Berbekal pengalaman yang baru seumur jagung, aku memberanikan diri menulis tips membeli property (kususnya rumah). Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat terutama bagi mereka yang sekarang lagi hunting rumah.
Rasa ketertarikanku pada property, diilhami dari seringnya menginap di hotel, mengikuti kegiatan suami. Aku suka sekali memperhatikan interior hotel apalagi interior hotel yang bergaya classic atau vintage. Wow...habis deh tuh hotel kufoto tiap sudutnya.
Rasa ketertarikanku pada property, diilhami dari seringnya menginap di hotel, mengikuti kegiatan suami. Aku suka sekali memperhatikan interior hotel apalagi interior hotel yang bergaya classic atau vintage. Wow...habis deh tuh hotel kufoto tiap sudutnya.
Untuk hotel dengan interior modern meski bintang lima sekalipun, biasanya aku cuman terkagum-kagum saja tanpa berniat lebih. Singkatnya rasa ketertarikanku pada property itu sebenarnya lebih kearah dekor-mendekor...😍
Bismillahirrohmanirrohim...
Tips membeli Rumah: 1
1 .Tentukan dulu tujuannya, rumah dipake sendiri, untuk jual-beli atau untuk dipake usaha, misal: kos, homestay dll. Beda peruntukan, beda pula dalam menentukan luas minimal, lokasi dan pembagian ruangannya.
2 .Tentukan berapa budgetnya, include: mau dibangun dari awal atau renov. Ini juga untuk menentukan besaran luas rumah
3 .Tentukan cara pembiayaannya, mau cash dari tabungan atau kredit inhouse (antara pembeli dan developer).
4. Tentukan lokasi area pencarian, dekat dengan tempat kerja atau dekat dengan sekolah anak kelak atau berdasarkan wilayah kenyamanan, misal: surabaya timur, surabaya barat,dll5.Tentukan areanya, dalam perumahan, cluster atau perkampungan.
6.Tentukan statusnya: Shm, surat ijo, YKP, milik pelabuhan dll (usahakan untuk membeli rumah berstatus shm).
Rumah bersertifikat surat ijo memang menggiurkan karena posisinya yang ditengah kota dan harga terbilang murah tapi ini seperti enak didepan, ribet dibelakang. Tergantung sih, ada teman yang senang berburu rumah surat ijo untuk dibikin usaha kos2an dan kebetulan usahanya memang maju. Seorang notaris pernah bilang, rumah surat ijo lebih aman dibanding rumah shm (khawatir penggadaan sertifikat) atau tanah pelabuhan (bisa diambil sewaktu-waktu jika pelabuhan membutuhkan). Mungkin surat ijo cocok untuk rumah yang sekaligus usaha tapi kita masih menahan diri untuk yang spekulatif begini.
Tips Membeli Rumah : 2
1. Apapun tujuan pembelian rumah, yang pertama harus dilihat adalah lokasi...lokasi...lokasi...
Hal yang mempengaruhi lokasi ini termasuk, di pinggiran kota, dalam gang, dalam perumahan ataukah dekat dengan pemakaman, dekat dengan tempat akhir pembuangan sampah dll.
Bila budget terbatas, saran sih jangan pilih rumah di perumahan. Selain lebih mahal juga biaya-biaya yang mengikuti biasanya juga cukup mahal menguras kantong, seperti iuran keamanan dan kebersihan, pbb dll.
Siasati pilih aja yang diperkampungan yang terdekat dengan perumahan yang ada disekitar itu. Tidak semua rumah non perumahan tidak aman dan nyaman. Kita harus jeli nanya-nanya atau mengamati daerah sekitarnya. Kita beli rumah daerah medayu, rungkut-Surabaya, alhamdulillah aman koq. Ditinggal berbulan-bulan dengan perabot lengkap, aman-aman saja. Enaknya lagi daerah non perumahan guyup dengan tetangga, sekalian bisa nitip-nitip kunci :)
Termasuk dalam ranah lokasi adalah, usahakan membeli rumah diposisi yang tidak terlalu jauh dari jalan keluar jadi gampang mobilitasnya. Kalau kita, berdasarkan pengalaman rumahnya dah cocok, letaknya jauh dari jalan keluar, mending gak diambil deh (ini karena kita selalu berpikiran rumah tempat tinggal sekalian dibuat usaha atau supaya gampang terjualnya)
2. Pilih yang hook atau yang ditengah?
Kalau tanahnya luas (diatas 200 m) kita bisa pilih hook. Kalau tanahnya terbatas, kita pilih yang ditengah karena bisa memaksimalkan space. Nah kalau lt 90 m, dapet hooks khan rugi tuh, gak bisa maksimal bangunannya.
3. Pilih rumah yang kotak (panjang x lebarnya sesuai) atau yang trapesium?
Selama model trapesiumnya tidak terlalu extrem sih gpp. Kita pernah melihat iklan rumah yang dijual murah padahal luas tanah dan daerahnya cocok dengan yang kita cari. Ketika cek ke lokasi, barulah kita mengerti kenapa rumah ini ditawarkan dengan harga miring. Dengan lt 450an, rumah itu hanya menyisakan satu garasi tanpa carport. Bentuk trapesiumnya parah banget. Mungkin dulu pemiliknya tergiur dengan harga murahnya. Dibeli dan dibangun mewah dengan maksud tak akan dijual, mau dipake sendiri. Apa daya, dunia berputar, rencana juga ikut berubah. Sampai saat ini aku lihat rumah itu masih tegak berdiri dengan tulisan dijual yang menempel sudah bertahun-tahun.
4. Hati-hati dengan tawaran rumah murah. Lihat konstruksi bangunannya atau lihat denah pembagian ruangannya. Konstruksi bangunan yang salah atau pengaturan denah yang terkesan asal, memang membuat harga rumah jatuh nilainya. Atau lihat lokasinya.
Apakah dekat dengan area pemakaman atau area tempat akhir pembuangan sampah atau area pasar atau bentuknya seperti kisah diatas?
