Siapa yang sudah melihat video kedua anak kreatif ini? Kalau belum lihat disini ya: lihat
Lagi cari inspirasi buka instagram, nemu video ini, ngakak, lucu banget. Meski (seperti biasa...🙈) aku gak langsung ngeh isinya tapi lihat mimik si cewek @daraarafah yang hayati bener jadi kagum ma aktingnya. Memang pernah ngalamin atau sekedar berempati ma para korban cowok, si daraarafah ini memang kreatif pembuatan videonya terlepas juga isinya menurutku (ukuran emak-emak) agak sarkas.
Hhh...namanya juga video gokil, satire dan parodi.
Para cewek dan emak-emak yang punya anak cewek, gimana apa sudah merasa terwakili?
Begitu juga dengan video tandingan yang dibuat oleh Ikram Att, bagaimana para cowok atau emak-emak yang punya anak cowok apakah sudah terwakili?
Apakah anak mewakili orangtuanya?
Bisa ya bisa juga tidak.
Ada ungkapan Like mother like daughter atau like father like son, yang menandakan anak replika orangtuanya. Tapi bagaimana dengan badboy atau badgirl padahal orangtuanya terkesan shaleh?
Bukankah ini menandakan kelakuan anak bertolak-belakang dengan kelakuan orangtuanya?
Penelitian yang sudah terbukti, mengatakan gen kecerdasan anak diturunkan dari gen ibunya. Sementara penelitian yang tidak memerlukan bukti mengatakan, anak polah bapak kepradah...🙈
Kesimpulannya: Terwakili atau tidak, orangtua akan terseret dengan ulah anak-anaknya.
Kenapa ada cowok yang membully cewek? Atau kebalikannya, cewek yang membully cowok?
Jawabannya seratus persen berkaitan dengan pola asuh, bukan gen. Kalau ditarik lebih jauh lagi, statement diatas bertalian darah dengan konsisitensi orangtua dalam menerapkan pola asuh. Menjadi orangtua yang konsisten terhadap anak, tampak seperti pekara kecil yang berefek maha berat.
Rasa sayang alamiah orangtua terhadap anak, menghalangi banyak hal buruk/baik yang akan terjadi pada anak.
Suami suka mengingatkan, menyintai anak adalah termasuk pekara hubbud dunya. Masak sih...?
Iya, ini lanjutannya: Banyak orangtua yang bersedia melakukan apa saja untuk membahagiakan anak-anaknya. Termasuk didalam perbuatan ini adalah: membiarkan, mendiamkan, membela, atas nama anak. Saking hebatnya membela anak sampai tak disadari menjauhkan diri sendiri dari tuntunan agama.
Bisa ya bisa juga tidak.
Ada ungkapan Like mother like daughter atau like father like son, yang menandakan anak replika orangtuanya. Tapi bagaimana dengan badboy atau badgirl padahal orangtuanya terkesan shaleh?
Bukankah ini menandakan kelakuan anak bertolak-belakang dengan kelakuan orangtuanya?
Penelitian yang sudah terbukti, mengatakan gen kecerdasan anak diturunkan dari gen ibunya. Sementara penelitian yang tidak memerlukan bukti mengatakan, anak polah bapak kepradah...🙈
Kesimpulannya: Terwakili atau tidak, orangtua akan terseret dengan ulah anak-anaknya.
Kenapa ada cowok yang membully cewek? Atau kebalikannya, cewek yang membully cowok?
Jawabannya seratus persen berkaitan dengan pola asuh, bukan gen. Kalau ditarik lebih jauh lagi, statement diatas bertalian darah dengan konsisitensi orangtua dalam menerapkan pola asuh. Menjadi orangtua yang konsisten terhadap anak, tampak seperti pekara kecil yang berefek maha berat.
Rasa sayang alamiah orangtua terhadap anak, menghalangi banyak hal buruk/baik yang akan terjadi pada anak.
Suami suka mengingatkan, menyintai anak adalah termasuk pekara hubbud dunya. Masak sih...?
Iya, ini lanjutannya: Banyak orangtua yang bersedia melakukan apa saja untuk membahagiakan anak-anaknya. Termasuk didalam perbuatan ini adalah: membiarkan, mendiamkan, membela, atas nama anak. Saking hebatnya membela anak sampai tak disadari menjauhkan diri sendiri dari tuntunan agama.
Hmm...Bener juga ya...😟
Kadang petuah ini masuk, kadang lewat begitu saja. Dalihku, enak memang bapak-bapak ini, mereka memikirkan anaknya hanya sampai kulit ari saja, sementara para ibu memikirkan anaknya sampai ke sumsum tulang.
Suami menimpali: Makanya itu ibu punya kedudukan tiga kali lebih tinggi dari ayah. Bukakah ini sebuah kehormatan bagi seorang ibu?
Bener juga ya...
Pola asuh dalam keluarga sangat mempengaruhi pandangan (nilai-nilai yang dianut) anak. Orang tua yang memiliki anak ganda campuran (anak cewek dan cowok) seharusnya dapat bersikap lebih konsisten dibanding orangtua yang hanya punya anak cewek atau cowok saja. Mengapa?
Orang tua adalah role model pertama bagi anak dalam kehidupannya. Ketika orangtua tidak bersikap konsisten dalam menerapkan nilai-nilai antara anak cewek dan cowok, maka nilai-nilai itu akan dirasa membingungkan dan tak akan dipakai.
