17 November 2016

Me & Ma

Here We are...

Hampir semua anak perempuan senang bila dikatakan mirip dengan ibunya, begitu juga denganku. Meski sebenarnya kita gak mirip-mirip banget. 
Nih beberapa ulasannya:

Fakta: mama itu amat suka sekali masak dan pinter banget
Aku :suka masak dan lumayanlah hasilnya :)
Fakta: mama itu kalau kedatangan tamu, selalunya tamu dikasih makan. Ini karena keahliannya memasak. Bisa masak dalam waktu lima belas menit, sudah ready beberapa menu.
Aku: kalau kedatangan tamu, malah gak pengin masak, penginnya nyantai dan si tamu diajak ngobrol melulu. Pas saat makan, maunya praktis, beli makanan dari luar (karena itu untuk pembuktian pandai memasak susah, gak ada saksi ahli :) 
Fakta: mama itu pandai berbisnis, apa saja bisa disulap jadi uang.
Aku: suka berbisnis tapi gak pandai menyulap uang :)
Fakta: mama itu selalu langsing karena sudah pembawaannya.
Aku: langsing kalau lagi diet aj, kalau gak ya melar :(
Fakta: mama itu suka belanja pecah-belah dan menumpuk barang
Aku: suka belanja pernak-pernik dan menumpuk barang, akur :)
Fakta: mama itu amat sangat takut ke dokter (gampang panik/cemas)
Aku: dulu gak takut ke dokter, sejak usia 40 th keatas begini jadi agak takut ke dokter apalagi kalau urusan mamografi dan usg endo 
(terbukti khan kecemasan itu menurun) 
Fakta: mama itu pecinta kopi (very addicted). Pernah nyoba gak minum kopi dua hari langsung kolaps, sampe diinfus segala.
Aku: kalau lagi pengin aja minumnya, itupun secangkir gak habis. Sisanya dimasukin kulkas, besok pagi dipanasin, diminum lagi. Hehe...segitu hematnya ;)
Fakta: mama itu kalau denger anaknya sakit panik, padahal hanya bilang sakit perut.
Aku: samaaaa...setali tiga uang. Kalau anak sakit, rasanya kepala beku, gak bisa mikir. Was-was, khawatir berlebihan. Untung si bapak orangnya tenang and cekatan. Jadi tentang perawatan anak sakit, sudah langsung diserahterimakan.
 
Ada cerita lucu berkaitan dengan turunan was-was ini. Seorang kepanakan (cowok: klas 7) lagi sakit perut. Dia telp ibunya (sekolah di luar kota) dan bilang perutnya sebah dan perih. Si ibu menyuruh minum obat maag. Lima menit kemudian si anak sudah telpon ibunya lagi dan bilang, 
"Ma, kalau aku baca kontraindikasinya, obat ini bahaya lho Ma. Nanti aku bisa meninggal kalau kebanyakan minumnya..."

Hhh....penyakit keturunan...:) Lha iya jangan diminum sebotol tho...Kalau minum sesendok aja masak meninggal?  
 





 Suka sekali difoto :)


Begitulah setiap anak cewek senang bila diasosiasikan dengan ibunya. Setiap hari kita bertiga cewek, menelpon mama sehari 3-4 kali (maklum ibu RT, gak sibuk-sibuk amat. Dari mulai anak masih bayi sampai setua ini) kecuali adik no:dua yang supersibuk (drg. Rima fachir Thalib SpKG, nelponnya seminggu sekali, disesuaikan jadwal liburan ;).   

See you in the next post...

10 November 2016

Tantangan & Urusan domestik..