Pernah kita tergiur untuk membeli rumah yang dijual sangat murah sekali. Lokasinya sangat bagus ditengah kota dengan lt yang gedhe, 500 mtr. Harga yang ditawarkan sepertiga dari harga normal. Dari awal aku tahu rumah itu hanya berjarak 100 mtr dari pemakaman umum. Dan yang parahnya tidak bersekat jadi kita bisa melihat iring-iringan keranda jenasah memasuki makam. Karena aku sangat ingin membuka homestay atau kos2an, hampir saja kita putuskan membeli rumah tersebut. Sudah murah, gedhe, vintage lagi rumahnya. Duh hampir gelap mata deh ... Untung saja, celotehan anak sulung yang membatalkan niat bulat kita.
"Kalau mama jadi beli rumah kuburan itu, Sirin tetap ngekos lho ya. Selain ngeri juga sumpeklah ma, ngeliat iring-iringan orang meninggal khan juga ngaruh, ikutan sedih "
Aku mikir juga, "Jangan-jangan yang berpikiran seperti Sirin banyak..." Iya-ya bener juga.
Bagaimana kalau dekat dengan TPA? Seorang teman mengingatkan kalau kuburan gak bakalan dipindah tapi kalau TPA, masih memungkinkan pindah. Bener juga. Seorang saudara membeli rumah hanya berjarak 100 mtr dari TPA. Lokasi sebenarnya bagus karena selain ggnya lebar juga letak rumahnya dekat dengan jalan raya. Eit beli rumah gak nyampe lima tahun, TPAnya dipindah...Harga jual rumah di lokasi tersebut langsung melambung berlipat-lipat. Itu namanya rezki yang tidak terduga-duga...
Bagaimana dengan rumah yang dekat pasar tradisional?
Asal tidak berada tepat didepan atau disampingnya masih okelah. Pasar identik dengan ketidaknyamanan. Pemandangan yang semrawut, kotor dan bising.
5. Rumah menghadap timur adalah yang favourite. Kalau kita, rumah boleh menghadap mana saja asal cocok lokasi dan harganya. Karena sebetulnya hadap rumah yang kurang fav (misal hadap barat ) bisa disiasati dengan tanaman vertikal atau kanopi (kain atau kerey)
Kita juga tidak terpengaruh dengan fengshui...mau tusuk sate, mau belakang besar/kecil gpp deh yang penting point utama cocok.
6. Perhatikan tampak depan rumah
Rumah Idaman
Bismillahirrohmanirrohim...
Tips membeli Rumah: 1
1 .Tentukan dulu tujuannya, rumah dipake sendiri, untuk jual-beli atau untuk dipake usaha, misal: kos, homestay dll. Beda peruntukan, beda pula dalam menentukan luas minimal, lokasi dan pembagian ruangannya.
2 .Tentukan berapa budgetnya, include: mau dibangun dari awal atau renov. Ini juga untuk menentukan besaran luas rumah
3 .Tentukan cara pembiayaannya, mau cash dari tabungan atau kredit inhouse (antara pembeli dan developer).
4. Tentukan lokasi area pencarian, dekat dengan tempat kerja atau dekat dengan sekolah anak kelak atau berdasarkan wilayah kenyamanan, misal: surabaya timur, surabaya barat,dll5.Tentukan areanya, dalam perumahan, cluster atau perkampungan.
6.Tentukan statusnya: Shm, surat ijo, YKP, milik pelabuhan dll (usahakan untuk membeli rumah berstatus shm).
Rumah bersertifikat surat ijo memang menggiurkan karena posisinya yang ditengah kota dan harga terbilang murah tapi ini seperti enak didepan, ribet dibelakang. Tergantung sih, ada teman yang senang berburu rumah surat ijo untuk dibikin usaha kos2an dan kebetulan usahanya memang maju. Seorang notaris pernah bilang, rumah surat ijo lebih aman dibanding rumah shm (khawatir penggadaan sertifikat) atau tanah pelabuhan (bisa diambil sewaktu-waktu jika pelabuhan membutuhkan). Mungkin surat ijo cocok untuk rumah yang sekaligus usaha tapi kita masih menahan diri untuk yang spekulatif begini.
Tips Membeli Rumah : 2
1. Apapun tujuan pembelian rumah, yang pertama harus dilihat adalah lokasi...lokasi...lokasi...
Hal yang mempengaruhi lokasi ini termasuk, di pinggiran kota, dalam gang, dalam perumahan ataukah dekat dengan pemakaman, dekat dengan tempat akhir pembuangan sampah dll.
Bila budget terbatas, saran sih jangan pilih rumah di perumahan. Selain lebih mahal juga biaya-biaya yang mengikuti biasanya juga cukup mahal menguras kantong, seperti iuran keamanan dan kebersihan, pbb dll.
Siasati pilih aja yang diperkampungan yang terdekat dengan perumahan yang ada disekitar itu. Tidak semua rumah non perumahan tidak aman dan nyaman. Kita harus jeli nanya-nanya atau mengamati daerah sekitarnya. Kita beli rumah daerah medayu, rungkut-Surabaya, alhamdulillah aman koq. Ditinggal berbulan-bulan dengan perabot lengkap, aman-aman saja. Enaknya lagi daerah non perumahan guyup dengan tetangga, sekalian bisa nitip-nitip kunci :)
Termasuk dalam ranah lokasi adalah, usahakan membeli rumah diposisi yang tidak terlalu jauh dari jalan keluar jadi gampang mobilitasnya. Kalau kita, berdasarkan pengalaman rumahnya dah cocok, letaknya jauh dari jalan keluar, mending gak diambil deh (ini karena kita selalu berpikiran rumah tempat tinggal sekalian dibuat usaha atau supaya gampang terjualnya)
2. Pilih yang hook atau yang ditengah?
Kalau tanahnya luas (diatas 200 m) kita bisa pilih hook. Kalau tanahnya terbatas, kita pilih yang ditengah karena bisa memaksimalkan space. Nah kalau lt 90 m, dapet hooks khan rugi tuh, gak bisa maksimal bangunannya.
