22 January 2014

Ibuku Malaikat

Pernah tahu kisah tentang seorang bocah laki-laki yang berulah didalam pesawat.  Si bocah menjerit-jerit sambil berlarian kesana-kemari sehingga mengganggu ketenangan penumpang yang lain. Sementara itu ayah si bocah tetap diam duduk di kursinya tanpa berusaha menenangkan anaknya. Ketika banyak penumpang yang kesal, mereka berinisiatif melaporkan ke pramugari. Dan sang pramugaripun dengan sopan meminta   si ayah untuk menenangkan anaknya. Si ayah anak tersebut tampak membisikkan sesuatu kepada sang pramugari yang diteruskan ke seluruh penumpang. Sejak itu sikap semua penumpang berubah, mereka tidak lagi merasa kesal meski ulah si bocah masih mengganggu sebaliknya mereka justru berusaha ramah terhadap si anak tersebut. 
Tahukah anda apa yang dibisikkan si ayah pada sang pramugari?

Sang ayah membisikkan bahwa ibu dari anak tersebut baru saja meninggal jadi si anak perlu waktu untuk mengatasi kesedihannya dengan caranya sendiri. Adanya tambahan info ini, merubah rasa kesal menjadi simpati pada bocah tersebut. 
Apakah anda pernah nonton film educating Peter?
Film ini sangat menyentuh, previewnya baca disini. Keberhasilan sosialisasi penerapan sistem pendidikan inklusif pada teman-teman Peter menyebabkan mereka sangat berempati pada teman mereka yang berkebutuhan khusus, siPeter.
Seorang sahabat memposting foto bersama dua anaknya di bb disertai dengan status: Terimakasih Ya Rob atas amanahMu (sayang gak sempat di-capture, saat itu masih gak kepikiran mau nulis note ini). Postingan ini sepertinya biasa saja, seperti kebanyakan ibu-ibu yang memposting foto anak-anaknya. Yang tidak biasa adalah info tambahan yang menyertainya. Bagaimana jika ada info tambahan bahwa dua dari empat anak sahabatku itu berkebutuhan khusus? Atau bagaimana jika ada info tambahan  bahwa salah-satu anaknya yang berkebutuhan khusus baru saja dilarikan ke RS karena kejang-kejang?
Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika membaca status seperti itu?
Subhanallah...aku hampir saja tidak dapat bernafas (bukan lebay tapi memang benar, kalau sangat emosional, pasti sesak menyerang padahal gak punya asma dan turunannya). Sahabatku itu memang seperti malaikat (masyaallah tabarakallah). Disaat kita asyik bercengkerama, dia selalu ingat saat kapan harus pulang dan tidak bisa ditawar karena bergantian dengan putri sulungnya menjaga anaknya (tidak ada pembantu, biasalah tipe pembantu sekarang, mirip lagunya Titiek Puspa, datang dan pergi sesuka hati).
Anak adalah sebuah Karunia sekaligus Amanah. Sahabatku itu membuktikan keduanya tanpa kecuali. 
Saat menghadapi anak dengan berbagai kenakalannya, kita (or just only me?) lebih sering bertindak tidak sabar dibanding sabar. Memang kemarahan lebih mudah diledakkan daripada meredam kesabaran. Karenanya ada istilah Emotional Intellegency untuk menunjukkan kualitas emosi kita ditingkat mana. Pada dasarnya orang yang sabar adalah orang yang pintar secara emosional, begitu juga sebaliknya. Nah pada tahap ini, sepertinya darah merahku menyebabkan aku tidak lulus ditiap tes kesabaran. 
Sebagai ibu muda (duluuuu sekali,hm...) aku sering kesal ma anak karena alasan yang sepele, mereka rewel, cerewet, usil (paling sering membumi hanguskan make-upku yang cuman hanya segelintir, sekarang sih sudah empat-lima kali lipatnya gara-gara keseringan ngintip blognya beauty bloggers...:) 
Meski saat ini sudah jauh berkurang tapi tetap aja akar ketidaksabaran masih tersisa (apalagi ngadepin anak ABG kudu sabarrrrr banget). 
Menghadapi anak berkebutuhan khusus perlu tingkat emosional intellegensi yang tinggi. Para ibu tersebut harus mempunyai kesabaran lebih dibanding ibu-ibu yang lain. Dan mereka yang terpilih adalah "The Real Angel" 
