18 January 2015

Bahagia Itu Sederhana...

Peran menentukan kebahagian seseorang. Mengapa? 
Karena peran berkaitan dengan hak dan kewajiban. Seseorang yang berlaku sesuai perannya, berarti dia sudah menunaikan hak dan kewajibannya sebagai pribadi. Sementara bahagia itu artinya: suatu kondisi yang menyenangkan atau menentramkan. Kalau digabungkan dan diartikan secara bebas maka terbentuklah kalimat ini,  orang yang berhasil menjalankan perannya adalah orang yang berbahagia. Sesederhana itu. Pengertian bahagia menjadi complicated karena penafsiran hak dan kewajiban yang kabur. Ada yang menuntut hak tinggi tapi kewajiban yang dijalankan rendah. Begitu sebaliknya sehingga menimbulkan kekaburan peran.  Setuju? 

Anak-anak adalah contoh paling tepat dari statement, bahagia itu sederhana. 

Tulisan ini tidak khusus dibuat untuk membahas anak-anak dan permasalahannya but sebagai tanda simpati untuk berita terhangat minggu ini, Bripda Taufik. Membaca judul tentang seorang polisi yang hidup disebuah tempat yang tidak layak, sebenarnya tidak terlalu menyentuh (karena hidup tidak layak masih banyak bertebaran diseantero negeri ini) tapi ketika berita itu dihubungkan dengan bagaimana si bripda melakukannya sebagai pertanggung jawaban terhadap keluarganya, berita ini mengundang simpati. Terlebih saat bripda Taufik difoto dengan kedua adiknya yang masih kecil (duh terharu sekali...)
Bahagia itu sederhana
Tampak dalam foto, si bripda begitu sayang sama kedua adiknya yang beda usia terpaut jauh. Si bripda bukan saja menjalankan perannya sebagai anak tapi juga merangkap sebagai orangtua bagi kedua adiknya dan penanggung-jawab bagi keluarganya (terjadi kekaburan peran tapi koq kelihatan bahagia ya, makanya tuh statement diatas rada kacau, siapa yang sudah setuju duluan). 
Bahagia itu kedamaian hati. Bahagia lebih tepatnya ditentukan oleh usahanya sendiri. Berperan apa saja, seseorang bisa berbahagia asal dia mau bahagia (baca: bersyukur). Sesederhana itu? Ya bagi orang yang mau bersyukur, bagi yang susah bersyukur, semuanya tampak complicated.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim ayat 7)
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman “Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (QS. An Naml ayat 40)
Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278)
Bagaimana dengan si Bripda? 
Insyaallah dia menjadi contoh yang paling baik dari seseorang yang bersyukur.
Menurutku (bener-bener pendapat pribadi lho) kalau si Bripda berada ditangan yang tepat, berjalan dijalur lurus dan tetap rendah hati, dia akan tumbuh menjadi salah-satu orang yang cemerlang. Mengapa? Banyak orang yang sukses mempunyai kehidupan yang keras sebelumnya yang akan menempa kepribadiannya menjadi sosok yang tidak takut akan kesulitan atau kegagalan. Dan ini adalah salah-satu kunci sukses kehidupan. Kunci yang lain, meningkatkan ketakwaan.
Btw: tampak si Bripda sangat menyayangi kedua adiknya, apakah nanti kedua adiknya akan menyayanginya di saat si kakak sudah menua?  
Seharusnya begitu...!!!

No comments:

Post a Comment