3. Pilih rumah yang kotak (panjang x lebarnya sesuai) atau yang trapesium?
Selama model trapesiumnya tidak terlalu extrem sih gpp. Kita pernah melihat iklan rumah yang dijual murah padahal luas tanah dan daerahnya cocok dengan yang kita cari. Ketika cek ke lokasi, barulah kita mengerti kenapa rumah ini ditawarkan dengan harga miring. Dengan lt 450an, rumah itu hanya menyisakan satu garasi tanpa carport. Bentuk trapesiumnya parah banget. Mungkin dulu pemiliknya tergiur dengan harga murahnya. Dibeli dan dibangun mewah dengan maksud tak akan dijual, mau dipake sendiri. Apa daya, dunia berputar, rencana juga ikut berubah. Sampai saat ini aku lihat rumah itu masih tegak berdiri dengan tulisan dijual yang menempel sudah bertahun-tahun.
4. Hati-hati dengan tawaran rumah murah. Lihat konstruksi bangunannya atau lihat denah pembagian ruangannya. Konstruksi bangunan yang salah atau pengaturan denah yang terkesan asal, memang membuat harga rumah jatuh nilainya. Atau lihat lokasinya.
Apakah dekat dengan area pemakaman atau area tempat akhir pembuangan sampah atau area pasar atau bentuknya seperti kisah diatas?
Pernah kita tergiur untuk membeli rumah yang dijual sangat murah sekali. Lokasinya sangat bagus ditengah kota dengan lt yang gedhe, 500 mtr. Harga yang ditawarkan sepertiga dari harga normal. Dari awal aku tahu rumah itu hanya berjarak 100 mtr dari pemakaman umum. Dan yang parahnya tidak bersekat jadi kita bisa melihat iring-iringan keranda jenasah memasuki makam. Karena aku sangat ingin membuka homestay atau kos2an, hampir saja kita putuskan membeli rumah tersebut. Sudah murah, gedhe, vintage lagi rumahnya. Duh hampir gelap mata deh ... Untung saja, celotehan anak sulung yang membatalkan niat bulat kita.
"Kalau mama jadi beli rumah kuburan itu, Sirin tetap ngekos lho ya. Selain ngeri juga sumpeklah ma, ngeliat iring-iringan orang meninggal khan juga ngaruh, ikutan sedih "
Aku mikir juga, "Jangan-jangan yang berpikiran seperti Sirin banyak..." Iya-ya bener juga.
Bagaimana kalau dekat dengan TPA? Seorang teman mengingatkan kalau kuburan gak bakalan dipindah tapi kalau TPA, masih memungkinkan pindah. Bener juga. Seorang saudara membeli rumah hanya berjarak 100 mtr dari TPA. Lokasi sebenarnya bagus karena selain ggnya lebar juga letak rumahnya dekat dengan jalan raya. Eit beli rumah gak nyampe lima tahun, TPAnya dipindah...Harga jual rumah di lokasi tersebut langsung melambung berlipat-lipat. Itu namanya rezki yang tidak terduga-duga...
Bagaimana dengan rumah yang dekat pasar tradisional?
Asal tidak berada tepat didepan atau disampingnya masih okelah. Pasar identik dengan ketidaknyamanan. Pemandangan yang semrawut, kotor dan bising.
5. Rumah menghadap timur adalah yang favourite. Kalau kita, rumah boleh menghadap mana saja asal cocok lokasi dan harganya. Karena sebetulnya hadap rumah yang kurang fav (misal hadap barat ) bisa disiasati dengan tanaman vertikal atau kanopi (kain atau kerey)
Kita juga tidak terpengaruh dengan fengshui...mau tusuk sate, mau belakang besar/kecil gpp deh yang penting point utama cocok.
6. Perhatikan tampak depan rumah
Aku paling suka dengan rumah yang punya halaman depan (ada space antara teras depan dan pagar). Istimewa kalau punya halaman depan maupun belakang. Halaman belakang bisa dinafikan karena jika ukuran rumah kecil biasanya dibelakang akan dibuat full bangunan. Tampak depan ini juga jadi pertimbangan saat awal memilih rumah.
Bagian rumah yang mana yang jadi daya tarik?
Yang jadi daya tarik sebuah rumah adalah garasi (carport) dan dapur.
Kenapa garasi? Karena garasi biasanya berhubungan dengan struktur rumah. Jadi kalau garasinya terlampau kecil atau tidak cocok, renovnya besar. Aku pernah melihat sebuah rumah, sebenarnya rumahnya agak aneh penataannya tapi gpplah bisa direnov (sedikit maksa karena semata-mata lokasinya istimewa). Pas ngukur garasinya, alamak, sempit sekali (mobil masuk tapi buka pintunya cuman bisa sepertiga aja). Atau pernah juga ketemu rumah yang garasinya beratap pendek (akibat perhitungan yang salah, tidak direnov dari awal, jalan depan rumah ditinggikan developer, pemilik rumah terpaksa meninggikan lantai rumah supaya tidak banjir tapi bagian garasi sudah gak bisa ditinggikan lagi karena diatasnya didak, ada bangunan). Ini sih fatal, mending mundur deh...
Kenapa garasi? Karena garasi biasanya berhubungan dengan struktur rumah. Jadi kalau garasinya terlampau kecil atau tidak cocok, renovnya besar. Aku pernah melihat sebuah rumah, sebenarnya rumahnya agak aneh penataannya tapi gpplah bisa direnov (sedikit maksa karena semata-mata lokasinya istimewa). Pas ngukur garasinya, alamak, sempit sekali (mobil masuk tapi buka pintunya cuman bisa sepertiga aja). Atau pernah juga ketemu rumah yang garasinya beratap pendek (akibat perhitungan yang salah, tidak direnov dari awal, jalan depan rumah ditinggikan developer, pemilik rumah terpaksa meninggikan lantai rumah supaya tidak banjir tapi bagian garasi sudah gak bisa ditinggikan lagi karena diatasnya didak, ada bangunan). Ini sih fatal, mending mundur deh...