Hari ini ada yang tertawa, ada yang menangis badai, ada yang terharu. Mungkin Donald Trump lagi senang-senangnya sampai tidurnya pules. Hillary Clinton lagi sedih-sedihnya, pupus harapan menjadi presiden perempuan pertama di Amerika. Sementara  warga dunia lagi bingung-bingungnya, menunggu what' next. Yang jelas, sampai hari ini aku masih tertantang dengan urusan domestik yang susul-menyusul jadi gak sempet mikirin bagaimana prosesnya sampai Amerika punya presiden baru bernama uncle Donald.
Duh, ngapain mikir dunia lain kalau dirumah masih banyak yang harus dipikirkan?
Apa saja sih yang dipikirkan para ibu?
Mungkin list ini dimiliki ibu-ibu yang lain: suami,anak, dan pembantu atau asisten RT (sopir). Kalau suami dan anak masih aman, urusan domestik yang satu lagi, benar-benar bikin tepok jidat n geleng-geleng kepala (barangkali ini juga yang dilakukan para imigran di amerika sekarang. Ternyata masih gak habis pikir juga sama dunia lain  :)
Ditulisan terdahulu, pernah kutulis tentang pembantuku yang punya masa kerja tigabelas tahun, seusia Rana, anak bungsu. Setelah melahirkan anak kedua (hamil sampai melahirkan seminggu masih dirumah) barulah dia hijrah kembali ke desa. Suaminya aja yang masih ikut tapi seiring dengan waktu, ternyata dia juga tidak betah terpisah dari anak-istri, akhirnya ikut drop-out. 
Dalam enam bulan sesudahnya, rumah mirip penampungan, pembantu baru datang keluar-masuk. Ada yang hanya bertahan sebulan, ada juga yang hanya bertahan sehari. Katanya takut tidur sendirian. Duh...
Yang bertahan sebulan, keluar dengan alasan kangen anak. Ada yang keluar karena suami berubah pikiran, melarangnya kerja. Ada lagi sudah ditraining sama mama, dapet label bagus untuk urusan bersih-bersih, untuk masakan masih gak dapet status. Lha koq pas mama lagi repot, ada ngundang penganten baru makan siang dirumah, si bibik ini salah masukin masakan gule kedalam soup kikil. Mama yang ngeliat hasil jerih payahnya, subuh-subuh ke pasar, milih-milih daging, masak sendiri berjam-jam sepertinya jadi sia-sia, langsung marah besar. Bukannya minta maaf, sibibik langsung ngacir hari itu juga.  Speachless... 
Berbagai usaha sudah aku upayakan untuk menahan laju endap keluar-masuk pembantu. Masalah gaji, sudah sesuai permintaan, aku atur lagi rumah supaya mereka nonton tvnya enak, jam istirahat diberlakukan sampai ke iming-iming kasih bonus baju pesta. Ceritanya: pembantuku namanya halimah, berniat pulang karena diminta suaminya berhenti kerja. Sehari sebelumnya dia bertengkar antar pembantu dan berakhir dengan anti klimaks, pembantu seterunya pulang. Lha koq dia besoknya juga mau pulang dengan alasan seperti tersebut diatas. Padahal aku sudah terlanjur cinta, kerjanya cepat dan bersih. Gak bisa masak gpplah, aku sendiri yang masak (meski itu artinya gak bisa pergi kalau belum masak dulu). Tanpa pikir panjang, aku mengeluarkan koleksi gaun pesta yang sudah gak kepake karena kekecilan. Aku bilang kalau dia balik lagi, hari senin (pulangnya jumat) aku kasih gaun ini. Matanya terlihat terbelalak saking senangnya. Dia bilang, "Aku balik bu, jangan khawatir ". 
Ternyata satu lagi keahlian pembantu adalah: pinter ngapusi...Hiks...Senin dia gak balik :( Sebulan kemudian dia, minta balik, eit..tunggu dulu...aku masih keki berat apalagi dapat info dari sopir, si halimah ini sering keluar malam nemui seseorang, entah itu suaminya atau saudaranya. Pantes aja sering aku cari untuk bantu-bantu didapur, kalau pas mau bikin sesuatu tapi dipanggil-panggil, gak ada jawaban. Pikirku dia sudah tidur, meski jam masih menunjukkan jam 20.00. Ya mungkin capek, gpplah, aku buat sendiri (daripada ntar bikin alasan, suka dibangunin tengah malam ma majikannya :( Ohlala baru tahu, kalau ternyata saat itu dia lagi didepan menemuai sesorang yang misterius itu.
Banyaknya kejadian, turn-over pembantu menuntunku untuk introspeksi...introspeksi, mungkin ada yanga salah. Jadilah aku bikin forum curhat pembantu ma temen-temen. Ehm... ternyata mereka punya masalah yang sama (glek, setengah lega tidak seperti tertuduh penganiayaan atau majikan bengis atau majikan pelit setengahnya lagi masih ganjel, mikirin ribetnya)
Keluarnya pembantu sama dengan datangnya musibah, tidak terduga,  waktunya tidak tepat dan tidak bisa ditunda. Tidak segan-segan memakai alasan ada keluarga yang meninggal, dibilang ibunya meninggal atau neneknya (mungkin meninggalnya sudah lama, who knows). Pasnya lagi, istri sopirku juga mengajukan sms resign, bersamaan ditambah lagi dengan istri sopirnya suami mengajukan sms resign (dua-duanya menggunakan istri untuk sekilas infonya). Alamakk...koq kompak merepotkan. Kalau aku anggota partai pasti fokusnya, ada aktor yang menunggangi nih...
diberhentikan oleh istri (part 1)#capek deh
                 diberhentikan oleh istri (part 2)#terlalu sayang


