08 January 2014

Review: Wanita karier Vs Ibu RT

Rumput tetangga selalu nampak lebih hijau. Ini adalah ungkapan yang paling pas untuk menggambarkan kecemburuan diantara wanita karier dan ibu RumahTangga. 
Ibu Rumah Tangga (RT)
Berbicara tentang ibu RT, sekarang ini harus diperjelas, ada yang pure ibu RT (sepertinya sekarang ini yang pure-pure begini malah langka) ada juga yang ibu RT ++ (eit... jangan berprasangka dulu) Ibu RT ++ maksudnya ibu RT yang bekerja tapi dari rumah, misal:punya bisnis online, jual kue/masakan, punya usaha jahitan baju, usaha kos2an dll. Awalnya uang suami juga sih yang dikelola terpisah, terus setelah berkembang jadi uang pribadi...;)

Ibu RT yang pure biasanya terbentuk karena kesibukan mengurus anak yang masih kecil-kecil. Seiring meningkatnya usia anak (yang berarti meningkat juga pembiayaan dalam RT) biasanya ibu mencari berbagai aktivitas terutama untuk pengembangan diri, sukur-sukur dapat menghasilkan income. Ntar kalau terus-terusan jadi pure ibu RT malah bisa terjadi kebocoran income :).Nah darisinilah status pure ibu RT berevolusi menjadi ibu RT ++.
Kenapa sih harus jadi ibu RT ++ ?
Karena uangmu adalah uangku dan uangku bukan uangmu...!!!
Hehehe...bener-gak sih ungkapan ini?
Pasti yang nemuin ide ini para istri soalnya bagi suami merugikan banget...:)
Alasan yang paling tepat mungkin bisa dijabarkan dengan ungkapan yang lebih halus: uangmu adalah uangku dan uangku adalah milikku...hahaha...sama aja ya artinya.
Jawaban yang mungkin betul adalah: karena implementasi dari rasa bersalah. Lho koq bisa...? 
Bisa aja...Kalau pakai uang suami khan ada "RULE"nya, al: harus bijaksana, harus bisa dipertanggung-jawabkan, gak boleh berlebih-lebihan de-el-el. Kalau pakai uang sendiri khan "NO RULE"  alias suka-suka saja.
Dipake untuk apa saja sih "Uangku"itu?
Sebagian besar dipake untuk kategori rupa-rupa atau suka-suka, seperti: 
1. Membantu keluarga.
Sebenarnya membantu keluarga bisa masuk dalam agenda pengeluaran tak terduga tapi bila kita akan memberikan lebih banyak atau ke lebih banyak orang yang dibantu, rasanya gak tega aja kalau masuk kolom pengeluaran tak terduga yang sudah ditetapkan persentasenya.
2. Memberi hadiah orangtua.
Ternyata orangtua kalau diberi hadiah anaknya seneng banget lho. Meski tabungan mama jauh lebih besar tapi kalau pas aku  kasih hadiah, terlihat gimana gitu. Begitu juga ayah, kalau diajak jalan-jalan bareng, nginep di hotel, makan bersama di resto favourite, terlihat senengggg banget. Nah bersyukur khan kalau bisa menyenangkan orangtua tanpa rasa bersalah ngabisin duit suami.
3.  Mensupport Anak
Kalau sudah emak-emak begini :) alias punya anak yang sudah gedhe or sudah kuliah apalagi tinggalnya ngekos diluar kota...Ehm...rasanya seperti punya petugas pajak personal... lol. Bagaimana tidak, kalau anak bbm pagi-pagi dengan cerita yang menggebu-gebu diakhiri dengan kata-kata "Pengggennn banget Ma..." atau malam sebelum tidur menelpon dengan suara sedikit serak-serak kering terus terjadilah dialog seperti ini: 
Sirin: "Mama kapan datang...? 
Aku : "Masih belum tahu, mungkin lusa, kenapa Nak...?"
Sirin: "Tenggorakannya Sirin sakit (dilain waktu maagnya Sirin kambuh atau koq Sirin diare ya habis makan pecel dll) 
