Merenovasi rumah dapat menyebabkan perasaan tidak menentu, ada saat-saat yang mendebarkan, menyenangkan dan juga memusingkan terutama budget yang sering membengkak dari perkiraan. Satu lagi, fokus belanja jadi bergeser. Sogo serasa tidak menarik lagi Tapiiiii......AceHouseware atau toko bangunan alamak....rasanya pengin nginep disana, lol...
Melihat keramik serasa melihat berlian...hehe lebay...;)
Pengin begini penataan ruang tamunya...
Aduh...keren banget lampunya, pengiiiinnn...
Kalau sudah kelihatan lampu, mendadak terobsesi...
Dalam merenov rumah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terutama kemampuan tiga dimensi. gak salah nih, bukannya arsitek yang harus punya kemampuan tiga dimensi kita cuman ngikut aj? Kalau arsitek bukan saja punya kemampuan tiga dimensi, mungkin mereka juga bisa membaca gambar empat dimensi atau bahkan lima dimensi, mirip dokter kandungan gitu...:) kalau menurutku sih, kita juga harus punya kemampuan memahami gambar tiga dimensi. Aku sedari dulu nyadar kalau kemampuan tiga dimensiku sangat-amat terbatas sekali alias parah banget. Karenanya waktu awal kuliah, dengan sadar mengundurkan diri sewaktu diterima di jurusan tehnik sipil, langsung pindah haluan ke jurusan psikologi...(whew). Dalam hubungannya merenov rumah, kelemahanku ini dapat memperlambat waktu pengerjaan yang harus selalu croschek dulu.
Model depan rumah, mau minimalis, modern atau klasik?
pengin punya teras model begini
Pengin punya rumah ada gazebo...:)
Secara garis besar, ada beberapa rambu-rambu yang harus
diperhatikan dalam merenov rumah (renov disini artinya bisa menambah
ruangan baru atau meniadakan atau memperindah ruangan yang sudah ada),
diantaranya:
Yang pertama adalah masalah dana.
Agar dana yang dikeluarkan tidak mubazir, pilihkan arsitek (biasanya merangkap jadi kontraktor) yang sehati dengan anda. Sehati maksudnya: bisa dipercaya alias kredibilitas tidak meragukan (lebih bagus lagi hasil recomend temen), sabar, baik hati dan tidak sombong...:).Apalagi kalau klientnya setipe denganku, whew....arsiteknya kudu sabar dan ikhlas...lol. Dalam merenov rumah, seringkali dana yang sudah dialokasikan (tercantum dalam kontrak) mendadak kedodoran. why...? Karena: banyak hal diantaranya: lapar mata ketika shopping bahan bangunan, semula keramik diganti granit atau semula granit diganti marmer de-el-el. Untuk mensiasatinya: siapkan dana cadangan ekstra atau percayakan semua pada arsiteknya. Untuk itu, aku terkadang melihat "rumah contoh" kreasi si arsitek ditempat lain. Kalau bagus, lanjut (sesuai layout kontrak) kalau merasa kurang pas, terpaksa memanfaatkan dana cadangan ekstra...:(
Yang kedua adalah masalah ukuran (terutama yang lemah tiga dimensinya) termasuk: kamar mandi, kamar tidur, ruang tamu, ruang makan de-el-el...meski sudah digambarkan desainnya, aku masih saja kesulitan memperkirakan besaran ruangnya. Karenanya aku jadi sering mampir kerumah teman (kalau lagi renov rumah) atau mampir ke rumah sakit (kalau lagi renov klinik OTC, di bojonegoro), salon, atau rumah makan (kalau lagi renov villa dleyla di batu) sekedar survey besarnya ruang kamar mandi atau besarnya kamar tamunya sudah pas atau belum. Ribet ya? Iya betul...Arsiteknya aj sering bingung tujuh keliling...:)
Yang pertama adalah masalah dana.