Kenapa dapur?
Karena dapur itu ibarat nadi sebuah rumah. Kesehatan penghuni rumah terletak dari apa yang diolah dari dapur. Tata letak dapur harus oke sehingga memudahkan dalam pengolahan dan pembersihannya.Menurutku dapur yang bagus itu yang bersambung dengan garasi. Ini memudahkan bila situan rumah ada hajatan yang memerlukan tambahan ruang (mungkin karena aku suka masak ya). Kalau ada pantry lebih bagus lagi. Dan selalunya renovku terbesar dari rumah adalah bagian dapur. Jadi kalau ngeliat rumah dapurnya oke, bisa langsung meleleh :)
Selain garasi dan dapur, bagian yang dapat perhatian adalah kamar tidur utama. Pernah ngeliat rumah, kamarnya banyak hanya yang rada aneh semua kamarnya kecil-kecil dan tidak memenuhi syarat sebagai kamar utama. Bisanya kamar utama menempati ruang yang lebih luas, syukur kalau ditunjang dengan kamar mandi dalam atau tambahan balkon.
Kalau kita akan pilih yang rumah second. Kenapa? Karena rumah second, rumahnya sudah terpampang didepan mata dengan segala daya tariknya.
Kalau ada pameran perumahan hampir dipastikan kita cuman jadi penggembira saja (paling suka ambil brosur untuk lihat sketsa pembagian ruangan).
Aku susah sekali memahami gambar. Keahlian dimensiku minim, susah memahami rumah dari sketsanya saja, gak deh. Lihat rumah yang sudah jadi didepan mata lebih menarik. Apalagi ada banyak cerita tentang pengembang nakal. Biar lebih mahal gpp daripada ada kemungkinan uang hilang. Begitu juga beli tanah untuk dibangun rumah sesuai keinginan, rasanya koq kurang menarik. Nunggu jadinya kelamaan, gak tahan 🙈
Pilih mana rumah dekat masjid atau dekat sekolahan?
Aku pilih rumah dekat masjid karena bisa meningkatkan ibadah (termasuk memudahkan bapak-bapak sholat di masjid). Sebaiknya rumah yang dekat sekolahan (include disamping atau depannya) gak deh. Ini menyangkut masalah parkir yang semrawut dan juga bikin macet.
Pilih rumah pertama dengan luas berapa?
Harus disesuaikan dengan budget (termasuk untuk renovnya). Sekarang rumah dengan lt kecil (36,45, 60, 90, 130) bisa dihias lucu dan cantik. Untuk pasangan muda bisa dijadikan referensi ig: babydinata, ig pietarosari, ig rhanikurniawan, ig@nunudellon dll. Mereka kreatif sekali mendekor rumah kecilnya.
Pilih rumah sempit, lokasi ditengah kota atau rumah luas lokasi dipinggiran kota?
Kalau aku pilih rumah luas tapi dipinggiran kota. Kalau rumahnya luas, bisa dibuat ngapa-ngapain, jadi tempat tinggal okey, dibuat usaha juga okey. Untuk mensiasati budget, aku pilih lokasi yang bukan dijalan utama, tapi cabang dari jalan utama, lumayan harga permetrnya sudah beda. Dan jangan lupa, meski didalam gg, letaknya jangan terlalu masuk kedalam tapi pilih yang dekat dengan akses keluar supaya gampang mobilitasnya.
Hmm...karena prinsip ini kita belum tertarik dengan tawaran apartemen. Tambah dikit sudah dapat rumah berikut tanahnya, shm lagi :)
Pilih rumah lt 1 atau rumah yang bertingkat?
Aku pilih rumah yang bertingkat, minimal ada lt 2nya. Kenapa? Selain masalah dana renov, juga ada tambahan space, at least untuk ruang service (plus Kt dan Km Art) better ada di lt 2. Lumayan lt 1nya bisa full untuk memaksimalkan penataan ruang. Apalagi aku lebih suka kamar tidur plus kamar madi dalam.
Catatan:
-Perhatikan konstruksi rumah yang akan dibeli. Apakah tidak memerlukan renov berat berkaitan dengan struktur rumah atau hanya perlu renov ringan berkaitan dengan penampakan (interior). Kalau anda tidak mengerti masalah konstruksi, panggil saudara, teman atau tukang untuk melihat dan membuat perhitungan renovnya. Kita kalau berniat beli rumah, sekeluarga besar plus temen deket tahu semua. Bukannya berniat pamer tapi minta pertolongan pertimbangan. Terutama kalau ada kontradiksi, sebagian bilang bagus, sebagian yang lain bilang gak bagus. Wah pulsa telp dipastikan melonjak saking banyaknya saudara yang ditelp, mulai dari sepupu sampai Ami (om)...🙈 Alhamdulillah punya banyak teman baik yg notaris, arsitek juga pengusaha properti.
Kendala-kendala yang dijumpai dalam pembelian rumah
1. Keuangan/pembiayaan
Hitung dulu dana yang ready berapa. Persiapkan sesuai dana yang tersedia. Jangan melebihi karena akan menjadi beban dan pengelolaan keuangan menjadi kacau. Termasuk disini kalau uang hanya cukup untuk membeli tanah, beli tanah aja dulu ntar bangunnya kalau sudah ada dananya. Ingat, kita tidak bisa menghindar dari pengeluaran tak terduga (misal: musibah dll)
2. Pajak.
Ada penjual yang mensyaratkan terima bersih, itu artinya beban biaya notaris dan pajak semuanya menjadi tanggungan pembeli. Kalau ketemu model penjual yang begini, kita harus jeli dan bermain cantik. Kalau memang rumah plus pajaknya jatuhnya murah, ya gpp deh ngalah dikit tapi kalau rumahnya sudah dirasa mahal ya ditolak aja. Kadang ada penjual yang menggunakan persyaratan terima bersih ini untuk membatalkan jual-beli (mungkin gelo karena merasa harganya terlalu murah). Cirinya, persyaratan ini diajukan menyusul.
