31 March 2015

Sebuah catatan pagi...

Lama gak nulis bukan berarti kehabisan ide tapi justru terlalu banyak bahan mentah yang pengin dishare jadinya malah bingung mau nulis dengan tema apa (alibi lagi males nulis;) Ada banyak berita trending topic yang terjadi selama bulan maret. Ada berita duka mengenai Lee Kuan Yew sang legenda plus negarawan (kalau disini: siapa ya selain sosok Soekarno(merenung). Yani libels penyayi favorite tempo doeloe yang mengejutkan dengan berita kematiannya yang mendadak. Olga Syahputra, artis yang banyak penggemar tetapi meninggal dalam keterasingan orang-orang terdekatnya. Dan berita-berita politik yang "rame" didalam dan sepi di luar, maksudnya  rame berdebat sepi tindakan (whew #capek dehh)
Saat terindah untuk menulis adalah saat sesudah shalat subuh. Kalau disuruh milih antara olahraga atau didepan komputer, aku pilih yang kedua. Tetapi sering kali dalam kehidupan kita tidak bisa memilih apa yang disenangi melainkan melakukan apa yang harus dilakukan. Jadi pilihan bijak yang seharusnya dipilih adalah olahraga (investasi untuk kesehatan). Sesudah olahraga, menyiapkan sarapan untuk keluarga baru menulis sambil menyeruput secangkir kopi dan cokies non fat . Ai...Nikmatnya hari...! 
Masalah baru dan bisa muncul setelah kita mendengar khabar dari: tv, koran, internet, atau orangtua, saudara, teman de-el-el.
Bagi pebisnis berita pagi yang sangat dinantikan adalah: berapa kurs dollar hari ini? Bagi karyawan, berita yang dinantikan adalah instruksi dari atasan, bagi profesional berita yang dinantikan adalah: apresiasi terhadap hasil kerjanya, bagi ibu rumah tangga yang paling penting adalah: hiburan ;)
Acara debat tralala-lala, A, B, C, del-el yang menunjukkan betapa banyaknya manusia-manusia cerdas di negara ini (tapi anehnya koq gak ngaruh ya, sepertinya gak ada perubahan signifikan tuh terhadap kondisi negara tercinta, tanah air beta) juga berita elpiji naik, bbm naik, jelas bukan berita yang menghibur. Jadi makin males nonton acara tv, kecuali nonton pilem drama...;)
Pas saat arisan, seorang teman menceritakan betapa bagusnya drama-drama korea. Katanya beda dengan drama disini yang never ending, drama korea endingnya cepat, ujarnya setengah berpromosi. Teracuni omongan teman, aku mencoba nonton sebuah drama korea pas waktu senggang (nontonnya telat, sudah memasuki episode sepertiga akhir), judulnya Good daughter Hana.
Wah....Keren...!!! Sebagai ibu dengan dua anak perempuan, sama seperti dalam drama tersebut, aku sangat tersentuh sekali dan kebetulan, putri bungsu juga suka dengan tokoh utama Jang Hana (hm...sedap,  nih film bisa dipake sebagai pihak ketiga untuk pembelajaran sikap). Ternyata...Oh ternyata drama korea memang sangat menarik, selain Hana, ada lagi Tasty life,yang berkisah tentang seorang bapak dengan ketiga anak perempuannya yang mempunyai problem masing-masing, del-el. Apa bedanya dengan drama disini? Aslinya gak pernah nonton drama lokal sampe selesai paling cuman intip-intip aj jadi gak tahu bedanya. Yang menonjol dari drama korea adalah: sikap anak pada orangtuanya, sangat sopan dan patuh. Juga sikap menantu laki-laki pada ibu mertuanya sangat menyentuh (only my love) atau menantu perempuan pada bapak mertuanya sangat hormat kecuali sikap ibu mertua pada menantu perempuannya sangat tercela (goddess of marriage ). Dalam drama ini ditunjukkan bahwa laki-laki yang baik saja belum cukup dalam mengatasi perselisihan klasik antara mertua dan menantu. Yang dibutuhkan adalah laki-laki yang bijaksana.
Good daughter Hana
 Only my love
Namanya juga drama, masih banyak bagian yang menjual mimpi terutama tentang kisah cinta Cinderela. Meski begitu ada banyak bagian baik yang bisa diambil sebagai pembelajaran. Bahkan ada beberapa dialog yang bisa jadi sumber inspirasi bagi perempuan dalam memahami hak-haknya. Acungin jempol deh buat para pemaian n sutradaranya. 
Apa drama favourite anda?

No comments:

Post a Comment