma galur turunan. Perhitungan bisnisnya payah...! Lebih sering main perasaan (whew...)
3.Adikku yang terlanjur kerjasama buka klinik, sudah angkat bendera putih abu-abu (siaga satu). Ini klinik belum jalan, modal sudah habis duluan untuk interior (nyengir..).Dan terbukti, ternyata dengan mengurangi keterlibatanku dalam management, klinik baru bisa menuai laba setelah dilaunch tiga tahun yang lalu...!
Menurutku, untuk galur murni dan galur turunan, ada baiknya keduanya harus bisa berkolaborasi, selanjutnya disebut, berbisnis dengan hati. Galur murni menggunakan perasaan dalam takaran bisnis sementara galur turunan juga menggunakan hukum ekonomi dalam takaran perasaan. Gak repot khan? Kalau sekedar diatas kertas mah gampang, aslinya memang susah :(
Ada lagi satu contoh soal
Karena lagi membangun satu rumah villa didaerah nun jauh di surabaya timur (kecil saja but made by Me :) aku butuh beberapa lampu hias. Seleranya lampu hias yang model-model klasik gitu, nah biar murah (kolaborasi dengan galur murni) aku belanja aj di "Loak Shopping Centre". Kalau di Surabaya di area stadion gelora sepuluh november, kalau di jakarta, ada di area jl: surabaya. Biasalah galur turunan, kalau sudah senang sama satu penjual, susah diajak pindah ke lain hati. Ada satu penjual di jl surabaya yang barangnya selain bagus-bagus, penjualnya juga jujur. Aku memanggilnya pak haji karena memang dia selalu memakai topi untuk ke masjid, lha nih orang juga manggil aku bu haji, jadilah kita sepasang bapak dan ibu haji ;) 
lampu-lampu cantik

Pak haji ini contoh penjual yang berbisnis dengan hati. Dia akan menunjukkan bahwa barangnya yang ini langka, barang ini bagus, ini tidak bagus atau dia tak segan-segan merekomendasikan barang ditempat lain kalau memang ditokonya tidak ada. Tipe orang sepertiku yang tidak pandai menawar dan kerap menggunakan hukum proklamasi, diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya akan lebih memilih berbisnis dengan penjual yang menimbulkan rasa aman dibandingkan dengan penjual yang lain meski barangnya mungkin sama bagus dan harganya bisa lebih murah. 
Dan yang penting lagi, jual-belinya dapat membawa keberkahan pada kedua belah pihak.
Bagaimana dengan anda?

 



No comments:

Post a Comment