Lima tahun yang lalu, aku pernah hamil anak ketiga dan hanya bertahan tiga bulan saja karena terinfeksi virus Rubella. Virus ini hanya meninggalkan ruam-ruam kemerahan di kulit terutama didaerah wajah. Dan memang menurut dokter virus ini lebih menyerang janin dibanding ibunya. Setelah melewati tes dan pemeriksaan intensif, dokter menyatakan janin tidak berkembang dan harus dikuret. Duh Gusti...
Perasaanku campur aduk, sudah menunggu delapan tahun (dengan segala macam treatment) untuk hamil anak ketiga, pas hamil koq malah disuruh kuret (aku benar-benar tidak tahu kalau lagi hamil karena tanda-tanda kehamilan seperti ngidam, mual atau morning sickness tidak terjadi, padahal biasanya sebelum ketahuan positip hamil, aku sudah kolap duluan saking keseringan mual n muntah. Dan yang tidak biasa aku juga masih haid tiap bulannya meski setelah kuingat-ingat, haidnya lebih sedikit).
Dari pengalaman ini, aku jadi berkeyakinan bahwa anak berkebutuhan khusus itu adalah anak spesial dan ibu yang diberi amanah untuk mengandungnya adalah ibu yang spesial juga. Semoga Allah SWT senantiasa memuliakan  mereka disepanjang kehidupannya. Amin YRA.
Bila ketemuan, kami, para ibu-ibu sering menceritakan ulah anak-anak. Ketika sahabatku yang baik itu bercerita tentang kedua anaknya yang berkebutuhan khusus, aku amati tidak ada tanda-tanda keluh-kesah atau ingin curhat. Hanya saja karena dianggapnya aku psikolog (maklum kuliahku dulu jurusan psikologi tapi swear belum pernah praktek jadi psikolog meski gelar sudah dipake duluan) dia pernah cerita bagaimana anaknya dibully ma teman-temannya yang kebetulan tidak berkebutuhan khusus. Dia menanyakan pendapatku.
Duh Gusti...darah merahku mendidih lagi (kali ini suhunya diujung termometer). 
Pemirsa...! Ibu-ibu yang budiman....!Sepertinya sekarang kesadaran orang terhadap anak/orang berkebutuhan khusus sudah sangat-sangat baik (kalau jaman kecilku dulu, kalau ada anak yang berbeda, bukan lagi teman-temannya yang membully, bisa-bisa walimurid berdemo supaya anak tersebut dipindah sekolah agar suasana belajar-mengajar dikelas tidak terhambat). Sayangnya kesadaran yang sangat baik itu terkadang lupa kita tularkan ke anak-anak. Kita kerap berujar, "Kasihan ya temanmu si A itu sakit" atau "Kasihan temanmu si B sakit jadi kamu bantu ya" (Sekarang ini banyak sekolah yang memakai sistem pendidikan inklusif dimana dimungkinkan  interaksi antara anak berkebutuhan khusus dengan anak yang tidak berkebutuhan khusus).
Sebenarnya yang lebih mereka perlukan adalah sikap empati dari teman-temannya dibanding sikap kasihan. Kalau sikap kasihan saja, namanya anak-anak disaat bergesekan, hilang kasihannya, keluarlah kata-kata ejekan yang bernada membully. Bisakah kita bayangkan kalau itu terjadi pada anak, keponakan, kerabat, sahabat, teman kita...?
Setelah lebih dulu berkipas-kipas ria sambil berusaha menurunkan suhu panas dikepala, kubilang pada sahabatku itu, kalau ada kejadian seperti itu diambil hikmahnya saja untuk sama-sama belajar. Untuk si anak kita persiapkan mentalnya supaya lebih kuat (fisik boleh lemah asal mentalnya kuat pasti bisa survive). Untuk teman-temannya, suatu saat nanti mereka pasti belajar bahwa yang mengejek belum tentu lebih baik dari yang diejek. Bagi kitanya sendiri, hal ini bisa jadi semacam katalisator untuk semakin mensuport anak, dalam artian semakin mendekatkan atau memotivasi anak. Dan ternyata sahabatku yang baik itu sudah melakukannya sebelum aku ajarkan. 
Semoga keberkahan senantiasa menanungi kita semua. Amin YRA.
Bagaimana pendapat anda? 