3. Property (rumah) milik ahli waris
Alamak...ampun deh prosesnya lama dan bertele-tele, apalagi kalau ada ahli waris yang tidak setuju atau ada yang meninggal, kudu sabarrrr. kalau harganya murah boleh deh diambil, masih worthed. Kalau harganya standart atau mahal better gak usah, pilih yang gampang-gampang saja.
Kita pernah beli rumah berhubungan dengan ahli waris model begini. Sudah dikasih dp, uang gak kembali, ditagih malah kucing-kucingan. Rumahnya batal dijual (padahal bukan kita yang membatalkan tapi karena ada salah satu ahli waris yang berkecukupan menolak menjual rumah warisan ortunya. Ditawarkan suruh beli ma saudara-saudara yang lain (kebetulan ada yang minim penghidupannya, sedulurnya itu kagak mau...Ampun deh ketemu orang model antik )
4. Rumah dalam pembagian gono-gini
Urusannya juga sebelas dua belas ma kasus yang ahli waris. Ribet n bertele-tele. Meski ada juga yang sampai terbeli, ada juga yang batal padahal kita sudah dp lho (kali ini dpnya kembali 100% karena pembatalan dilakukan oleh dua orang yang masih bertikai dan saling menyebut mantan )
5. Rumah diserang rayap
Dari depan bangunan tampak kokoh ternyata rumahnya rapuh didalam, termakan rayap, kutu kecil yang bisa membuat kerugian besar.
6. Perhatikan lingkungan sekitar rumah.
Bagaimana keamanannya dan apakah lingkungannya nyaman. Apalagi kalau tetangganya baik, ini namanya rizki.
7. Harga yang belum deal.
Perlu diingat dalam negosiasi pembelian beda dengan negosiasi sewa. Kalau pembelian melibatkan nominal harga yang lebih besar dibanding sewa. Sehingga rate negonya bisa lebih besar. Tapi kalau sewa biasanya rate negonya hanya turun sedikit. Untuk pengajuan penawaran harga biasanya kita sudah melakukan survey sebelumnya jadi kita sudah punya standart rate beberapa rumah/tanah didaerah tersebut. Dalam beberapa kasus, harga yang belum deal itu disebabkan karena beda harga yang tidak seberapa. Malah ada satu kasus, yang beda harga penawarannya hanya rp: 25 jt saja. Kalau ini sih masalah sebenarnya bukan harga tapi lebih kearah belum sreg aja sama rumahnya. Disamping rumah yang kita tawar itu ada tanah kosong. Karena pernah punya pengalaman jelek dengan tanah kosong disamping rumah jadinya aku rada galau waktu tawaranku diterima dengan syarat nambah uang rp: 25 jt. Untung penjualnya masih ngasih syarat :).
Lain masalahnya kalau sudah sreg ma rumahnya, beda harga dikit, dicari win-win solution biar sama-sama enak waktu pengukuhan akad di notaris. Alhamdulillah selama ini baik-baik saja sewaktu akad di notaris.
8. Penjual tidak jujur atau kredibilitasnya meragukan
Bila berhubungan dengan penjual/pembeli yang rada aneh dari penampakan pertamanya, mending berhati-hati meski properti yang ditawarkan harganya miring. Aku pernah berhubungan dengan penjual/pembeli bertipe aneh begini. Omongan penjualnya berubah-ubah, pertama mengenai luas tanah dari 250 menjadi 160, kedua masalah sertifikat, dari shm menjadi surat ijo. Ketika diminta untuk menunjukkan sertifikatnya, dia berdalih segala macam. terakhir, dia mengakui sertifikatnya ada di bank dijadikan agunan peminjaman modal usaha. Ohlala...gak jujur dari awal. Untung punya bodyguard, saudara laki-laki yang siap membantu. Kalau menyerahkan urusan silang-sengketa begini ke suami, hasil akhirnya diminta mengikhlaskan saja...😑
9. Penjual/pembeli yang terkesan over
Ini juga berhubungan dengan kejujuran. Biasanya terkesan over dengan memuji-muji propertinya atau menggiring opini bahwa rumahnya banyak peminat sehingga kita terdesak untuk deal dan memberi dp.
Kita pernah menemui dua kasus. Yang pertama adalah: kita didesak untuk segera memberi dp padahal ternyata terbukti kemudian surat-surat rumah mereka ternyata masih ada masalah dan dititipkan di notaris. Mana harga yang sudah disepakti ma mantan istrinya dinaikkan lagi. Karena sudah jatuh hati ma rumahnya, langsung aja aku transfer dp tanpa pikir panjang. Toh sepertinya penjualnya orang terpercaya (teman haji temanku, lha khan baru haji pula ), kalau ada apa-apa tinggal didatangin aja dikantornya, begitu pikirku. Ternyata....Batal !!!
Alhamdulillah rezki yang lebih baik datang, dengan harga yang jauh lebih murah, dapat rumah tepat dijalan rayanya. Sementara rumah yang batal berada dibelakang jalan raya.
Kasus yang kedua: pembatalan sepihak setelah sebelumnya sangat menyakinkan
Tanah kita disewa oleh pengusaha muda yang cukup tenar. Sudah deal harga (meski rada-rada alot dealnya karena mereka nawarnya luar biasa ketat, akhirnya kita yang nyerah bukan karena posisi kita lemah tapi karena ya sudahlah kurang-lebih aja, Inshaallah diganti rezki ditempat yang lain) Lalu ddidp, sudah dikirim maket, sudah dibuatkan hitung-hitungan kapan pelunasannya. Seminggu menjelang pembayaran di telpon, jangka waktu sewanya direduksi. okey gpp, aslinya kita lebih suka waktu sewa diperpendek. Tiga hari menjelang pembayaran, ditelpon dibatalkan.
