07 October 2013

Review: Pisah atau Rujuk...? Part:1

Ada banyak cara menunjukkan rasa syukur dan mungkin tiap orang punya cara yang berbeda-beda. Ada orang yang bisa bersyukur disaat senang atau sedih, ada yang tak lupa bersyukur disaat senang ada juga yang diingatkan bersyukur disaat mendengar orang lain tertimpa musibah. Anda berada dimana?

Orang Alim selalu dapat bersyukur disaat sedih ataupun senang karena kesedihan itu tidak menghapuskan segala nikmat yang sudah kita peroleh sebelumnya. Ibaratnya kesedihan itu  setitik nila, nikmat yang diberikan Alla SWT itu seperti susu di samudra luas. Jadi setitik nila tidak akan merusak  susu didalam samudra. Lain halnya kalau setitik nila didalam susu sebelanga, yang minum pasti keracunan...:)

Dimanakah posisi kita...? Simak dulu kisah yang satu ini.
Alkisah disebuah desa ada sidang keluarga untuk mendamaikan suami-istri yang sedang berselisih. Koyol sih alasannya karena BB.

Pengakuan dimulai dengan sang suami membeberkan perbedaan perilakunya istrinya sebelum dan sesudah mengenal BB. Setelah bla-bla...bercerita panjang lebar, sang suami mengakhiri dengan ultimatum untuk tidak memakai BB, baik untuk bisnis maupun untuk pergaulan. Kata akhir, BB harus dijual atau tidak dipakai. Selanjutnya giliran sang istri. Tampaknya sedari tadi dia berusaha menahan diri, begitu dikasih kesempatan langsung saja dosa-dosa sang suami dikupas satu-persatu. Sebagai catatan, si istri mengatakan dosa-dosa suaminya sebagai dosa yang invisible bagi orang lain alias hanya dirasakan oleh istrinya saja karena sang istri sering harus melindungi reputasi suami dimata keluarganya.



Ehm.... Dari dulu aku tidak pernah percaya bahwa fb, bb, hp atau apapun hal-hal yang remeh bisa menyebabkan perceraian. Itu hanya pengkambinghitaman saja, selalu ada alasan yang lebih krusial dibalik alasan yang nampak dibuat-buat itu, seperti: ketidakpercayaan, misskomunikasi ataupun perbedaan karakter. Hal-hal inilah yang menjadi alasan dibalik alasan koyol atau pengkambing hitaman BB, FB de-el-el.

Satu yang kutangkap, sang suami adalah tipe laki-laki klasik tradisional (kayak tipe rumah aj ya ) dengan pemikiran utama, istri harus taat dan patuh pada suaminya, titik tanpa koma. Sementara sang istri mulai mengembangkan dirinya dari tipe klasik (surgo nunut, neroko katut..gak segitunya sih, mmg siapa mau barengan masuk neraka!?Kalau masuk surga bareng-bareng sih semua juga mau:) ke tipe modern minimalis. Ini terlihat dari alasan utamanya berbisnis online adalah: untuk meningkatkan rasa amannya karena sang suami sering merajuk berbulan-bulan jika marah dan mengancam cerai.

Apa alasan dari pertikaian ini tidak penting untuk dibahas karena bagaimanapun juga semua orang punya persoalan. Jadi bukan pada apa persoalannya tapi pada bagaimana mereka akan menyelesaikannya. Singkat cerita, untuk menghindari penyelesaian akhir yang sangat tidak disukai (cerai) treatment yang dianjurkan adalah: sang istri  mengalah untuk ikhlas melepaskan bisnis onlinenya yang mulai tumbuh (ngalah untuk menang). Menghadapi suami tipe klasik tradisional begini harus bermain cantik, biarkan dia merasa menang dulu, strategi yang lain menyusul. Alih-alih berbicara panjang-lebar tentang kesetaraan gender ntar dipikir juru damainya ada pesan sponsor, gawat khan! Sebaliknya sang suami juga dianjurkan untuk belajar menghargai istrinya dengan mulai mendengarkan pendapat-pendapatnya. Jadi tidak asal melarang tapi harus ada penjelasan logis dibaliknya. Anak kecil saja ingin penjelasan mengapa mereka dilarang sering makan permen atau dilarang banyak bermaian apalagi orang dewasa...!

Satu minggu pertama berlangsung mulus, minggu kedua dan ketiga tidak diketahui prosesnya, minggu keempat, ada khabar mereka akan bercerai meski tidak sepakat...!?


Yang patut digarisbawahi dari kisah ini adalah:

     1.Hak menikah ada ditangan perempuan sementara hak talak ada ditangan laki-laki. Hak talak berada ditangan suami bukan berarti suami bisa seenaknya menceraikan istri karena sesuatu yang  tidak disukai. Yang harus disadari, perceraian merupakan pilihan terbaik dari yang terburuk.So laki-laki harus sangat berhati-hati dengan kata-katanya. Bila anda tidak benar-benar menginginkan perceraian jangan sekali-sekali mencoba membuat ancaman dengan kata-kata cerai.