Pak Yono, sopir kesayangan mengajukan resign yang kedua. Yang pertama dulu, istrinya bilang mau berdagang krupuk. Hanya sebulan merugi, kembalilah dia kehabitatnya semula menjadi sopir di daerah tetangga. Sebenarnya dia mengirim signal-signal akan kembali tapi tidak kugubris. Aq masih keki and kesel sama alasannya resign. Kalau kerupuknya sudah jalan, istrinya minta suaminya bantu-bantu karena kewalahan mendapat order, ya gpplah. Merubah nasih menjadi lebih baik. Ikut senang kalau berhasil. Ini enggak koq, baru berniat berdagang krupuk sudah mengajukan resign. Duh... 
Setelah dua tahun, dia mengirimkan lagi signal-signal ingin balik kerja. Pake janji manis segala, disini pelabuhan kerja yang terakhir. Ya..ya...ya, aku terima dengan lapang dada, sudah menguap rasa keselnya. Apalagi  dikompor-komporin sama adikku dan mama yang juga cintaaa ma pak Yono. Finally, resmilah pak Yono menghias rumah. 
Baru setahun kerja, gak ada banjir gak ada badai, sekarang mengajukan resign lagi dengan alasan mau bertani. Hadeww...
Masih mau lho, belum membuahkan hasil. Keki bin kesel banget, double marahnya sampe aku bilang, melarang dia sms-sms, nanya-nanya khabar, mampir-mampir kerumah dll (soalnya, aku gampang tergoda, kasihan...):
Lain pak Yono, lain si Mukidi, pak wahab. Sopir suami ini resign dengan alasan kesehatan. Istrinya juga yang melayangkan sms, pamit. Yalah gpp, dia kolap juga mengikuti ritme kerja suami yang lebih banyak kerja malam hari. Kujawab smsnya merelakan pak Wahab pergi sekalian menutup kemungkinan balik lagi (gak sopir gak pembantu, gampang sekali request minta balik...padahal sepeninggalnya, serasa naik rollercoster). Aslinya ada perasaan senang pak Wahab resign. Bagaimana tidak senang, yang menyebabkan mobil suami sampai kayak gerobak ya si Mukidi ini. Pokoknya dia cuman bisa nyetir tapi gak bisa ngerawat mobil, bahkan sampai yang paling remeh sekalipun seperti mencuci mobil. Gak tahu gimana caranya dia mencuci mobil, hasilnya cat mobil beret dan belang merata. Untung aja mobil sudah diasuransikan. Selama masih pak Wahab sopirnya, hopeless deh punya mobil cantik dan bersih.  
Koq masih dipertahankan sih?
Yang lebih tepat kita yang bertahan, karena gak tega aja. Sebenarnya dia juga banyak jasanya (keahliannya bisa bantu-bantu masak, bersih-bersih rumah, pasang pigura dll, pkknya nih supir keahliannya diluar menyetir dan urusan  mobil. Aneh bin ajaib... Cerita tentang pak Wahab, lucunya mirip-mirip si Mukidi itu (setelah resign baru bisa dianggap lucu, pada saat kejadian aduhhh...makan hati ):  Ntar deh kalau ada waktu, aku tulis dengan edisi khusus (update: istri pak wahab baru aja sms lagi, mohon pak Wahab bisa diterima kembali. Lho piye tho?
Ditinggal dua sopir plus pembantu lama, aku rada kolaps. Akupun curhat...Pas curhat itu aku dapet ide melihat rumah temenku yang disulap ala-ala cafe. Ketika kutanya, jawabannya sungguh sangat menginspirasiku melakukan hal yang sama. Katanya, dengan membuat list dan memakai alat-alat modern, hidup dibuat sepraktis dan sesimpel mungkin. Cucian masukin laundry, setrika pake setrika uap yang lebih praktis, masakan, langganan catering, disajikan dimeja dengan pemanas listrik yang selalu on. Sedia aneka frozen food di frezzer. Its simple. 
Do you think its enough? No.....Itu yang coba kubuktikan. Aku rombak dapur supaya nyaman, aman dan tentrem pas lagi masak. Gudang kubongkar, nemulah berbagai harta karun, alhamdulillah. Untung suka nyimpen barang jadi gak kesulitan memenuhi kriteria ini, alasan suka shopping ;)
Tapi...Lama-lama makan ala catering juga bosen, makanan frozen food juga sudah gak bisa ditelan saking dah kebas. Cucian dimasukin laundry, baliknya lama. Lalu gimana dong?
Tidak berputus asa, hunting lagi pembantu n sopir.Telp sana-sini persis kayak petugas marketing lagi masarin produk. Pernah tergoda nyari pembantu lewat internet tapi rasa khawatir mengalahkan keinginan. Pernah kepikiran, enaknya tinggal di apartement, praktis kayaknya tapi karena melihat harganya, nambah dikit bisa dapet rumah, mengurungkan niat. 
Kutebarlah sms ke mantan pembantu, mantan sopir, teman-teman di group Wa sampai buat iklan di radar Bojonegoro. Pertolongan itu datang. 
"Pada setiap kesulitan, pasti ada kemudahan" (surat Al-sharh ayat: 5-6). 
Dalam waktu dua hari, aku mendapatkan sopir (untukku) dan tiga pembantu. Berlebihan sih tapi bagaimana lagi. Aku dapet dua pembantu dari pembantuku yang lama. Dan adikku datang kerumah dengan membawa si bibik, hasil dari pencarian makelar kepercayaannya. Kasihan kalau mau dipulangkan. 
Pak Yono sebelum resign, aku tugaskan untuk mentraining sopir baru ketempat-tempat vital, seperti antar anak sekolah, ketempat les, supermarket, ambil laundry dan pasar.
Untuk pembantu, awalnya aku agak underestimate pada ketiganya terutama si bibik yang baru ketahuan tidak bisa baca tulis dan cuman bisa bahasa madura. Tetapi ternyata.... 
Bisa ngopi di pagi hari