Hah...?!!
Koq ini seperti orang ditalaq lewat telpon ya. Jadi bisa ngerasain sakit hatinya...🙈 Masih belum berakhir, diminta dpnya dikembalikan...Aduh...!!!
Melalui pendekatan kekeluargaan, suami meminta sipengusaha datang kerumah, bicara lebih jelas dan terbuka. Ternyata lebih sadis lagi, ketahuan kalau dibatalkan karena mereka punya cadangan lokasi yang lebih baik di surabaya (tanah kita berada di jalan raya Lawang-Malang). Mereka bilang, khawatir saja kalau diteruskan proyeknya di lawang akan rugi. Duh...Mereka khawatir rugi, artinya belum merugi tapi bagaimana dengan pihak lain (kita)?
Catatan: Membeli/menyewa properti tidak seperti membeli baju atau sepatu yang bisa dikembalikan atau bisa ditukar. Malah ditoko-toko aja sudah ada keterangan, barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.
Bagi pengusaha muslim, hati-hati bertindak begini ya. Baik bagi pemilik/pembeli. Ini juga kita jadikan pelajaran berharga. Pengusaha muslim tidak sama dengan pengusaha pada umumnya yang memakai prinsip ekonomi. Pengeluaran yang sedikit untuk mendapatkan penghasilan yang besar. Karena sebagai pengusaha muslim kita punya acuan jual-beli menurut syariat. Diantaranya: pengusaha dilarang menumpuk barang. Dilarang menjual dengan harga yang berlipat-lipat. Dilarang terlibat riba. Dianjurkan membayar upah bahkan sebelum keringatnya kering dll.
Apa pelajaran berharga yang bisa diambil?
Kebetulan kita sedang menyiapkan sebuah proyek berkaitan dengan pemanfaatan salah-satu properti. Begitu tanah kita deal sewa, kita langsung memulai proyek tersebut. Termasuk rencana didalamnya menggunakan setengah dari uang sewa. Disinilah letak simpul masalahnya. Kalau mereka membatalkan proyeknya karena khawatir rugi, kita malah terlanjur rugi karena sudah memulainya. Kita yang sudah berniat hijrah menghindari bank dan segala turunannya, akhirnya terlilit hutang. Alhamdulillah bukan hutang bank, yang jelas gak ada ribanya
Tapi namanya hutang ya tetap harus dibayar. Nah kalau yang begini jatuhnya dholim gak ya...😟
Pelajaran yang didapat dalam kasus ini:
-Naikkan dp ketingkat maksimal.
-Ikrarkan secara lesan bahwa pembatalan sepihak menghanguskan dp (ditambah lagi secara tertulis dan bermaterai).
-Jangan memulai sesuatu kalau kepastian belum ditangan (pelunasan sudah dilakukan, kalau dp mah bisa lewat).
-Jangan khawatir tentang rizki. Ingatlah ini:
Demikianlah ulasan singkat tentang beberapa tips dalam seluk-beluk membeli rumah. Semoga bermanfaat...
NB: Hello dear, Kalau ada yang butuh rumah didaerah surabaya timur, mungkin rumah ini bisa jadi pertimbangan.
Selain garasi dan dapur, bagian yang dapat perhatian adalah kamar tidur utama. Pernah ngeliat rumah, kamarnya banyak hanya yang rada aneh semua kamarnya kecil-kecil dan tidak memenuhi syarat sebagai kamar utama. Bisanya kamar utama menempati ruang yang lebih luas, syukur kalau ditunjang dengan kamar mandi dalam atau tambahan balkon.
----------------------
Pilih mana rumah tangan pertama, tanah atau rumahsecond?Kalau kita akan pilih yang rumah second. Kenapa? Karena rumah second, rumahnya sudah terpampang didepan mata dengan segala daya tariknya.
Kalau ada pameran perumahan hampir dipastikan kita cuman jadi penggembira saja (paling suka ambil brosur untuk lihat sketsa pembagian ruangan).
Aku susah sekali memahami gambar. Keahlian dimensiku minim, susah memahami rumah dari sketsanya saja, gak deh. Lihat rumah yang sudah jadi didepan mata lebih menarik. Apalagi ada banyak cerita tentang pengembang nakal. Biar lebih mahal gpp daripada ada kemungkinan uang hilang. Begitu juga beli tanah untuk dibangun rumah sesuai keinginan, rasanya koq kurang menarik. Nunggu jadinya kelamaan, gak tahan 🙈
Pilih mana rumah dekat masjid atau dekat sekolahan?
Aku pilih rumah dekat masjid karena bisa meningkatkan ibadah (termasuk memudahkan bapak-bapak sholat di masjid). Sebaiknya rumah yang dekat sekolahan (include disamping atau depannya) gak deh. Ini menyangkut masalah parkir yang semrawut dan juga bikin macet.
Pilih rumah pertama dengan luas berapa?
Harus disesuaikan dengan budget (termasuk untuk renovnya). Sekarang rumah dengan lt kecil (36,45, 60, 90, 130) bisa dihias lucu dan cantik. Untuk pasangan muda bisa dijadikan referensi ig: babydinata, ig pietarosari, ig rhanikurniawan, ig@nunudellon dll. Mereka kreatif sekali mendekor rumah kecilnya.
Pilih rumah sempit, lokasi ditengah kota atau rumah luas lokasi dipinggiran kota?
Kalau aku pilih rumah luas tapi dipinggiran kota. Kalau rumahnya luas, bisa dibuat ngapa-ngapain, jadi tempat tinggal okey, dibuat usaha juga okey. Untuk mensiasati budget, aku pilih lokasi yang bukan dijalan utama, tapi cabang dari jalan utama, lumayan harga permetrnya sudah beda. Dan jangan lupa, meski didalam gg, letaknya jangan terlalu masuk kedalam tapi pilih yang dekat dengan akses keluar supaya gampang mobilitasnya.