Aduhhhh...rasanya pengin terbang saat itu juga ke Malang tapi karena sesuatu hal, akal sehat melarang maka percakapan ini diakhiri dengan transfer sejumlah uang untuk perbaikan gizi anak atau katarsis emosi negatip emaknya...(tepok jidat). 
Rayuan pulau kelapa seperti ini kalau sama ayahnya gak mempan karena dia sudah kebal. Tapi kalau ibunya meski sudah divaksin kultum berkali-kali oleh suami soal kedisiplinan mendidik anak dalam mengelola keuangan, tetap aj gak tega. Itulah beda ibu dan ayah. Itu sebabnya anak harus hormat sama ibunya tigakali dibanding sama ayahnya...:).
Note: Ternyata teman-teman sering mengalami hal yang sama tuh, jadilah kita curhat bareng tentang petugas pajak personal yang ngangeni ini...lol
 4. Shopping Til U drop...
Hehehe  gak segitu ya sih, namanya juga penghasilan tambahan gak besar-besar amat tapi kita bisa belanja apa yang kita idamkan. Daripada terjadi insomnia atau obsessive ya mending deh dibeli aja, paling tidak bisa mengurangi kinerja otak agar tidak terjadi dimensia dini.
5. Tabungan/Investasi
Bisa berupa apa saja, temenku suka membeli emas dalam bentuk perhiasan, atau emas antam dengan nominal 5 gr atau 10 gr, ada yang ikut trading emas, ada juga yang cuman ditaruh dideposito tau tabungan saja. Kalau trading gak deh karena sifatnya yang spekulatif, prefer menyimpan uang dalam bentuk emas (kepingan 5 gr atau 10 gr gpp nilainya kecil yang penting rutin, sukur-sukur kalau bisa beli yg 25 gr).  Kalau tabungan mah cuman lewat doang (numpang transfer..:). Bener lho penting punya simpanan emas karena sifatnya yang liquid seperti cash money. Kalau pas ada yang sakitt or ada keperluan mendadak n kita pas gak punya cash money cukup, jual deh kepingan emasnya ke PT antam atau bank (tergantung belinya  dimana). Mudah-mudahan sih gak sampe jual-jual emas karena invest emas sifatnya jangka panjang bukan jangka pendek, ntar rugi apalagi kalau belinya pas tinggi, jualnya harga lagi turun. Paling tidak emas disimpan dalam kurun waktu minimal dua tahun. 
Wanita Karier  
Ada apa dengan Wanita Karier...?
Wow....senengnya lihat wanita karier....(ngiri.com)
 Keren....
Semua ibu RT pasti pernah ngiri sama wanita karier. Penampilan modis dengan baju dibalut blazer, dandanan yang naked look but shine, parfum semerbak (yang jelas baunya bukan kayak minyak si yongyong), sepatu pantofel mengkilap...Dan yang paling bikin iri, they always look cool even in the morning, which mommy can not get away from pajamas and aprons.  Keren abis pokoknya !!!
Benarkah begitu...?
Apa yang ada dibenak wanita karier ketika melihat ibu RT..?
Aku sih seumur-umur belum pernah kerja kantoran, belum pernah jadi pure wanita karier tapi kalau dupe-dupean ma pernah sewaktu masih aktif di networking. Tambahan lagi temen-temenku banyak yang berkarier jadi ya ada sedikit bahan untuk dicompare.
Jangan dikira mereka tidak pernah ngiri sama ibu RT. Ungkapan yang paling sering keceplos adalah: Ibu RT tuh enak banget bisa seharian ma anak, gak ada deadline, gak ada sp, gak ada boss, bisa libur kapan saja gak ribet ma cuti, bisa belanja ke pasar (kadang-kadang rutinitas seperti ini yang menurut ibu RT bikin boring tapi bagi mereka bisa merupakan suatu kebahagian) de-el-el. Ungkapan rumput tetangga lebih hijau juga berlaku pada wanita karier.