16 January 2014

Review: Barang Branded Vs Dupe

Saat melihat tayangan infotainment yang menunjukkan  koleksi barang branded para artis, impuls-impuls saraf diotakku mengirimkan signal siaga satu (ngiler.com) Pada dasarnya sedari dulu kusukkkaaa bangeet ma tas. Kamera menyorot beberapa tas yang berjejer rapi dengan berbagai merk lengkap bersama krunya (parfum, sepatu, asesoris de-el-el). Duhhhh koq jadi pengggennnn...!
Diinfokan juga bahwa untuk merawat tas-tas itu secara berkala harus dicheck-up ke toko khusus di Sing, tetangga sebelah. Ohhh...lala, ada rupa, ada harga yang harus dibayar.


Kenapa banyak orang (trtm: perempuan) suka barang branded...?

Jawabannya sederhana: Semua orang pasti suka keindahan. Itu sebabnya laki-laki lebih suka ma perempuan cantik dibanding perempuan pintar....Dan itu sebabnya banyak perempuan lebih senang terlihat cantik daripada pinter (gak nyambung Ya...)
Barang-barang branded selalu dibuat dengan hightouch sehingga keindahannya bisa menghipnotis orang untuk membeli (apalagi diembel-embeli Saleeeee, hm...lover sejati bisa berburu kemana saja). Tanda-tanda orang yang kena hipno barang branded, pupil mata membesar, nadi meningkat, hati bergolak, tangan terjulur, barang ditenteng... :D
Berapa sih harga sebuah tas branded?
Selama hanyat dikandung badan aku baru tahu kalau ada tas bisa seharga mobil innova (harga tas hermes motif kulit ular, waktu itu harga innova kisaran IDR 250 KK. UPDATE: Setelah melihat tayangan Syahrini memborong tas Hermes di Paris baru ngeh kalau ternyata harga tas branded bisa sampai bilangan tak terhingga...Ck...ck...ck...). Ceritanya begini: pas lagi ada acara, aku begitu terpana ma tas yang ditenteng seorang temen. Wow...bagus banget tasnya....(ketertarikan terhadap tas memang lagi direpress kuat-kuat, efeknya kelihatan begitu ada rangsang, sensor langsung menyentuh lubuk hati yang paling dalam dan meleleh di mata) Tanya-gak-tanya-gak...Akhirnya tanya aj deh daripada gak bisa tidur. Siapa tahu bisa nitip saudara di Jakarta kalau pas shopping di Mangga dua. 
Dasar kuper...Ternyata itu tas Hermes original, limited edition. Belinya aj pas lagi ke Uerop. Alamak kirain Hermes dupe (alias kw super). Kalau temenku itu tahu diundersetimate begini bisa menari-nari dia sambil berkicau, kutilang dikau...(alias ngomel tingkat dewa). Setelah menahan napas dan curi-curi pandang beberapa kali akhirnya aku nyadar, ya memang bedalah ma yang dupe. Kayaknya sih ...(karena gak sempet megang cuman main lirik-lirik aj).

Kalau pake tas Hermes Original kayaknya posenya memang harus begini...Tasnya gak kalah cantik ma yang punya.
Is it worth it to buy branded stuff?
Bila pertanyaan ini diajukan sepuluhtahun yang lalu (saat anak-anak masih belum mengenal de-el-el, de-es-be,etc ) mungkin jawabanku soPastilah...Tapi kalau sekarang E...hm...eit...ItdependsOn....Yourdeposit...:D. Is it liability or Is it Asset? Ya kalau punya barang-barang branded n limited edition (seperti: jam tangan, seri tas Hermes, seri berlian keluaran Tiffany) terus dijual pada kolektor n harganya jadi lebih tinggi ya ini namanya asset.  Kalau koleksi milikku sih, aku yakin-seyakin-yakinnya cuman liability...:(
Bagiku range harga untuk sebuah barang branded (specially bag) tidak lebih dari tujuh digit. Lagian tas branded punyaku gak bisa disebut koleksi karena gak sebanding ma Mywishlist yang Ampuunnnn panjang banget daftarnya (sampe gak pengin bikin).
Nih my wish list pertamaku yang entah kenapa sampai sekarang gak pernah terwujud padahal dupenya banjiiir di pasar Atum, Ambas or Mangga dua (dilemma between heart and mind )
Kalau pake tas ini sekaligus jadi satu ma paket "Imagine like Her..." lol 
My First HG Bag
