Hmm...karena prinsip ini kita belum tertarik dengan tawaran apartemen. Tambah dikit sudah dapat rumah berikut tanahnya, shm lagi :)
Pilih rumah lt 1 atau rumah yang bertingkat?
Aku pilih rumah yang bertingkat, minimal ada lt 2nya. Kenapa? Selain masalah dana renov, juga ada tambahan space, at least untuk ruang service (plus Kt dan Km Art) better ada di lt 2. Lumayan lt 1nya bisa full untuk memaksimalkan penataan ruang. Apalagi aku lebih suka kamar tidur plus kamar madi dalam.
Catatan:
-Perhatikan konstruksi rumah yang akan dibeli. Apakah tidak memerlukan renov berat berkaitan dengan struktur rumah atau hanya perlu renov ringan berkaitan dengan penampakan (interior). Kalau anda tidak mengerti masalah konstruksi, panggil saudara, teman atau tukang untuk melihat dan membuat perhitungan renovnya. Kita kalau berniat beli rumah, sekeluarga besar plus temen deket tahu semua. Bukannya berniat pamer tapi minta pertolongan pertimbangan. Terutama kalau ada kontradiksi, sebagian bilang bagus, sebagian yang lain bilang gak bagus. Wah pulsa telp dipastikan melonjak saking banyaknya saudara yang ditelp, mulai dari sepupu sampai Ami (om)...🙈 Alhamdulillah punya banyak teman baik yg notaris, arsitek juga pengusaha properti.
Kendala-kendala yang dijumpai dalam pembelian rumah
1. Keuangan/pembiayaan
Hitung dulu dana yang ready berapa. Persiapkan sesuai dana yang tersedia. Jangan melebihi karena akan menjadi beban dan pengelolaan keuangan menjadi kacau. Termasuk disini kalau uang hanya cukup untuk membeli tanah, beli tanah aja dulu ntar bangunnya kalau sudah ada dananya. Ingat, kita tidak bisa menghindar dari pengeluaran tak terduga (misal: musibah dll)
2. Pajak.
Ada penjual yang mensyaratkan terima bersih, itu artinya beban biaya notaris dan pajak semuanya menjadi tanggungan pembeli. Kalau ketemu model penjual yang begini, kita harus jeli dan bermain cantik. Kalau memang rumah plus pajaknya jatuhnya murah, ya gpp deh ngalah dikit tapi kalau rumahnya sudah dirasa mahal ya ditolak aja. Kadang ada penjual yang menggunakan persyaratan terima bersih ini untuk membatalkan jual-beli (mungkin gelo karena merasa harganya terlalu murah). Cirinya, persyaratan ini diajukan menyusul.
3. Property (rumah) milik ahli waris
Alamak...ampun deh prosesnya lama dan bertele-tele, apalagi kalau ada ahli waris yang tidak setuju atau ada yang meninggal, kudu sabarrrr. kalau harganya murah boleh deh diambil, masih worthed. Kalau harganya standart atau mahal better gak usah, pilih yang gampang-gampang saja.
Kita pernah beli rumah berhubungan dengan ahli waris model begini. Sudah dikasih dp, uang gak kembali, ditagih malah kucing-kucingan. Rumahnya batal dijual (padahal bukan kita yang membatalkan tapi karena ada salah satu ahli waris yang berkecukupan menolak menjual rumah warisan ortunya. Ditawarkan suruh beli ma saudara-saudara yang lain (kebetulan ada yang minim penghidupannya, sedulurnya itu kagak mau...Ampun deh ketemu orang model antik )
4. Rumah dalam pembagian gono-gini
Urusannya juga sebelas dua belas ma kasus yang ahli waris. Ribet n bertele-tele. Meski ada juga yang sampai terbeli, ada juga yang batal padahal kita sudah dp lho (kali ini dpnya kembali 100% karena pembatalan dilakukan oleh dua orang yang masih bertikai dan saling menyebut mantan )
5. Rumah diserang rayap
Dari depan bangunan tampak kokoh ternyata rumahnya rapuh didalam, termakan rayap, kutu kecil yang bisa membuat kerugian besar.
6. Perhatikan lingkungan sekitar rumah.
Bagaimana keamanannya dan apakah lingkungannya nyaman. Apalagi kalau tetangganya baik, ini namanya rizki.
7. Harga yang belum deal.
Perlu diingat dalam negosiasi pembelian beda dengan negosiasi sewa. Kalau pembelian melibatkan nominal harga yang lebih besar dibanding sewa. Sehingga rate negonya bisa lebih besar. Tapi kalau sewa biasanya rate negonya hanya turun sedikit. Untuk pengajuan penawaran harga biasanya kita sudah melakukan survey sebelumnya jadi kita sudah punya standart rate beberapa rumah/tanah didaerah tersebut. Dalam beberapa kasus, harga yang belum deal itu disebabkan karena beda harga yang tidak seberapa. Malah ada satu kasus, yang beda harga penawarannya hanya rp: 25 jt saja. Kalau ini sih masalah sebenarnya bukan harga tapi lebih kearah belum sreg aja sama rumahnya. Disamping rumah yang kita tawar itu ada tanah kosong. Karena pernah punya pengalaman jelek dengan tanah kosong disamping rumah jadinya aku rada galau waktu tawaranku diterima dengan syarat nambah uang rp: 25 jt. Untung penjualnya masih ngasih syarat :).
Lain masalahnya kalau sudah sreg ma rumahnya, beda harga dikit, dicari win-win solution biar sama-sama enak waktu pengukuhan akad di notaris. Alhamdulillah selama ini baik-baik saja sewaktu akad di notaris.
