03 January 2016

Jalan-Jalan Akhir tahun ke Bandung (26-29 desember 2015)

Seperti biasa, acara berlibur keluarga direncanakan dengan persiapan mengambang tentang tujuan, lama berlibur dan kapan keberangkatannya. 
Ada tiga area tujuan berlibur akhir tahun, yang pertama rute bermobil Sby-Solo-Jogya, rute kedua, rute sejuta umat: terbang ke Bali dan rute ketiga: terbang ke Bandung. Fokus yang pertama adalah mencari hotel baru kemudian mencari tiket penerbangan.Ternyata setelah dihitung-hitung rute termahal adalah Yogya (hotel-hotel naik dua kali lipat). Rute ke Bali, hotel yang recomendnya bagus, fullbooked (kepedean lagi, pilih Bali H-1). Alhasil setelah dibanding-bandingkan dan ditimbang-timbang, keluarlah destinasi pilihan: Bandung (aslinya ini adalah hasil kolaborasi anak-anak, kalau ibunya sih sebenarnya pengin banget ke Yogya, kebayang daya tarik pasar Bringharjo dengan kain tenunnya ;) Kalau si ayah, hamba allah yang satu ini, masyaallah tabarakallah, terserah deh mau kemana aja ngikut, tipe bapak-bapak yang gak mau repot :)
Kali ini yang kebagian tugas melakukan perhitungan dan pengamatan review hotel, sewa mobil, pembelian tiket dll adalah Sirin, putri pertama. Anak kedua, Rana bertugas packing. Sementara ayah-ibunya sibuk dengan urusan yang lain-lain. Ya paling tidak ngasih pembelajaran pada anak untuk mengarrange sebuah perjalanan (baca: dalih ;) Alasan sebenarnya sih, si ibu males ngadepin komputer ngeliat angka-angka yang tidak bersahabat.  
Kedatangan, hallo Bandung...
Kita berangkat berlima include mama, tg :26 des, jam: 11.25 pakai penerbangan Garuda. Lumayan bedanya dengan tiket airline yang lain tapi si ayah tetap memilih Garuda karena katanya mengurangi satu kekhawatiran. Katanya juga,  ajal memang tidak bisa dimajukan atau dimundurkan tapi serangan jantung bisa dipercepat dengan atraksi uji nyali atau bisa mendadak hipertensi akibat delay dengan alasan operasional, tehnis dll. Iya bener, sewaktu pulangnya pakai maskapai lain yang langganan ma sidelay itu. Ampuuun..! Apadaya sidelay, pilihan waktunya lebih beragam :( 

Awal kedatangan, kita hanya mengitari seputar hotel. Oh ya, kita nginap di Park View hotel, di jl: Sukajadi. Letaknya strategis banget, mau ke Paris Van Java hanya 5 menit jalan kaki, depan hotel ada Vinoti yang lagi sale, bikin betah :) 
Sementara anak-anak dan mama memilih rehat sejenak di hotel. Kita berdua go show ke Heritage and Secret. Bukan mau belanja baju tapi menyelesaikan kewajiban awal membeli oleh-oleh. Setelah selesai, barulah aku melihat list, ada Old and New, ada HGL di ciliwung (hasil ngintip obrolan di forum female daily), Garasi Opa dll ;). malam itu yang kesampaian hanya Old and new, garasi opa sudah bersusah-susah kesana e...tutup. Hari pertama ditutup dengan makan malam di PVJ. Sebenarnya sudah berkali-kali pengalaman agak kesulitan cari makan di PVJ, biasalah si ayah mensyaratkan harus ada sertifikat halal MUI (padahal gak ada sertifikatnya bukan berarti gak halal khan ): Akhirnya...Alhamdulillah nemu juga...:)
Park View hotel
Kamar mungil nan cantik
 