Paduan warnanya bagussss banget, tosca,abu (bukan coklat)dan hitam. Pas kemarin windowshopping ke Metro, ada tas yang mirip-mirip gini modelnya, hanya warnanya merah n coklat merknya: apa gt (lupa, kalau gak salah Guy Laroche). Lihat hanya sekejap soalnya begitu insting jalan mendekat ke pojok tas, suami langsung aj pake jurus keburu-buru...(khawatir ditodong lagi n lagi...hehe...). Dapetin tas ini juga penuh perjuangan. Saat itu suami lagi haji (alhamdulillah kepilih jadi haji Abidin). Pas waktu nginap sehari di Jeddah (sebelum balik ketanah air) suami mengajak sepupuku yang menetap disana untuk bantu nyariin tas. Menurut sepupuku, selera suami atau seleraku yang amit-amit ribetnya (butuh waktu seharian hanya untuk nyari tas dengan kriteria...xyz) Jadi tas ini murni pilihan suami, berdasar tutorial dariku, apa-apa yang harus dihindari dan apa-apa yang masuk kategori diperhitungkan. Dan ternyata suami lulus dengan nilai SummaCumlaude. Meski sudah belasan tahun berlalu tapi nih tas ratingnya tetap tinggi diantara koleksi tasku yang lain.Thanks alot My dearHoney...(hug and kiss)
Jadi worth it gak sih...? Mungkin dua contoh dibawah ini bisa menjadi jawaban.
Waktu ke showroom Victoria Secret (pas lagi jalan-jalan ke Malay, bulan lalu) seperti biasanya aku lagi mengagumi tas bermotif leopard yang baru saja ku add kedalam wishlist( jadi begitu ngeliat langsung add wishlist...mirip beli kosmetik ol ya...). Mbak penjaganya yang sudah ditraining melihat pupil mata yang membesar langsung berusaha membujukku dan terlibatlah kami dalam percakapan.
Me  : "Iya bagus sih tasnya cuman harganya..."Kataku sambil menimang-nimang beli-gak-beli-gak...(just need a little thing to make it happen, my husb support, hisbody language...) lol
Mbak: "Diambil saja...Harganya khan masih lebih mahal tasnya Ibu..." Katanya sambil melirik tas Prada yang kutenteng. 
Hahaha...Aku senyum-senyum sendiri. Ini khan dupenya Prada, belinya juga di pasar Atum dengan harga only IDR: 350 K. Berarti aku (or tasku ya?) dioverestimate oleh mbak penjaganya.
Sebaliknya aku juga pernah diunderestimate. Saat berkunjung lebaran ke rumah saudara di luar kota, aku memakai "myBurberrybag". Pas mau pamit pulang, saudaraku itu nyeletuk, 
"Tante juga jualan lho tas dengan berbagai merk, harganya juga murah, kisaran IDR 250 K tapi yang motif seperti ini sudah habis" Hua...hua...
Kalau pas lagi kena hipnotis branded stuff, ada tips khusus yang sederhana, tarik napas, hembuskan perlahan sambil jalan memutar, menjauh dari target, menuju arah keluar dari kumparan medan magnit alias ngaaaaaaacir...:D
What about you...?
Okey, see you on next post....:)

08 January 2014

Review: Wanita karier Vs Ibu RT

Rumput tetangga selalu nampak lebih hijau. Ini adalah ungkapan yang paling pas untuk menggambarkan kecemburuan diantara wanita karier dan ibu RumahTangga. 
Ibu Rumah Tangga (RT)
Berbicara tentang ibu RT, sekarang ini harus diperjelas, ada yang pure ibu RT (sepertinya sekarang ini yang pure-pure begini malah langka) ada juga yang ibu RT ++ (eit... jangan berprasangka dulu) Ibu RT ++ maksudnya ibu RT yang bekerja tapi dari rumah, misal:punya bisnis online, jual kue/masakan, punya usaha jahitan baju, usaha kos2an dll. Awalnya uang suami juga sih yang dikelola terpisah, terus setelah berkembang jadi uang pribadi...;)

