20 April 2015

Abikusayang, Abikukenang...

Dad, You will always be my first love and my hero...

Perlu waktu untuk menata hati dan mulai menulis lagi.
Semuanya berlangsung begitu cepat...

sebelum dan sesudah tg: 10 april 2015


Father and Son...
Atas nama keluarga: Terimakasih atas segala perhatian dan doanya, hanya Allah SWT yang dapat membalas semuanya ...
 Waktu yang tak bisa kembali..
Catatan:25/05/2015 jam: 08:30
Apa Arti ayah bagi anak perempuannya...?
Seorang ayah bagi anak perempuannya ibarat langit yang menaungi bumi. Bila ibu adalah perwujudan kasih sayang, ayah adalah perwujudan perlindungan. Ada empat tiang bagi perempuan dalam kehidupannya. Tiang yang pertama adalah ayah, tiang kedua adalah suaminya, tiang yang ketiga adalah anak laki-lakinya dan tiang keempat adalah saudara laki-lakinya. Kehilangan ayah menyebabkan satu tiang turut hilang. Bagaimanapun juga perumpamaan ini akan berpengaruh berbeda pada tiap anak tergantung keterdekatan hubungan yang terbina sebelumnya. Sayang sekali jika ada hubungan keterdekatan ayah-anak yang terganggu karena masalah-masalah duniawi. Hubungan orangtua-anak (dalam hal ini ayah-anak) tidak hanya melibatkan hubungan yang bersifat keturunan (duniawi) tetapi juga melibatkan hubungan yang bersifat ibadah. Jadi bila ada diantara kita yang saat ini masih berselisih dengan ibu atau ayah karena hal-hal yang kecil atau besar, karena prasangka (atau bahkan karena fakta) atau karena kesalahan masa lalu de-el-el...Segeralah akhiri detik ini juga sebelum penyesalan datang. Mungkin penyesalan itu tidak akan datang awal tapi percayalah manusia adalah makhluk yang rentan, dikelilingi oleh ribuan penyesalan. Bila tidak pandai-pandai bersyukur, maka kita akan terjebak dalam lautan penyesalan yang tidak bertepi dan akan semakin menjauhkan kita dari rahmadNya. Jadi kenapa tidak memutus rantai penyesalan itu sekarang?
Catatan tg: 27/05/2015 jam: 05:37
Hari rabu malam, tg:08/04/2015, abi kontrol ke dokter jantung dengan keluhan sesak. Dokter menyarankan untuk MRS karena menduga ada cairan di paru-paru. Sudah tiga kali ini abi didiagnosa kelebihan cairan dan biasanya disertai dengan kaki bengkak. Sepertinya kali ini kondisinya lebih ringan karena tidak disertai kaki bengkak jadi kita sempat lengah apalagi abi tidak ditempatkan di ruang khusus seperti sebelumnya tapi hanya di kamar rawat-inap. Hari Kamis, abi MRS dan seharian kita ngumpul di kamar. Jam: 22.00 kita pamit pulang. Sebelumnya abi ditanya mama, kita nunggu di RS atau fendik yang nunggu (asisten setia abi). Abi bilang semua pulang saja kecuali fendik tapi besok pagi dateng. Malam itu kita semua pulang.  Pukul 04.30 mama ditelpon fendik mengabarkan abi sesak. Jam 05.00 kita sudah tiba di Rs dan abi sudah memakai bantuan oksigen tapi masih sadar. Meski berdebar-debar, aku masih belum Ngeh kalau ini kondisi gawat-darurat. Entahlah...aku selalu berpikir abi orang yang tahan banting terhadap segala tindakan pengobatan. Pikiran yang terlalu pede..Meski begitu akal sehatku masih jalan, aku segera menelpon anak pertama, Sirin yang kuliah di Malang dan suami yang bertugas di Bojonegoro untuk segera meluncur ke Surabaya. Hanya dua orang itu yang kuhubungi setelah itu aku tidak ingat memegang hp. Pukul 06.00 abi masuk ke ruang ICCU. Jam: 08.00 abi dipasangi ventilator, lagi-lagi, aku masih belum Ngeh ini kondisi siaga 2. Suami tiba di di Rs jam: 08.30 dan langsung mengecek kondisi abi, diruang ICCU. Aku yang sedari tadi tidak diperbolehkan masuk, mengambil kesempatan untuk ikut masuk kedalam, melihat kondisi abi. Entahlah... karena sudah familiar dengan alat bantu pernapasan atau suasana ruang ICCU, aku tetap belum Ngeh kalau kondisi abi gawat. Reaksi suami juga sangat terkontrol dan dia bilang abi stabil. Aku mengartikan kondisi stabil dengan kalimat bebas, baik-baik saja. Aku baru Ngeh kondisi abi gawat, setelah melihat reaksi adikku yang dokter, geleng-geleng kepala melihat hasil lab dan setelah bicara dengan dokter jantung yanag menangani abi. Ditambah lagi seorang perawat mengeluarkan cairan merah yang banyak sekali dari paru-paru abi. Belakangan aku baru menyadari, sepertinya saat itu aku pada fase menolak. Jadi meski aku tahu kondisi abi gawat tetapi karena aku belum siap menerima konsekwensinya maka mekanisma pertahanan diriku berjalan. Pikiranku mengatakan bahwa abi akan baik-baik saja. Sejak itu aku bertahan di ruang ICCU bergantian dengan adik dan  mama.
Pukul: 12.00 , abi mendapat serangan yang pertama, dokter anastesi menginstruksikan untuk melakukan tindakan pijat jantung. Kami minus adikku, Rima yang masih dalam perjalanan menuju Sby dari Sangata tak henti mengucapkan kalimat talqin ditelinga abi. 

لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ. الأعراف
Tiap-tiap umat memiliki ajal (batas waktu); maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya. (QS. al-A’roof: 34)
Catatan; 28/05/2015 jam: 06:17
Ketika abi dipijat jantung, aku bisa merasakan aura "keberatan" dari keluarga bila abi akan berpulang secepat ini. Aku bahkan mengatakannya dalam hati untuk bertahan satu hari saja. Dan ketika team dokter berhasil membuat jantung abi berdenyut lagi, aku merasa doaku dikabulkan... Ternyata ada pijat jantung yang kedua...Yang ketiga...!!! Maka aku, mama dan semua yang hadir sudah mengikhlaskan abi...Alangkah naifnya kita, demi memenuhi keinginan melihat abi bertahan, berusaha melawan takdir. Disela-sela kondisi kritis, adikku Rima datang tepat pada waktunya. Terjadi lagi pijat jantung yang keempat...Subhanallah. Abi, kami semua sudah mengikhlaskanmu...Insyaaallah kelak kita bertemu di surga yang sama. Amin YRA

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang mempunyai jiwa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Ali Imran: 185)
Innalillahi Wainnailahi Rojiun...Abi dinyatakan meninggal, hari jumat: tg:10 April 2015 saat adzan Isya berkumandang. Kami semua sudah mengikhlaskan abi. Alhamdulillah tidak ada ratapan atau teriakan histeris mengiringi kepergian abi tersayang.
Jenasah keluar dari Rs menuju Pasuruan sekitar jam: 21.00 dan tiba di rumah sekitar jam: 22.00. 
Sesudah subuh, aku, adikku dan kakak tertua abi berkumpul di dekat jenasah abi. Kakak tertua abi, memberikan petuah bijak yang sangat menyejukkan...
Kata-katanya yang selalu terngiang: tugas abi di dunia sudah berakhir, kita doakan abi meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Rahmad Allah itu lebih besar dibanding dengan adzhabnya. Insyaaalah dosa-dosa kecil akan termaafkan...dan dosa besar adalah: dosa yang berhubungan dengan akidah, syirik, murtad atau durhaka pada orang tua. Kita doakan insyaallah, abi tidak punya dosa seperti itu. Tugas anak adalah menjadi anak yang sholeh atau sholihah sehingga dapat mengantarkan abi ke surga. Insyaallah. Amin YRA. 
Abi meninggal dalam usia 76 tahun. Mengidap diabetes lebih dari empat puluh tahun. Awal terkena diabet sejak abi berhenti merokok dan menggantikannya dengan banyak mengkonsumsi permen. Abi adalah tipe dokter minded, rajin konsultasi ke dokter dan tak pernah lupa minum obat. Hanya satu kekurangannya abi susah sekali diminta berdiet. Akhirnya diabetes yang dideritanya berkomplikasi ke jantung, mata dan gangguan ginjal. 
Dalam hal kebiasaan yang menjadi teladan adalah: kebiasaan bersilahturahmi. Abi hampir tidak pernah melewatkan untuk bertakziah atau mendatangi undangan walimatul nikah. Meski harus memakai kursi roda dan memasuki daerah-daerah yang sulit dijangkau, abi bersikeras untuk tetap hadir di dua acara tersebut. Kita sebagai anak yang sepertinya memikirkan untuk kebaikan abi, kadang berusaha mencegah abi untuk datang dengan mengatakan mereka akan memaklumi jika abi tidak datang karena mereka tahu abi sakit. Tapi abi selalu menjawab dengan tegas bahwa abi sama sekali tidak merasa keberatan atau terbebani untuk datang. Abi senang melakukannya, bersilahturahmi ke rumah saudara atau teman. Subhanallah...Semoga ini menjadi amalan abi. Amin YRA
Keutamaan Silahturrahmi:
dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda:
" تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ "
"Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi" (HR Bukhari dan Muslim)
dari Abu Hurairah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
" مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ "
"Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi"   



Catatan: 20/06/2015 pada jam: 10.15 PM
Abi bukanlah pejabat publik atau tokoh masyarakat atau seseorang yang kharismatik. Abi hanyalah ayah dari tujuh orang anak, suami terbaik untuk mama tercinta dan seorang dengan kepribadian yang penuh percaya diri. Alhamdulillah yang melayat abi dari segala lapisan, saudara, sahabat, teman dll.  Semoga abi dinaikkan derajatnya, diampunkan dosanya, dilapangkan kuburnya dan dimasukkan ke dalam jannah. Amin YRA. 
Abi, kami, anak-anakmu akan selalu mengenangmu dalam doa-doa  yang kami panjatkan, kebaikan dan amalan yang kami lakukan. Tidak akan pernah kami lalaikan keberadaanmu diantara tengadah tangan, didalam sujud, memanjatkan segala kebaikan untukmu pada Allah SWT. Insyaallah kelak kita bertemu di surga yang sama. 
Amin YRA.

No comments:

Post a Comment