      2.Finally Cerai setelah berdamai menunjukkan masing-masing pihak tidak dapat memegang komitmen awal sebagai awal yang baik untuk saling menghargai.

      3.Seseorang itu secara alami bertumbuh untuk menyesuaikan diri ditengah lingkungannya. Inilah salah-satu kelebihan manusia agar dia bisa survive. Jadi bila suami atau istri bertumbuh (kearah yang baik atau kearah yang buruk)  itu artinya anda sebagai pasangan ikut andil membentuknya. Bila anda tidak suka dengan perbedaan before n after, cobalah evaluasi diri, apa yang sudah anda perbuat sehingga terjadi proses survival.
1    4.Setiap masalah harus diselesaikan secara win-win solution jika salah-satu pihak yang dimenangkan sementara pihak yang lain harus kalah, akan terjadi proses defend mechanism atau mekanisma pertahanan diri. Ada berbagai ragam mekanisama pertahanan diri, yang pada dasarnya mengacu pada mengatasi masalah dengan masalah. Dalam hal ini, pihak istri merasa berkeberatan melepaskan bisnis online yang sudah menampakkan hasil dikarenakan ada rasa kekhawatiran suaminya masih akan melanjutkan ancaman-ancamannya untuk cerai jika mereka punya masalah. Mekanisma pertahanan dirinya mencari penyaluran dengan cara-cara yang dapat menimbulkan masalah baru. Jadi ini seperti lingkaran setan, siapa yang memulai menyulut pertikaian menjadi kabur.

1  5.Ada beberapa alasan yang legal untuk bercerai diantaranya: pasangan terlibat narkoba, miras, KDRT, lepas tanggung-jawab, selingkuh atau beda keyakinan. Nah bila pasangan anda tidak termasuk dari salah-satu alasan legal diatas ada alasan pendukung yaitu: kikir atau dholim (KDRT psikis). Note: anda boleh bercerai dengan alasan-alasan diatas, tapi bila anda memilih bertahan pastikan bahwa anda dapat dengan ikhlas menerima konsekwensinya karena jika tidak berarti anda tengah menghancurkan diri anda dan kel (ingat mekanisma pertahanan diri yang dapat memacu masalah baru). Seseorang bisa dengan ikhlas menerima takdir yang menimpanya dengan hanya satu alasan yaitu: ketaqwaan. Hanya orang yang alim yang bisa melihat takdir buruk sebagai ujian bagi keimanannya sehingga mereka dapat menerimanya dengan sabar dan ikhlas. Jadi kalau anda ingin bertahan, tingkatkan keimanan anda. 
    6.Seharusnya perceraian itu adalah hasil kesepakatan bukan suatu hukuman atau ancaman dari ketidakpatuhan. Begitu juga rujuk, harusnya merupakan kesadaran bukan suatu bentuk kekalahan atau kemenangan salah-satu pihak.
    Apakah Untung atau Rugi jika bercerai...?
Menikah,cerai, rujuk adalah drama yang dimungkinkan terjadi dalam kehidupan seseorang. Menikah adalah sesuatu yang menggembirakan karena itu dalam banyak hadist disebutkan menikah hendaknya dipermudah. Sementara cerai adalah sesuatu yang halal tetapi paling dibenci Allah SWT karenanya cerai hendaknya dipersulit. Jadi jangan dibalik.
Hak memilih menikah dengan siapa ada ditangan  kaum perempuan sementara hak talak ada ditangan laki-laki.

Ketika sang suami mengutip sebuah hadist yang mengatakan:"Jika aku hendak menyuruh seseorang supaya sujud kepada seseorang tentulah aku perintahkan isteri supaya sujud kepada suaminya."  Tiba-tiba aku merasa mual...Duh...nih orang main hadist tanpa sadar kalau dia juga tidak mengindahkan hadist yang lain.
Ada juga hadist yang mengatakan: Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Begitu juga dengan hukum waris yang memberi satu bagian pada anak laki-laki dan memberi setengah bagian bagi anak perempuan. Tiga hadist ini tidak langsung menunjuk bahwa laki-laki memiliki superioritas dibanding perempuan. Ini hanya menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda-beda dan tentunya saling melengkapi.

Bagaimana dengan hadist yang mengatakan bahwa ibu adalah orang yang wajib kita hormati 3x dibandingn ayah?

Jadi apa yang ada dibenak kaum laki-laki tradisional, apakah mereka bisa hormat pada ibunya jika mereka beranggapan laki-laki lebih superior dibanding perempuan? Terus pertanyaannya siapa yang melahirkan laki-laki yang terhormat itu? Perempuan bukan? Jadi bukankah kaum perempuan ikut andil dalam terjadinya keberadaan kaum laki-laki!!!

So...Stop Your Underestimate.
Waktu berhaji, ada kejadian yang sangat membekas.