Ibu RT yang pure biasanya terbentuk karena kesibukan mengurus anak yang masih kecil-kecil. Seiring meningkatnya usia anak (yang berarti meningkat juga pembiayaan dalam RT) biasanya ibu mencari berbagai aktivitas terutama untuk pengembangan diri, sukur-sukur dapat menghasilkan income. Ntar kalau terus-terusan jadi pure ibu RT malah bisa terjadi kebocoran income :).Nah darisinilah status pure ibu RT berevolusi menjadi ibu RT ++.
Kenapa sih harus jadi ibu RT ++ ?
Karena uangmu adalah uangku dan uangku bukan uangmu...!!!
Hehehe...bener-gak sih ungkapan ini?
Pasti yang nemuin ide ini para istri soalnya bagi suami merugikan banget...:)
Alasan yang paling tepat mungkin bisa dijabarkan dengan ungkapan yang lebih halus: uangmu adalah uangku dan uangku adalah milikku...hahaha...sama aja ya artinya.
Jawaban yang mungkin betul adalah: karena implementasi dari rasa bersalah. Lho koq bisa...? 
Bisa aja...Kalau pakai uang suami khan ada "RULE"nya, al: harus bijaksana, harus bisa dipertanggung-jawabkan, gak boleh berlebih-lebihan de-el-el. Kalau pakai uang sendiri khan "NO RULE"  alias suka-suka saja.
Dipake untuk apa saja sih "Uangku"itu?
Sebagian besar dipake untuk kategori rupa-rupa atau suka-suka, seperti: 
1. Membantu keluarga.
Sebenarnya membantu keluarga bisa masuk dalam agenda pengeluaran tak terduga tapi bila kita akan memberikan lebih banyak atau ke lebih banyak orang yang dibantu, rasanya gak tega aja kalau masuk kolom pengeluaran tak terduga yang sudah ditetapkan persentasenya.
2. Memberi hadiah orangtua.
Ternyata orangtua kalau diberi hadiah anaknya seneng banget lho. Meski tabungan mama jauh lebih besar tapi kalau pas aku  kasih hadiah, terlihat gimana gitu. Begitu juga ayah, kalau diajak jalan-jalan bareng, nginep di hotel, makan bersama di resto favourite, terlihat senengggg banget. Nah bersyukur khan kalau bisa menyenangkan orangtua tanpa rasa bersalah ngabisin duit suami.
3.  Mensupport Anak
Kalau sudah emak-emak begini :) alias punya anak yang sudah gedhe or sudah kuliah apalagi tinggalnya ngekos diluar kota...Ehm...rasanya seperti punya petugas pajak personal... lol. Bagaimana tidak, kalau anak bbm pagi-pagi dengan cerita yang menggebu-gebu diakhiri dengan kata-kata "Pengggennn banget Ma..." atau malam sebelum tidur menelpon dengan suara sedikit serak-serak kering terus terjadilah dialog seperti ini: 
Sirin: "Mama kapan datang...? 
Aku : "Masih belum tahu, mungkin lusa, kenapa Nak...?"
Sirin: "Tenggorakannya Sirin sakit (dilain waktu maagnya Sirin kambuh atau koq Sirin diare ya habis makan pecel dll) 
Aduhhhh...rasanya pengin terbang saat itu juga ke Malang tapi karena sesuatu hal, akal sehat melarang maka percakapan ini diakhiri dengan transfer sejumlah uang untuk perbaikan gizi anak atau katarsis emosi negatip emaknya...(tepok jidat). 
Rayuan pulau kelapa seperti ini kalau sama ayahnya gak mempan karena dia sudah kebal. Tapi kalau ibunya meski sudah divaksin kultum berkali-kali oleh suami soal kedisiplinan mendidik anak dalam mengelola keuangan, tetap aj gak tega. Itulah beda ibu dan ayah. Itu sebabnya anak harus hormat sama ibunya tigakali dibanding sama ayahnya...:).
Note: Ternyata teman-teman sering mengalami hal yang sama tuh, jadilah kita curhat bareng tentang petugas pajak personal yang ngangeni ini...lol
 4. Shopping Til U drop...
Hehehe  gak segitu ya sih, namanya juga penghasilan tambahan gak besar-besar amat tapi kita bisa belanja apa yang kita idamkan. Daripada terjadi insomnia atau obsessive ya mending deh dibeli aja, paling tidak bisa mengurangi kinerja otak agar tidak terjadi dimensia dini.
5. Tabungan/Investasi
Bisa berupa apa saja, temenku suka membeli emas dalam bentuk perhiasan, atau emas antam dengan nominal 5 gr atau 10 gr, ada yang ikut trading emas, ada juga yang cuman ditaruh dideposito tau tabungan saja. Kalau trading gak deh karena sifatnya yang spekulatif, prefer menyimpan uang dalam bentuk emas (kepingan 5 gr atau 10 gr gpp nilainya kecil yang penting rutin, sukur-sukur kalau bisa beli yg 25 gr).  Kalau tabungan mah cuman lewat doang (numpang transfer..:). Bener lho penting punya simpanan emas karena sifatnya yang liquid seperti cash money. Kalau pas ada yang sakitt or ada keperluan mendadak n kita pas gak punya cash money cukup, jual deh kepingan emasnya ke PT antam atau bank (tergantung belinya  dimana). Mudah-mudahan sih gak sampe jual-jual emas karena invest emas sifatnya jangka panjang bukan jangka pendek, ntar rugi apalagi kalau belinya pas tinggi, jualnya harga lagi turun. Paling tidak emas disimpan dalam kurun waktu minimal dua tahun. 