Kita review hotelnya dulu yuk:
Letaknya: strategis, ditengah kota dan hanya jalan kaki aja ke PVJ. secara keseluruhan dekorasinya bergaya klasik (ini yang jadi pertimbangan si putri sulung karena katanya, mama suka yang klasik-klasik hemmm:). Hotelnya masuk kategori baru, bisa dilihat dari interior di kamar maupun di lorong yang masih mulus. fasilitas kamar: banyak colokan (jadi gampang mau ngecas hp dll), tidak ada kulkas (hanya ada cooler) luas kamar, sedikit sempit, kurang leluasa menempatkan koper-koper besar. Juga kamar mandinya, sempit tapi pengaturan showernya sudah sesuai harapan ( ada shower tempel ada shower gerak) Kebersihan: sesuai standart hotel. Breakfast: masakannya lumayan enak tapi variannya sangat minimalis bangettt dan mihiiil. Kelebihan satu orang dikenai charge rp: 150 rb. Hmm... dan hanya ada satu lauknya (fish not available :( Kalau ada daging, gak ada ikan atau ayam. Kalau ada ayam, gak ada daging atau ikan. Kalau dibandingin ma hotel-hotel bintang empat yang lain, tentang breakfastnya lebih mirip hotel bintang tiga. Secara keseluruhan, not badlah, lumayan terutama dengan letak, dekor yang cantik dan kebersihannya.
Hari kedua, tujuan: Lembang
           Tangkuban Perahu

Excotic View of Tangkuban Perahu
  Pusat Kuliner: Floating Market


                           Disempet-sempetin foto postwed ;)


Di Lembang sebenarnya ada beberapa piliha wisata karena keterbatasan waktu kita hanya memilih Tangkuban Perahu dan Floating Market. Insyaallah kalau datang ke Bandung lagi berame-rame kita juga akan mengunjungi Kawah Putih, Ciater dll.
Dalam perjalanan antara Tangkuban Perahu dan Floating Market kita mampir di RM Natural. Wah...pilihan yang tepat, recomended deh, menunya enak-enak terutama: otak-otak ikannya, siip.
Hari Ketiga: Trans Studio, Pasar Cikapundung, Pasar Baru dan Rumah Mode      
Setelah mengantar anak-anak berkelana di Trans Studio (anak-anak aja yang masuk, kita cuman pose-pose doang di TS dan ngemall bentar ;) kita siap dengan agenda shopping ibu-ibu, serbu pasaaarrr...!

Tanya sana-sini, akhirnya nyampailah kita ke pasar Cikapundung di lantai tiga. Tengok kanan dan kiri oh...koq banyak toko tutup, pikiran awal nih toko-toko pada bangkrut, kenapa ya ?! Ternyata....memang masih tutup! Bukanya jam: 15.00. Oh..gleg, dah terlanjur, aq puterin aja lorong-lorongnya cari toko yang buka. Rizki memang datang pada siapa saja yang berusaha lebih keras. Diketerbatasan toko yang buka, aku sempat dapet barang idaman. 
I loveeeee Cikapundung, I love Bandung banget !!!
Bayangin (penting gak ya), aku bisa mendapatkan beberapa jam bagus di pasar ini dengan harga murrrraaaah tanpa perlu tawar-menawar keras. Di Jakarta, Surabaya dan Bali kalau ketempat barang-barang antik, kudu tawar-menawar yang bikin kesel, pegel and keki apalagi tipe-tipe kayak aku, suka barang murah, gak mau mahal tapi gak bisa nawar (gleg..!) 
Nih beberapa jam yang aku dapetin dari Cikapundung (harga berkisar antara: rp 150 rb - rp 300an)
Cantik khan menghias ruang tamu.