Contoh kecil: 1
Ortu yang menerapkan aturan jam malam pada anak perempuannya dan tidak membatasi jam malam pada anak lelakinya maka aturan itu dianggap sebagai sebuah ketidakadilan. Sang anak perempuan akan mengabaikan hal baik dibalik aturan itu dibuat.
Contoh kecil: 2
Banyak ortu menerapkan aturan double standart (sepengetahuan saya, khususnya dalam budaya arab) pada anak perempuan dan menantu perempuannya (notobene istri dari anak lelakinya) . Pada anak perempuannya diberikan kesempatan yang luas untuk menuntut ilmu dan kebebasan-kebebasan yang lain sementara pada menantu perempuannya (khususnya mertua yang masih beraliran retro-pop.. 🙈 ) dibatasi nilai-nilai dengan dalih kasihan suaminya. Kisahnya: ada teman yang curhat, anaknya putus dengan calonnya karena si ibu sang calon tidak setuju punya mantu yang bekerja di luar rumah (dokter). Sang ibu khawatir, anak lelakinya tidak terurus. Yang menggelikan adalah, saudara perempuan si calon adalah juga seorang dokter..😶 (speechless deh, mana bisa calon besan didebat ). Maka kuhibur teman yang sedang galau itu dengan kalimat, "Itu artinya sedang dipersiapkan jodoh yang lebih baik buat Nina"
Dalam hal ini, nilai-nilai yang tidak konsisten si ibu akan membuat anak lelakinya tidak bisa bersikap sebagaimana seharusnya (akhirnya terjadilah pembullian hubungan alias pemutusan hubungan sepihak)
Singkat kata, pola asuh ortu yang tidak konsisten memberikan sumbangsih dari pembentukan kepribadian anak yang labil. Penampakannya dalam bentuk pembulian atau pelecehan terhadap lawan jenis. Jelasnya lagi anak cewek atau anak cowok yang baik adalah murni hasil pola asuh yang baik dari orangtua yang baik tetapi badboy atau badgirl adalah hasil persilangan pola asuh yang tidak konsisten dengan lingkungan yang tercemar.
Berkaitan dengan video satire diatas, kelihatan sekali kalau kelahirannya didasari oleh rasa empati women to women atau man to man. Hhh ...sepertinya keduanya memang berniat menyentil dan bukan pelaku. Maka berterimakasihlah kita pada @daraarafah. Bagaimana emak-emak yang punya anak cowok apa sudah terwakili oleh @ikram_afro_attamimi...? 😉
See you in the next post...
Pola asuh dalam keluarga sangat mempengaruhi pandangan (nilai-nilai yang dianut) anak. Orang tua yang memiliki anak ganda campuran (anak cewek dan cowok) seharusnya dapat bersikap lebih konsisten dibanding orangtua yang hanya punya anak cewek atau cowok saja. Mengapa?
Orang tua adalah role model pertama bagi anak dalam kehidupannya. Ketika orangtua tidak bersikap konsisten dalam menerapkan nilai-nilai antara anak cewek dan cowok, maka nilai-nilai itu akan dirasa membingungkan dan tak akan dipakai.
Contoh kecil: 1
Ortu yang menerapkan aturan jam malam pada anak perempuannya dan tidak membatasi jam malam pada anak lelakinya maka aturan itu dianggap sebagai sebuah ketidakadilan. Sang anak perempuan akan mengabaikan hal baik dibalik aturan itu dibuat.
Contoh kecil: 2
Banyak ortu menerapkan aturan double standart (sepengetahuan saya, khususnya dalam budaya arab) pada anak perempuan dan menantu perempuannya (notobene istri dari anak lelakinya) . Pada anak perempuannya diberikan kesempatan yang luas untuk menuntut ilmu dan kebebasan-kebebasan yang lain sementara pada menantu perempuannya (khususnya mertua yang masih beraliran retro-pop.. 🙈 ) dibatasi nilai-nilai dengan dalih kasihan suaminya. Kisahnya: ada teman yang curhat, anaknya putus dengan calonnya karena si ibu sang calon tidak setuju punya mantu yang bekerja di luar rumah (dokter). Sang ibu khawatir, anak lelakinya tidak terurus. Yang menggelikan adalah, saudara perempuan si calon adalah juga seorang dokter..😶 (speechless deh, mana bisa calon besan didebat ). Maka kuhibur teman yang sedang galau itu dengan kalimat, "Itu artinya sedang dipersiapkan jodoh yang lebih baik buat Nina"
Dalam hal ini, nilai-nilai yang tidak konsisten si ibu akan membuat anak lelakinya tidak bisa bersikap sebagaimana seharusnya (akhirnya terjadilah pembullian hubungan alias pemutusan hubungan sepihak)
Singkat kata, pola asuh ortu yang tidak konsisten memberikan sumbangsih dari pembentukan kepribadian anak yang labil. Penampakannya dalam bentuk pembulian atau pelecehan terhadap lawan jenis. Jelasnya lagi anak cewek atau anak cowok yang baik adalah murni hasil pola asuh yang baik dari orangtua yang baik tetapi badboy atau badgirl adalah hasil persilangan pola asuh yang tidak konsisten dengan lingkungan yang tercemar.
Berkaitan dengan video satire diatas, kelihatan sekali kalau kelahirannya didasari oleh rasa empati women to women atau man to man. Hhh ...sepertinya keduanya memang berniat menyentil dan bukan pelaku. Maka berterimakasihlah kita pada @daraarafah. Bagaimana emak-emak yang punya anak cowok apa sudah terwakili oleh @ikram_afro_attamimi...? 😉
See you in the next post...