8. Penjual tidak jujur atau kredibilitasnya meragukan
Bila berhubungan dengan penjual/pembeli yang rada aneh dari penampakan pertamanya, mending berhati-hati meski properti yang ditawarkan harganya miring. Aku pernah berhubungan dengan penjual/pembeli bertipe aneh begini. Omongan penjualnya berubah-ubah, pertama mengenai luas tanah dari 250 menjadi 160, kedua masalah sertifikat, dari shm menjadi surat ijo. Ketika diminta untuk menunjukkan sertifikatnya, dia berdalih segala macam. terakhir, dia mengakui sertifikatnya ada di bank dijadikan agunan peminjaman modal usaha. Ohlala...gak jujur dari awal. Untung punya bodyguard, saudara laki-laki yang siap membantu. Kalau menyerahkan urusan silang-sengketa begini ke suami, hasil akhirnya diminta mengikhlaskan saja...😑
9. Penjual/pembeli yang terkesan over
Ini juga berhubungan dengan kejujuran. Biasanya terkesan over dengan memuji-muji propertinya atau menggiring opini bahwa rumahnya banyak peminat sehingga kita terdesak untuk deal dan memberi dp.
Kita pernah menemui dua kasus. Yang pertama adalah: kita didesak untuk segera memberi dp padahal ternyata terbukti kemudian surat-surat rumah mereka ternyata masih ada masalah dan dititipkan di notaris. Mana harga yang sudah disepakti ma mantan istrinya dinaikkan lagi. Karena sudah jatuh hati ma rumahnya, langsung aja aku transfer dp tanpa pikir panjang. Toh sepertinya penjualnya orang terpercaya (teman haji temanku, lha khan baru haji pula ), kalau ada apa-apa tinggal didatangin aja dikantornya, begitu pikirku. Ternyata....Batal !!!
Alhamdulillah rezki yang lebih baik datang, dengan harga yang jauh lebih murah, dapat rumah tepat dijalan rayanya. Sementara rumah yang batal berada dibelakang jalan raya.
Kasus yang kedua: pembatalan sepihak setelah sebelumnya sangat menyakinkan
Tanah kita disewa oleh pengusaha muda yang cukup tenar. Sudah deal harga (meski rada-rada alot dealnya karena mereka nawarnya luar biasa ketat, akhirnya kita yang nyerah bukan karena posisi kita lemah tapi karena ya sudahlah kurang-lebih aja, Inshaallah diganti rezki ditempat yang lain) Lalu ddidp, sudah dikirim maket, sudah dibuatkan hitung-hitungan kapan pelunasannya. Seminggu menjelang pembayaran di telpon, jangka waktu sewanya direduksi. okey gpp, aslinya kita lebih suka waktu sewa diperpendek. Tiga hari menjelang pembayaran, ditelpon dibatalkan.
Hah...?!!
Koq ini seperti orang ditalaq lewat telpon ya. Jadi bisa ngerasain sakit hatinya...🙈 Masih belum berakhir, diminta dpnya dikembalikan...Aduh...!!!
Melalui pendekatan kekeluargaan, suami meminta sipengusaha datang kerumah, bicara lebih jelas dan terbuka. Ternyata lebih sadis lagi, ketahuan kalau dibatalkan karena mereka punya cadangan lokasi yang lebih baik di surabaya (tanah kita berada di jalan raya Lawang-Malang). Mereka bilang, khawatir saja kalau diteruskan proyeknya di lawang akan rugi. Duh...Mereka khawatir rugi, artinya belum merugi tapi bagaimana dengan pihak lain (kita)?
Catatan: Membeli/menyewa properti tidak seperti membeli baju atau sepatu yang bisa dikembalikan atau bisa ditukar. Malah ditoko-toko aja sudah ada keterangan, barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.
Bagi pengusaha muslim, hati-hati bertindak begini ya. Baik bagi pemilik/pembeli. Ini juga kita jadikan pelajaran berharga. Pengusaha muslim tidak sama dengan pengusaha pada umumnya yang memakai prinsip ekonomi. Pengeluaran yang sedikit untuk mendapatkan penghasilan yang besar. Karena sebagai pengusaha muslim kita punya acuan jual-beli menurut syariat. Diantaranya: pengusaha dilarang menumpuk barang. Dilarang menjual dengan harga yang berlipat-lipat. Dilarang terlibat riba. Dianjurkan membayar upah bahkan sebelum keringatnya kering dll.
Apa pelajaran berharga yang bisa diambil?
Kebetulan kita sedang menyiapkan sebuah proyek berkaitan dengan pemanfaatan salah-satu properti. Begitu tanah kita deal sewa, kita langsung memulai proyek tersebut. Termasuk rencana didalamnya menggunakan setengah dari uang sewa. Disinilah letak simpul masalahnya. Kalau mereka membatalkan proyeknya karena khawatir rugi, kita malah terlanjur rugi karena sudah memulainya. Kita yang sudah berniat hijrah menghindari bank dan segala turunannya, akhirnya terlilit hutang. Alhamdulillah bukan hutang bank, yang jelas gak ada ribanya
Tapi namanya hutang ya tetap harus dibayar. Nah kalau yang begini jatuhnya dholim gak ya...😟
Pelajaran yang didapat dalam kasus ini:
-Naikkan dp ketingkat maksimal.
-Ikrarkan secara lesan bahwa pembatalan sepihak menghanguskan dp (ditambah lagi secara tertulis dan bermaterai).
-Jangan memulai sesuatu kalau kepastian belum ditangan (pelunasan sudah dilakukan, kalau dp mah bisa lewat).
-Jangan khawatir tentang rizki. Ingatlah ini:
Demikianlah ulasan singkat tentang beberapa tips dalam seluk-beluk membeli rumah. Semoga bermanfaat...
NB: Hello dear, Kalau ada yang butuh rumah didaerah surabaya timur, mungkin rumah ini bisa jadi pertimbangan.
Sedang mencari jasa renovasi rumah di Surabaya, Kunjungi Website Kami Di jasa renovasi rumah surabaya
ReplyDeleteatau
jasa renovasi rumah surabaya
Hubungi kami di WA: 08113540707
terimakasih untuk tipsnya, sangat berguna
ReplyDelete