Kalau yang bergaya vintage ini dapet di Vinoti lagi sale, jadi rp:180 rban.
Kalau gak keburu waktu, rasanya pengin gelar tikar, lesehan sambil nunggu toko-toko yang lain buka di Cikapundung (hhh...). Akhirnya kita meluncur ke pasar baru. Pasar baru ini seperti ITC jakarta atau pasar atum kalau di Surabaya. Seneng sih tapi gak berminat belanja baju, hanya nganter mama cari seprei dan oleh-oleh celana jeans. Ternyata kain seprei gak ada disini, adanya di sepanjang jalan Alkateri, maka meluncurlah kita kesana. Setelah puas memilih-milih seprei, kita jemput anak-anak di Ts dan meluncurlah kita ke Rumah Mode. Ini Fo yang recomended banget, all in one deh jadi gak perlu pusing-pusing bikin pusing kepala.
Hari keempat: Rumah Mode dan makan di bumbu desa
Biasanya kita keluar hotel antara jam: 08.00 atau jam: 09.00, hari ini kita keluar hotel jam: 11.00 karena penerbangan masih jam: 16.00. Si bungsu, Rana minta balik ke Rumah Mode karena terbayang-bayang sweater yang gak sempat dicoba. Hari terakhir, kita gak sewa mobil (perhari rp: 500 rb not include bbm and uang makan dll). Lumayan bisa ngirit, lagian pakenya juga hanya beberapa jam saja. Setelah dapet sweater idaman, kita balik lagi ke hotel untuk shalat dan siap-siap menuju bandara jam: 13.00. Eit...gak nyampe sejam sudah mau nyampe, terpaksa kita minta taxinya putar balik. Ngapaian ya bengong di bandara lama-lama, mending cari makan siangnya di luar bandara aja. Maka mampirlah kita ke bumbu desa. Lumayan untuk perut yang lapar dan tempat nyantai sejenak.

 ------------------------
Berkunjung ke Bandung tanpa keluar-masuk factory outlet dan ngantri dibatagor Kingsley atau Kartika Sari itu berasa banget longgarnya. Baru nyadar, Bandung itu seperti Bali. Sesering apapun kita kesana gak akan pernah bosan. Selalu ada yang baru untuk di explore.                 
TIP berlibur ke Bandung:
- Sebaiknya sewa mobil kalau akan menginap beberapa hari, pengalaman selama ke Bandung selalu kesulitan cari taxi.
- Cari hotel yang ada pangkalan taxinya, mengingat sering sulit taxi di Bandung.
- Kalau berniat wisata ke Lembang, sebaiknya sih menginapnya di daerah Lembang. Kalau dilaju dari Bandung, ngabisin waktu, paling cuman bisa nyampe dua destinasi.
- Bagi yang berbusana muslim, Bandung adalah surga shooping. Berburu kain di Pasar Baru, nikmatnya gak kalah dengan belanja di FO. Atau masuk ke mall2nya, di hallnya pasti ada beberapa outlet busana muslim rancangan para hijabers.  
- Coba deh ke Bandung tanpa harus keluar-masuk all FO di sepanjang jalan Riau and Dago, pasti berasa longgar waktunya dan bisa melihat Bandung dari sisi yang lain.  
Selamat berlibur di Bandung and see you :)                                       Update: 16/01/16 back to Bandung again.Yeay...     
Kali ini kita (berdua saja) nginapnya di hotel Amarossa karena si bapak ada acara disana. Kita review dulu yuk hotelnya.
Amarossa hotel: sama seperti Park View Hotel (****). Letaknya: di jalan Aceh, hanya 10 menit dari deretan FO di jalan Riau ((argo taxi menunjukkan rp: 12.000). Bisa dibilang strategis, ditengah kota tergantung tujuan ke Bandungnya mau kemana karena kalau dari hotel menuju TS atau Rumah Mode, lumayan jauh n maceeett. Dekorasi hatel: ada catatan sedikit, meski mengesankan bergaya klasik dengan ditandai banyaknya hiasan lampu-lampu kristal tapi sebenarnya interior kamar bergaya minimalis. tak ada kulkas, hanya ada cooler.Yang bikin kening berkerut di hotel ini, interiornya didesain hitam dan abu2, kesannya gelap. Penerangan di kamar juga kurang sampe gak pede dandan karena khawatir terlalu menor atau terlalu pucat. Kamar: luasnya cukup (lebih besar dari park view hotel/PVH), penerangan kurang, bantal lebih nyaman PVH, kamar mandi luas dan nyaman. Kebersihan: sesuai standart. Breakfast: lebih variatif dibanding PVH. Secara keseluruhan, cukup terutama untuk yang berencana tour de FO di Bandung.                                                        breakfast indoor
                                  breakfast outdoor