Hm...kata siapa wanita karier gak ngiri ma ibu RT...? Apalagi kalau anak sakit, kegalauan mereka jadi double karena tetap harus ke kantor sementara pikiran terus ke anak di rumah. 
Jadi mana yang lebih baik, a career woman or a housewife ++?
Tidak ada yang lebih baik sih, semua ada positip-negatipnya tergantung nilai-nilai yang ada dalam keluarga tersebut. Tapi aku punya contoh menarik. Ada sahabatku yang berkarier di bank asing dengan kedudukan yang sangat bagus (aduh apa ya koq lupa, setara ma vice-vice gitu). Setelah 15 tahun berkarier, tiba-tiba dia memutuskan untuk pensiun dini. Ketika kutanya alasannya kenapa? Dia bilang sudah cukup, sekarang waktunya untuk lebih memperhatikan keluarga. Aku masih gak yakin dengan keputusannya itu karena sahabatku ini mulai dari awal menikah gak pernah berstatus ibu RT. Nah sekarang apa bisa? Ntar pasti nyesel, gitu pikirku. Eit...setelah beberapa waktu kutanya lagi gimana gak pengin balik kerja di bank? Jawabannya cukup arif: "Aku gak pernah nyesel sih sudah berkarier bertahun-tahun karena apa yang kudapat sekarang ini adalah juga hasil kerjaku tapi  sekarang seneng banget  bisa deket ma keluarga...bahagia rasanya bisa pergi nemenin ibu kemana saja, bisa nganter anak, de-el-el deh" 
Memang temenku itu gak jadi ibu RT pure, sekarang dia punya bisnis yang dikelolanya sendiri, alias bertransformasi jadi ibu RT ++...:)  
Sebuah catatan: Keluarga yang terbentuk dari awal kedua orangtuanya berkarier akan punya atmosphere rumah yang berbeda dengan keluarga yang hanya ayah yang berkarier. Perbedaan ini tampak jelas dari cara mendidik anak dan perilaku anak yang terbentuk. 
Contoh salah-satunya dari perilaku permintaan. Hm...Anak-anak ternyata sangat "jeli" melihat hal ini. Kalau lagi ingin sesuatu yang "berharga" pasti mereka menunggu ayahnya untuk mengawal. Ini contoh yang menguntungkan, lumayan khan dipandang sebelah mata karena gak punya kantor, gak pake seragam, gak ada jam kerja, masih menuliskan status ibu RT di raport de-el-el (bicara tentang status, anak-anak sering nanya bingung, "Ini di kolom status diisi apa Ma" Aku jadi senyum-senyum sendiri, gpp deh ditulis ibu RT jadi gak kena pajak progresif....:) Bicara soal pajak, eit...tunggu dulu, ada yang harus diumumin ibu RT++ juga harus mengeluarkan zakat sendiri ya, gak boleh tuh kalau berzakat nunut suami, kalau shopping nunut suami boleh, gak ada larangan malah dianjurkan...:)
Okey pemirsa ini catatan kecil yang terjadi di keluargaku. Bagaimana dengan keluarga anda...? Ayo share disini.
Salam hangat...muachhh...

5 comments:

  1. Setuju! Wanita karir atau Ibu Rumah tangga semua ada plus minusnya hehe :D

    ReplyDelete
  2. Sip deh... dikasih komen ma wanita karier or calon ibu RT ++ hehehe...btw: thanks dear sister udah mampir...:)

    ReplyDelete
  3. Sama enaknya n sama gak enaknya juga... Hmmm gmna qt mnjalaninya ajah sis

    ReplyDelete
  4. iya sis...setuju sekali semua ada plus-minusnya tergantung bagaimana cara kita menyikapinya. Thanks ya :)

    ReplyDelete
  5. Anonymous20/8/14 14:40

    hmm...setuju...lagi pula udah kodratnya wanita menjadi ibu rumah tangga,, apa lagi jika penghasilan suami sudah mencukupi,,

    ReplyDelete