Me time bagiku paling asyik diisi dengan nonton film, bukan di bioskop tapi
cukup dirumah saja. Tema yang kusuka, film-film drama dibanding film action.
Film drama, aku pilih
yang fiksi bukan true story. Aku menghindari film bertema perang karena gak pengin bersedih. Film horor juga kuhindari karena menurutku nonton film itu untuk relax bukan ketakutan (judulnya protes,baru saja diajak paksa sibungsu nonton film conjuring, seminggu gak bisa tidur...:( Meski begitu,
ketika dilayar tv terpampang film bertema perang, ada kalanya sesuatu menahanku untuk tidak beralih ke channel lain. Ini
sederetan film-film lawas bertema perang yang kurekomend untuk ditonton, seperti film dengan judul: Not
without my doughter,
Casualties of War, Escape from Sarajevo, In the Land of blood and honey, dll.
Film-film bertema perang selalu bertabur kesedihan. Seperti yang baru saja
kutonton, Casualties
of War. Film ini berusaha
menggambarkan kondisi yang dapat terjadi
di medan perang. Penculikan,
pelecehan dan pembunuhan seorang gadis yang dilakukan oleh sekelompok tentara
yang terjebak dalam keputusasaan dan kejenuhan. Astagfirullah...
Apa pelajaran
yang bisa ditarik dari sebuah kisah sedih dalam film-film bertema perang?
Peradaban manusia
sudah semakin maju meski begitu, sayangnya didunia yang kita tempati ini tidak
ada jaminan tidak akan ada perang selama ada konflik kepentingan dan keserakahan.
Sejatinya tidak
alasan terbaik untuk sebuah perang yang ada hanyalah sekumpulan kepentingan yang saling berlawanan.
Tidak ada pihak yang menang dalam perang yang ada
hanyalah kerusakan, kesedihan dan korban-korban yang berjatuhan. Sebagaian besar
korban yang paling menderita adalah wanita dan anak-anak bukan tentara yang ada
digaris depan apalagi Sang Dalang yang tersembunyi dibalik layar.
Banyak kisah tragis
yang bisa terjadi dalam perang, diantaranya yang paling keji adalah pemerkosaan
dan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.
Dear God,
Seandainya saja tidak ada keserakahan, tidak
akan ada perang. Alangkah damainya
dunia. Anak-anak berlarian riang kesana-kemari dibawah tatapan ibu mereka yang
memperhatikan belahan hatinya bermain dengan penuh syukur adalah sebuah
pemandangan yang indah sekali. Sementara dibelahan dunia yang lain, ada
pemandangan yang mengharubiru tentang seorang ibu mendekap anak-anaknya,
dipaksa bertahan hidup dengan bayangan ketakutan sepanjang hari. Itulah yang
terjadi di mesir, syria, angola, libanon de-el-el.
Dear God,
Seandainya saja semua orang tahu darimana dia
berasal, kejahatan terhadap perempuan bisa ditiadakan dan tak akan ada lagi
ketakutan. Seandainya saja setiap firstlady
menggunakan pengaruhnya untuk
memastikan setiap kekerasan terhadap perempuan adalah sebuah kejahatan yang
harus terbayar. Dan Setiap perempuan menggunakan perannya sebagai pelindung sesama
perempuan. Betapa damainya dunia...
Kalau
direnungkan, kenapa
manusia itu dikendalikan
oleh pikirannya bukan seperti robot yang langsung bergerak jika diperintahkan. Jawabannya
ternyata berkaitan dengan kesempurnaan manusia sebagai mahkluk
ciptaan Allah. Robot adalah ciptaan manusia dimana kekuatan pikirannya mengenal
keterbatasan tapi manusia adalah ciptaanNya dimana kekuatan pikirannya sekuat
kemauannya. Manusia dapat melakukan apa saja untuk survive dengan kekuatan
pikirannya. Luarbiasa...Inilah alasan Allah SWT melengkapi manusia dengan
pikiran dan disempurnakan dengan akal-budi sebagai pembeda manusia dengan
makhluk ciptaanNya yang lain. Manusia adaalah
makhluk Allah yang paling sempurna seharusnya manusia itu beradab, apapun situasi dan kondisinya, dimedan perang
sekalipun.
Save human with humanity...
.
No comments:
Post a Comment