 Bisa baca majalah juga
 Bisa sarapan dengan tenang
Note: Sebelumnya, aku harus turun tangan sendiri mulai memasak, menyiapkan, menghangatkan dan menghidangkan. Keki rasanya kalau sudah ribet masak, e...si mbak saat menghidangkan atau menghangatkan salah prosedur. Sekarang cuman masak saja, urusan goreng-menggoreng dan menyajikan sudah bisa didelegasikan.
Bahagia itu sederhana. 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
 (QS. Ar-Rahman: 55 )
Lemari rapiii
Note: Hanya pembantu si Timah saja (masa kerja 13 tahun)  yang bisa nyusun lemari rapi begini. Pembantu-pembantu sebelumnya (masa kerja 4 bulan) belum nyampe begini. Kalau mau rapi ya harus turun tangan sendiri. Kalau bersih-bersih kamar, juga sesuai protap, digeser-geser barang-barangnya supaya tidak ada debu yang tertinggal.
                          Bahu-membahu

Note: berinisiatif sendiri, membersihkan sudut rumah yang sulit dijangkau dengan vacum cleaner padahal belum dikasih tahu cara-caranya lho.
 Tiga dara :)
 Masyaallah tabarakallah. Jangan pulang ya...
Note: Masa kerja: 24 hari. Sibibik dengan ekspresi wajah datar.
Tantangan:
Mari kita lihat, bisakah trio ini bertahan untuk gajian yang pertama? Gaji part 2? Seberapa lamakah rasa senang punya pembantu pinter bisa bertahan? 
Sepertinya rasa senang punya pembantu pinter berbanding lurus dengan rasa khawatir  mereka pamit pulang.
Note: saat menulis ini masa kerja sudah 26 hari, pada hari ke 24 si bibik mengeliminasi diri dengan alasan: dapat khabar anaknya didesa sakit panas. 
- "Umur berapa bik?"
- "Duapuluh dua tahun..." 
Speachless... 
Sibibikpun sambil berderai air matanya pamit pulang. Yang bikin rada syok, dia mencium tangan dan memohon bisa balik lagi ...
Ya...ya...ya...Ini didokumentasikan lho bik, balik gak-ya? 
Bagaimana pemirsa, ditunggu ya hari-hari kedepan liputannya.
Tantangan untuk sopir: (masa kerja dua minggu)