Agar dana yang dikeluarkan tidak mubazir, pilihkan arsitek (biasanya merangkap jadi kontraktor) yang sehati dengan anda. Sehati maksudnya: bisa dipercaya alias kredibilitas tidak meragukan (lebih bagus lagi hasil recomend temen), sabar, baik hati dan tidak sombong...:).Apalagi kalau klientnya setipe denganku, whew....arsiteknya kudu sabar dan ikhlas...lol. Dalam merenov rumah, seringkali dana yang sudah dialokasikan (tercantum dalam kontrak) mendadak kedodoran. why...? Karena: banyak hal diantaranya: lapar mata ketika shopping bahan bangunan, semula keramik diganti granit atau semula granit diganti marmer de-el-el. Untuk mensiasatinya: siapkan dana cadangan ekstra atau percayakan semua pada arsiteknya. Untuk itu, aku terkadang melihat "rumah contoh" kreasi si arsitek ditempat lain. Kalau bagus, lanjut (sesuai layout kontrak) kalau merasa kurang pas, terpaksa memanfaatkan dana cadangan ekstra...:(
Yang kedua adalah masalah ukuran (terutama yang lemah tiga dimensinya) termasuk: kamar mandi, kamar tidur, ruang tamu, ruang makan de-el-el...meski sudah digambarkan desainnya, aku masih saja kesulitan memperkirakan besaran ruangnya. Karenanya aku jadi sering mampir kerumah teman (kalau lagi renov rumah) atau mampir ke rumah sakit (kalau lagi renov klinik OTC, di bojonegoro), salon, atau rumah makan (kalau lagi renov villa dleyla di batu) sekedar survey besarnya ruang kamar mandi atau besarnya kamar tamunya sudah pas atau belum. Ribet ya? Iya betul...Arsiteknya aj sering bingung tujuh keliling...:)
Yang ketiga adalah masalah fungsi setiap ruangan.
Bila ditanya pilih mana fungsi atau estetika sebuah ruangan, jawabannya adalah: dua-duanya (hahaha ini sih namanya gak bisa milih). Penginnya dapet dua-duanya, disinilah tantangannya. Ukuran kamarnya kecil, tapi penginnya disetiap kamar ada kamar mandinya. Ntar sudah ada kamar mandinya penginnya kamar mandinya dibagi dua area, basah dan kering. Kalau gak bisa juga, disiasati ditambahkan wastafel kecil dikamar mandi, kalau gak bisa juga pasrah ma layout kontrak...Kalau terpaksa milih, aku lebih pilih estetika dibanding fungsi karena menurutku rumah tinggal itu harus homey. Untuk homey, penataan ruang harus selaras. Tidak bisa selaras kalau kita memaksakan ada kamar-mandi didalam kamar yang berbatasan dengan ruang tamu jika ruangan baru itu mengepras ruang tamu menjadi lebih kecil hingga terasa sumpek.
Yang keempat adalah: menselaraskan interior dan eksterior.
Keindahan rumah adalah perpaduan dari penataan interior dan eksteriornya. Dalam pemilihan interior, aku lebih memilih interior yang simple sehingga mudah dibersihkan. Karenanya sekuat mungkin, aku berusaha untuk tidak tergoda dengan furniture yang banyak detil ukiran. Begitu juga dengan pemilihan lampu. aku lebih memilih lampu klasik dibanding lampu yang penuh kristal. Seperti gambar yang diatas, aku harus manahan diri untuk tidak tergoda dengan lampu kristal tsb meski lampunya menggoda sekali. Sementara ini alhamdulillah berhasil...(syukur dananya bisa dialihkan ke yang lain).
Bila ditanya pilih mana fungsi atau estetika sebuah ruangan, jawabannya adalah: dua-duanya (hahaha ini sih namanya gak bisa milih). Penginnya dapet dua-duanya, disinilah tantangannya. Ukuran kamarnya kecil, tapi penginnya disetiap kamar ada kamar mandinya. Ntar sudah ada kamar mandinya penginnya kamar mandinya dibagi dua area, basah dan kering. Kalau gak bisa juga, disiasati ditambahkan wastafel kecil dikamar mandi, kalau gak bisa juga pasrah ma layout kontrak...Kalau terpaksa milih, aku lebih pilih estetika dibanding fungsi karena menurutku rumah tinggal itu harus homey. Untuk homey, penataan ruang harus selaras. Tidak bisa selaras kalau kita memaksakan ada kamar-mandi didalam kamar yang berbatasan dengan ruang tamu jika ruangan baru itu mengepras ruang tamu menjadi lebih kecil hingga terasa sumpek.
Yang keempat adalah: menselaraskan interior dan eksterior.
Keindahan rumah adalah perpaduan dari penataan interior dan eksteriornya. Dalam pemilihan interior, aku lebih memilih interior yang simple sehingga mudah dibersihkan. Karenanya sekuat mungkin, aku berusaha untuk tidak tergoda dengan furniture yang banyak detil ukiran. Begitu juga dengan pemilihan lampu. aku lebih memilih lampu klasik dibanding lampu yang penuh kristal. Seperti gambar yang diatas, aku harus manahan diri untuk tidak tergoda dengan lampu kristal tsb meski lampunya menggoda sekali. Sementara ini alhamdulillah berhasil...(syukur dananya bisa dialihkan ke yang lain).