Wanita Karier  
Ada apa dengan Wanita Karier...?
Wow....senengnya lihat wanita karier....(ngiri.com)
 Keren....
Semua ibu RT pasti pernah ngiri sama wanita karier. Penampilan modis dengan baju dibalut blazer, dandanan yang naked look but shine, parfum semerbak (yang jelas baunya bukan kayak minyak si yongyong), sepatu pantofel mengkilap...Dan yang paling bikin iri, they always look cool even in the morning, which mommy can not get away from pajamas and aprons.  Keren abis pokoknya !!!
Benarkah begitu...?
Apa yang ada dibenak wanita karier ketika melihat ibu RT..?
Aku sih seumur-umur belum pernah kerja kantoran, belum pernah jadi pure wanita karier tapi kalau dupe-dupean ma pernah sewaktu masih aktif di networking. Tambahan lagi temen-temenku banyak yang berkarier jadi ya ada sedikit bahan untuk dicompare.
Jangan dikira mereka tidak pernah ngiri sama ibu RT. Ungkapan yang paling sering keceplos adalah: Ibu RT tuh enak banget bisa seharian ma anak, gak ada deadline, gak ada sp, gak ada boss, bisa libur kapan saja gak ribet ma cuti, bisa belanja ke pasar (kadang-kadang rutinitas seperti ini yang menurut ibu RT bikin boring tapi bagi mereka bisa merupakan suatu kebahagian) de-el-el. Ungkapan rumput tetangga lebih hijau juga berlaku pada wanita karier.
Hm...kata siapa wanita karier gak ngiri ma ibu RT...? Apalagi kalau anak sakit, kegalauan mereka jadi double karena tetap harus ke kantor sementara pikiran terus ke anak di rumah. 
Jadi mana yang lebih baik, a career woman or a housewife ++?
Tidak ada yang lebih baik sih, semua ada positip-negatipnya tergantung nilai-nilai yang ada dalam keluarga tersebut. Tapi aku punya contoh menarik. Ada sahabatku yang berkarier di bank asing dengan kedudukan yang sangat bagus (aduh apa ya koq lupa, setara ma vice-vice gitu). Setelah 15 tahun berkarier, tiba-tiba dia memutuskan untuk pensiun dini. Ketika kutanya alasannya kenapa? Dia bilang sudah cukup, sekarang waktunya untuk lebih memperhatikan keluarga. Aku masih gak yakin dengan keputusannya itu karena sahabatku ini mulai dari awal menikah gak pernah berstatus ibu RT. Nah sekarang apa bisa? Ntar pasti nyesel, gitu pikirku. Eit...setelah beberapa waktu kutanya lagi gimana gak pengin balik kerja di bank? Jawabannya cukup arif: "Aku gak pernah nyesel sih sudah berkarier bertahun-tahun karena apa yang kudapat sekarang ini adalah juga hasil kerjaku tapi  sekarang seneng banget  bisa deket ma keluarga...bahagia rasanya bisa pergi nemenin ibu kemana saja, bisa nganter anak, de-el-el deh" 
Memang temenku itu gak jadi ibu RT pure, sekarang dia punya bisnis yang dikelolanya sendiri, alias bertransformasi jadi ibu RT ++...:)  
Sebuah catatan: Keluarga yang terbentuk dari awal kedua orangtuanya berkarier akan punya atmosphere rumah yang berbeda dengan keluarga yang hanya ayah yang berkarier. Perbedaan ini tampak jelas dari cara mendidik anak dan perilaku anak yang terbentuk. 
Contoh salah-satunya dari perilaku permintaan. Hm...Anak-anak ternyata sangat "jeli" melihat hal ini. Kalau lagi ingin sesuatu yang "berharga" pasti mereka menunggu ayahnya untuk mengawal. Ini contoh yang menguntungkan, lumayan khan dipandang sebelah mata karena gak punya kantor, gak pake seragam, gak ada jam kerja, masih menuliskan status ibu RT di raport de-el-el (bicara tentang status, anak-anak sering nanya bingung, "Ini di kolom status diisi apa Ma" Aku jadi senyum-senyum sendiri, gpp deh ditulis ibu RT jadi gak kena pajak progresif....:) Bicara soal pajak, eit...tunggu dulu, ada yang harus diumumin ibu RT++ juga harus mengeluarkan zakat sendiri ya, gak boleh tuh kalau berzakat nunut suami, kalau shopping nunut suami boleh, gak ada larangan malah dianjurkan...:)
Okey pemirsa ini catatan kecil yang terjadi di keluargaku. Bagaimana dengan keluarga anda...? Ayo share disini.
Salam hangat...muachhh...