Biasanya sopir masa expirednya lebih lama dibanding pembantu. Carinya juga lebih gampang, bisa lewat iklan atau referensi temen Sopirku, kerjanya baru terhitung dua minggu. So far sih baik-baik saja. Kelebihannya: Sopan, tidak terdeteksi sebagai kutu loncat dan yang penting paham tentang mesin mobil. Satu lagi, bisa bantu-bantu dirumah (aku memang mensyaratkan sopir harus multitasking, dengan kata lain tidak pilih-pilih kerjaan, kalau ada yang bisa dibantu, ya harus dibantu. Seperti bersih-bersih area halaman luar, betulin kran air bocor, buang sampah dll). 
Kekurangannya: dari pengamatan selama dua minggu, ada   yang mengganjal. Diantaranya: penampilan kudu dipermak supaya kelihatan lebih resmi, orangnya rada slebor/cuek. Yang kedua, merokok (gimana caranya melarang orang merokok, istri aja gak bisa apalagi hugo boss atau kebalik ya, bossnya aja gak bisa apalagi istri ;). Paling aku beri batasan-batasan saja supaya tidak merokok sewaktu bertugas dll. Diennya? ya...tampak lumayan tapi...Ya itu tadi penampilan luarnya tidak/kurang mendukung. Husnudzon saja, Inshaallah baik-baik seperti penampakannya.
Cerita tentang penampilan luar: ada mantan sopir kita yang sholatnya di masjid lima waktu. Begitu adzan, langsung ke masjid. Hp dioffkan. Biar badai sekalipun kalau waktunya sholat, ngilang selama kurang-lebih tigapuluh menit. Kalau pas bersamaan ada keperluan, rasanya pengin marah kenapa hpnya gak bisa dihubungi jadi ewuh pakewuh. Mau marah gimana wong kebaikan koq dilarang.  
Ternyata oh ternyata dibalik itu ada horornya. Nih sopir suka mengganggu para pembantu. Tahunya ya dari pembantu-pembantu yang drop out itu. Saat mereka telp mau balik, yang ditanyakan pak sopir masih ada gak. Kalau masih ada, mereka gak mau balik, kalau gak ada mereka mau balik. Kenapa ini?  
Setelah ditanya, mereka akhirnya mau cerita. Oh...gitu toh. Akupun bilang aman, sopirnya sudah drop out. Sayang seribu sayang, rencana pembantu balik selalu gak tepat, sama seperti saat mereka mau pulang. Dirumah sudah ada penunggu yang baru meski masih deg-degan juga karena gak tahu kapan expire datenya ;)
Dalam rangka menunggu tantangan mengetahui masa berlakunya SIM Kerja para pembantu, aku punya plan B. Salah-satu itemnya, memanggil balik siTimah. Dia sudah beberapa kali menawarkan diri hanya aku saja yang masih ngeles. 
Gimana ya? Sindrom pembantu lama adalah: kalau cocok berpasangan, sisenior membully yuniornya. Kalau tidak cocok, si senior memakan juniornya. Simalakama :(
Update: masa kerja 30 hari
Semalam habis ngasih gaji yang pertama, deg-degan juga sih khawatir terpaksa mendengarkan si mbak mau pamit pulang...(biasanya ada aja alasannya kalau habis terima gaji). Alhamdulillah berjalan lancar, bahkan gajinya minta dititipkan dan yang sebagian dikirim ke keluarga di desa. Lega ...(part:1)
 Update: masa kerja 37 hari (21/nov)
