05 March 2011

Pinangan & Perjodohan


Sebuah lagu mengalun dengan syair yang begitu populer beberapa waktu yang lalu. Inilah kata hati seorang jejaka,
“Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa yang punya anak
Bilang aku
aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
karena cuma diriku yang tak laku-laku
Pengumuman-Pengumuman
Siapa yang mau bantu

Tolong aku kasiani aku
Tolong cari diriku kekasih hatiku
Siapa yang mau…”
Sementara disisi yang lain, ada lagu yang dipopulerkan oleh Oppie Andariesta.
“Im single and very happy…” Benarkah…? Mungkin benar mungkin juga cuman sindiran si penyanyi.
Saat menghadiri walimah saudara sepupu beberapa waktu yang lalu, sang ustad yang memberikan khotbah nikah menyampaikan pesan yang menurutku inspiring sekali sebagai orangtua yang memiliki anak perempuan.
Dikisahkan tentang pinangan Umar kepada Saidina Abu Bakar untuk anaknya Siti Habsah.

Kisah yang lain, dikutip dari sebuah hadis yang diriwayatkan Anas berkata:
“Ada seorang wanita yang datang menawarkan diri kepada Rasulullah dan berkata: “Ya Rasulullah! Apakah kau memerlukan aku?” Puteri Anas yang hadir ketika mendengar perkataan wanita itu mencelanya dengan mengatakan dia tidak punya harga diri dan rasa malu. “Sungguh memalukan dan betapa buruknya…!” Anas berkata kepada puterinya itu: “Dia lebih baik daripadamu! Wanita itu senang kepada Nabi dan menawarkan dirinya!” (Riwayat Bukhari)

Kedua kisah tadi ingin menggugah para orang tua yang memiliki anak perempuan untuk tidak segan mencarikan jodoh bagi anak gadisnya. Meminang seorang laki-laki yang baik dan layak untuk anak gadisnya adalah bukan sesuatu yang memalukan atau tabu. Diterima atau tidak, itu mah soal lain, karena masalah jodoh adalah rahasia Allah. Seperti kisah diatas, pinangan Umar ditolak, namun selepas itu Siti Habsah mendapat calon yang lebih baik ketika Rasulullah memperistrinya.
Ehm…tugas yang tidak ringan melawan pemikiran yang sudah berurat berakar, bahwa pihak perempuan seharusnya pasif menunggu pinangan dan bukan sebagai pihak yang meminang.
Seperti halnya tehnologi yang semakin berkembang dan semakin canggih, mencari jodoh juga mengalami fase yang sama. Kalau dulu karena terbatasnya komunikasi dan masalah adat budaya yang masih kolot, mencari jodoh adalah hak preogatif orang-tua yang bisanya tidak mempan interferensi. Yang biasa dilakukan saat itu adalah: Perjodohan. Pilihan yang sederhana dan mudah bagi orang tua untuk mendapatkan menantu idaman.
Saat ini perjodohan dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan menggelikan. Bagaimana bisa…? Ya tentu saja karena era digital dewasa ini sangat memanjakan. Tidak ada kesulitan bagi seorang gadis atau jejaka untuk saling berkenalan atau menjalin hubungan meski terbentang jarak jauh diantara mereka.
Kemajuan ini di satu sisi memudahkan sementara disisi lain justru menyulitkan. Menyulitkan terutama dalam menentukan pilihan. Dari banyak calon, siapakah yang terpilih…?
Masalah jodoh adalah masalah yang kompleks, saling bertaut antara harapan, keinginan, realita juga situasi dan kondisi baik personal maupun orang-orang terdekat (baca: orangtua).
Semuanya tidak terlepas dari hukum alam atau Sunnatullah. Siapa yang “terlihat” dialah yang dilihat, siapa yang invisible maka tak satupun orang yang bisa melihat maka buatlah diri anda always available. Jangan kuatir, sepanjang anda perempuan maka anda cantik, dengan kata lain perempuan harus merasa dirinya cantik. Jadi kalau kamu belum terpilih, itu tidak berarti kamu tidak cantik tapi semata karena kamu memilih untuk tidak terlihat.

Perjodohan, adalah suatu cara sederhana yang mudah dan dapat dipertanggung-jawabkan. Untuk buah hati yang meringkuk didalam rahim selama sembilan purnama, tentunya kita tidak akan pernah segan memberikan yang terbaik. Pinanglah laki-laki yang baik untuk anak gadis kita atau pinanglah seorang gadis baik-baik untuk anak lelaki kita. Kalau ada yang mudah…Kenapa cari yang sulit…?

Pasangan hidup adalah teman yang akan bersama-sama membentuk keluarga dalam menjalani ibadat sebagai hamba Allah di atas muka bumi ini. Berawal dari keluarga barulah terbentuknya sebuah masyarakat, negara dan ummat. Dengan berpasangan banyak hal buruk yang dapat dicegah. Sebuah tugas yang mulia tapi tidak ringan. Karenanya jangan sampai salah memilih pasangan. Bersegeralah...Dan kenapa mesti malu...?
Allah tidak akan mengecewakan hamba yang bersungguh-sungguh melaksanakan syariat-Nya.

Sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat pada orang lain. Kamu bisa lho menolong Wali dan Oppie atau Wali dan Oppie yang lain mencari jodoh yang cocok.

Sudah siap dijodohkan…? Ah… jadi pengin cari menantu…ha…ha…ha….:)
Ditulis oleh: layla F Thalib

No comments:

Post a Comment