Yang kelima adalah: fokus pada dapur dan kamar mandi.
Fokus setiap orang pasti berbeda-beda. Menurutku ini adalah bagian yang terpenting dalam sebuah rumah. Dapur adalah tempat darimana makanan kita disajikan. Kalau tempatnya nyaman (aku sih rela dapurku lebih luas dibanding ruangan kamar ) dan bersih pastinya makanan yang disajikan sehat dan mengundang selera. Sementara kamar mandi adalah tempat paling privasi dan sangat erat kaitannya dengan kenyamanan. Kenyamanan erat kaitannya dengan kebersihan. Kamar mandi yang nyaman adalah kamar mandi yang bersih. Dan untuk bersih kamar mandi harus fungsional. Dan untuk fungsional kamar mandi harusnya ada disetiap kamar. Nah khan itu kenapa aku penginnya disetiap kamar harus ada kamar mandinya, masuk akal khan...(whew, dasar obsessive ma kamar mandi).
Aku bisa langsung jatuh cinta melihat rumah, hanya dengan melihat dapur dan kamar mandinya...:)
update: 1
Aku bisa langsung jatuh cinta melihat rumah, hanya dengan melihat dapur dan kamar mandinya...:)
update: 1
tampak depan, carport dapat menampung dua mobil.
teras depan plus ruang tamu
ruang keluarga berbatasan dengan ruang makan, perhatikan pencahayaan cukup karena dibuatkan ruang terbuka disisi belakang dan samping
ruang dapur kotor berbatasan dengan garasi
dapur bersih berbatasan dengan janitor (gudang) dan kamar mandi
kamar mandi di kamar utama
kamar mandi di kamar ke 2
update: 2, 12/09/2014, before renov
Hehehe...gak tahu aja, aslinya memang ibu RT jadi agak susah diajak jadi pengusaha tulen. Naluri ibu RTnya sering mengalahkan naluri bisnisnya...(X_X). Hasil akhir, dengan lt: 200 mtr (lupa nanya luas bangunan, perkiraan sih sekitar: 250an mtr), sukses memaksakan diri membuat empat kamar diantaranya tiga kamar mandi dalam, satu kamar mandi luar, book corner (selalu, kudu, harus ada semacam trade mark gitu, lol...), ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, satu garasi, carport dapat menampung dua mobil, dapur kotor, pantry, gudang kecil, kamar pembantu plus kamar mandi. Ini adalah sketsa hasil kompromi keinginan dan kebutuhan. Aslinya pengin membuat gudang yang guuede...supaya dapat menampung segala pernak-pernik hasil hunting sana-sini...:)
Bagaimana dengan anda...? Share yuk disini...
ruang tamu
ruang keluarga berbatasan dengan ruang makan(salah fokus, whew..)
cat berwarna gelap menyebabkan ruangan ini terlihat sempit
pencahayaan kurang sekali karena tidak ada area terbuka diruangan ini
jendela dan atap yang melengkung dihilangkan saat renov
ruang dapur dan lamar mandi, yang saat renov mendapat perhatian dan perlakuan khusus...:)
closet yang lama siap dilelang...;)
Ketika arsitek yang merenov rumah nanya, memang rumahnya mau ditempati bu? (judul pertamanya sih rumahnya mau dibisniskan alias disewakan, sejenis homestay (kamar-perkamar) atau villastay (satu rumah disewakan harian) gitu tapi...koq sayang ya...whew! Kalau diperjelas maksud si penanya: kalau gak ditempati koq ibu ribet sekali sih ngaturnya?Hehehe...gak tahu aja, aslinya memang ibu RT jadi agak susah diajak jadi pengusaha tulen. Naluri ibu RTnya sering mengalahkan naluri bisnisnya...(X_X). Hasil akhir, dengan lt: 200 mtr (lupa nanya luas bangunan, perkiraan sih sekitar: 250an mtr), sukses memaksakan diri membuat empat kamar diantaranya tiga kamar mandi dalam, satu kamar mandi luar, book corner (selalu, kudu, harus ada semacam trade mark gitu, lol...), ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, satu garasi, carport dapat menampung dua mobil, dapur kotor, pantry, gudang kecil, kamar pembantu plus kamar mandi. Ini adalah sketsa hasil kompromi keinginan dan kebutuhan. Aslinya pengin membuat gudang yang guuede...supaya dapat menampung segala pernak-pernik hasil hunting sana-sini...:)
Bagaimana dengan anda...? Share yuk disini...