Lagi di jalan, ditelp si mbak, katanya dia ditelpon mertua mengabarkan suaminya sakit. Si exelent Husnah ijin pulang karena suaminya sakit panas ada di rumah sakit. 
Hua...hua rasanya gak pengin balik kerumah, bayangin ribetnya ditinggal si mb exelent. Langsung cek and ricek ke bu Sup, sipenjaga villa dleyla yang juga. Oh ya, tiga asisten dirumah termasuk dua penjaga villa dleyla di Batu juga saling kenal-mengenal karena mereka bertetangga di kampung. Ada plus minusnya punya asisten RT  bersangkut-paut begini.
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu...
Hasil cek and ricek, suami Husnah memang benar-benar sakit dan ada di Rs. Ditambah lagi si mb, tidak bawa baju dan uang gaji hanya diambil separuh, (lega, part 3) but...Kalau sampai masuk rumah sakit, bukankah butuh waktu agak lama berikut pemulihannya :(  Hanya tinggal siSumay alias Maya dirumah. Semoga keribetan ini cepat berlalu...
Update: masa kerja: 43 hari, tg23- Nov
Saat pulang Husna berjanji rabu sudah akan balik, sementara rabu pagi, aku terbang ke jakarta sampai sabtu malam. Selasa siang aku memastikan ke bu Sup (penjaga villa dleyla sekaligus makelar duo husna and Maya, bahwa Husna akan datang di hari rabu. Aku berangkat ke jakarta dengan perasaan berdebar-debar (karena di rumah cuman ada Maya aja dan si Maya gak bisa masak ): Untung ada mama yang dengan senang hati memasakkan menu-menu istimewa untuk cucunya, si bungsu Rana. Bersyukur banget masih punya orangtua. Nah rupanya si sopir ini melihat ada peluang untuk istrinya kerja menggantikan Husna (nih minusnya punya sopir satu kampung halaman dengan pembantu. Mau talking-talking everything about duo assistent di rumah by hp dengan mama kudu pake bahasa isyarat alias bahasa banjar campur-aduk).
Kembali ke soal sopir, dengan pedenya dia mengabarkan kalau istrinya bersedia menggantikan Husna. Ohlala...
Dengan pede pula aku infokan bahwa Husna bakal balik (padahal saat itu belum yakin).
Mendarat di Jakarta sampai sore n malam gak ada khabar. Huh...capek deh.
Barulah keesokan harinya khabar baik itu datang, si exelent Husna balik kamis pagi. Alhamdulillah... (lega part: 4). Ternyata...Para ipar yang mampir ke rumah mengabarkan bahwa Maya juga exelent sampai katanya mau diculik salah-satu. Hhh... Alhamdulillah :)
Setelah kenyang dengan pengalaman dibantai pembantu keluar-masuk, sepertinya terlalu dini untuk mengatakan mereka akan lama kerja dirumah. Bukan karena gak betah tapi...memang ada saja halangan bagi perempuan untuk bekerja atau berkarier diluar rumah (hukum agama juga menyebutkan beban mencari nafkah jatuh pada laki-laki meski terkadang kesempatan untuk perempuan lebih terbuka) Kalau bukan alasan suami, alasan anak sakit atau mertua atau orangtua yang sakit atau alasan mau dinikahkan, menyebabkan mereka harus quit untuk sementara atau seterusnya. Sampai sejauh mana kemesraan ini akan berlangsung? Wait and see...
TOBE continue