02 January 2014

Review: New year 2014

What happen in your new year...?
Aku termasuk orang yang sering melakukan sesuatu tanpa rencana bukan karena suka tantangan atau suka kejutan tapi karena sering kesel kalau sudah nyusun-nyusun rencana, hasil akhirnya... rencananya tinggal diatas kertas. Begitu juga dengan tahun baru, bukannya mau merayakan tahun baru tapi lebih kearah keinginan mengisi liburan dengan semangat dan harapan baru. Penginnya ke Bandung sama anak-anak dengan formasi lengkap tapi ya begitulah pas mau mendekati harinya satu-persatu halangan merintang. Dimulai dengan adanya keluarga yang sakit, sisulung masih ujian, si kapten perjalanan bilang akan menyusul saja. Ya...akhirnya kehilangan semangat pergi. Finally, tahun baru di rumah saja, bahkan jam: 21.00 aku sudah melayang bersama bantal ke negeri awan...
Bangun-bangun tengah malam melihat kreasi si bungsu yang berusaha heboh meski hanya tahun baruan di kamar. Juga syok melihat bbm yang masuk
Inilah suasana Tahun baru yang berhasil terekam... 
Innalillahi Wainnailaihi Rojiun...Perjalanan menuju Pasuruan, takziyah sepupu dari Mataram yang meninggal ketika tengah berkunjung kerumah mama.




 
Ajal bisa datang kapan saja bahkan disaat banyak orang bersiap-siap bergembira merayakan tahun baru atau disaat dia sedang datang bertamu. Gambar-gambar diatas, menunjukkan laki-laki dan perempuan adalah mahkluk yang saling membutuhkan. Meski jenasahnya perempuan dan bahkan mereka tidak saling kenal tapi kewajiban sebagai sesama muslim menyebabkan mereka (perempuan) dengan sukarela memandikan, menyucikan, mengafani juga mereka (laki-laki) menyolati dan menguburkan jenasahnya. Ada sedikit catatan, ternyata diantara mereka yang memandikan jenasah ada yang masih belajar. Jadi sambil memandikan sang senior juga mengajarkan. Saya sangat terharu dengan orang-orang yang dengan sukarela mau belajar fardhu kifayah seperti ini. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya.  
Semoga Vivi mendapat tempat yang layak disisiNya, diampunkan segala dosanaya, diterangi kuburnya dan kel yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. Amin Ya Robbal Alamin.
Setelah melayat, kita memutuskan untuk menengok si sulung di Malang, inilah suasananya.


Jalan menuju ke malang lancar jaya, tapi balik dari malang ke surabaya meski sudah disiasati malam hari tetap saja terjebak maceeettt....Berangkat dari malang jam:19.00 nyampe dirumah jam: 22.00 (biasanya malang-surabaya hanya sekitar 1,5 jam saja). Tahun lalu, tg:01/01/13, kita juga pernah terjebak macet parah di pandaan, berangkat jam: 18.00 dari pandaan nyampe di surabaya jam: 01.00 )
Itu sebabnya pemirsaaa.... paket tahun baruVilla dleyla dibuat tiga malam(checkout tg:02) supaya begitu keluar gak pake macet, langsung otw home sweet home...:)
Okey, sampai ketemu di tahun baru berikutnya, Insyaallah kita diberi anugrah umur panjang dan kesehatan. Amiin Ya Robbal Alamin.