Hijr ismail adalah tempat yang mustajabah untuk berdoa sehingga semua jamaah berusaha sholat disana. Saking padatnya jumlah orang sampai kita hanya bisa shalat berdiri saja tanpa rukuk, sujud atapun duduk tahiyat.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki berteriak-teriak (sepertinya berwajah Turki atau negara-negara pecahan Soviet) sambil tangannya menyetop orang yang lalu lalang. Karena berniat shalat dua rakaat disana maka aku antri menunggu giliran sembari berusaha bertahan dari dorongan gelombang orang-orang yang antri juga. Setelah beberapa saat kuamati, ternyata laki-laki yang berteriak tadi menyediakan diri sebagai sukarelawan untuk menjaga para perempuan yang sedang shalat (memang disaat haji dan ramadhan sepertinya orang berlomba-lomba menjadi malaikat) Jadi dia menghalau semua orang yang lewat di area shalat sehingga tiap perempuan yang shalat bisa rukuk, sujud dan duduk tahiyat. Subhanallah...Bukankah ini contoh sesungguhnya bahwa laki-laki itu adalah pelindung kaum perempuan.   

Sementara ada contoh yang lain lagi.  
Ketika sedang bersiap shalat dhuhur di depan ka’bah, aku masih bingung kenapa imam tidak bersegera memulai shalat. Ada suara ricuh dari belakang yang menyebabkan Imam tertahan untuk segera bertakbir. Eh...ketika aku menoleh kebelakang ternyata beberapa laki-laki tua dengan penampilan bersurban, berjenggot dan bahasa yang tidak kumengerti terus menunjuk-nunjuk kearah kami, para perempuan. Dengan bahasa isyarat yang diulang-ulang akhirnya kami mengerti kalau mereka berkeberatan ada dibelakang kaum perempuan, mereka minta kami mundur dan bertukar tempat. Ada sebagian yang mau pindah kebelakang tapi ada sebagian yang lain yang tidak mau beranjak, termasuk aku.

Uh...sebel rasanya ditunjuk-tunjuk dan diteriaki dengan bahasa yang tidak dimengerti. Karena banyak para perempuan yang  tidak bergeming, teriakan mereka semakin lantang.. mirip unjuk rasa didepan ka’bah. Kejadian  ini berlangsung sekitar 20menitan. Ditengah keributan itu, tiba-tiba ada beberapa orang sukarelawan dengan bahasa arab yang tidak kami mengerti juga tapi diucapkan dengan tutur kata halus dan isyarat tangan menggiring para perempuan untuk pindah kebelakang. Suamipun segera menarik lenganku seraya berkata: “Kita bukan siapa-siapa disini (hehehe ditanah air juga sama, bukan pejabat atau artis...:)  jadi jangan buat masalah, ayo pindah kebelakang”

Aku lihat para perempuan yang tadi bersikeras tidak mau pindah kebelakang segera pindah dan Imampun memulai takbir tanda shalat dhuhur dimulai.
Dari kejadian singkat ini, aku mengambil kesimpulan singkat bahwa: prasangka dapat timbul dikarenakan cara-cara yang mereka tunjukkan. Aku mempunyai prasangka bahwa laki-laki tua yang menyuruh kami pindah kebelakang adalah laki-laki yang menganggap diri mereka lebih superior dibanding perempuan sehingga mereka tidak senang hati melihat kaum perempuan shalat didepan sementara mereka dibelakang. Pikiranku langsung jauh menerawang membayangkan para istrinya yang sampai tua harus tunduk, patuh dan takut pada suaminya yang bisa saja kasar jika tidak dituruti. Ketika aku utarakan ke suami, serta-merta suami berkata: “Tidak boleh suudhon...Bisa saja mereka lebih bahagia dibanding kelihatannya karena bahagia itu letaknya di hati bukan di penampilan...”
Astagfirullah...Kalau dipikir-pikir betul juga ya dan semoga...
E...jadi ngelantur kemana-mana....Kembali lagi kepembahasan apa untung-ruginya bercerai?

Sepertinya untungnya cuman satu, yaitu: terbebas dari kewajiban sebagai suami/istri atau rutinitas yang membosankan...selebihnya banyak kerugiannya...!!!

Sebagai orang yang pernah sakit berat, aku beranggapan bahwa sehat adalah karunia. Jadi bila anda sehat maka sepatutnya anda bersyukur dan tidak mencari-cari masalah.

Bila anda sehat, pasangan sehat, anak sehat, orangtua sehat apalagi yang bisa bikin masalah? Tentu saja tidak sesederhana itu, masalah akan selalu ada sepanjang peradaban tapi ingatlah seberat-berat masalah lebih berat lagi jika kita harus melihat orang yang kita sayangi menderita.  

  Apa kerugiannya? Kerugiannya amat banyakkkkkk sekali, bukan dijumlah yang bisa disebutkan tapi kerugian lebih banyak dari hal yang tidak bisa disebutkan. Seperti, menyangkut masalah anak.

Tahukah anda jika anak-anak tumbuh dan berkembang lebih tergantung dari cara ibu membesarkannya?

Seorang anak yang dibesarkan dengan ibu yang menyimpan amarah kepada ayahnya, maka anak tersebut akan condong memusuhi ayahnya direntang kehidupannya.

Bukankah kita lebih sering menjumpai seorang ayah yang ditinggalkan anak-anaknya dimasa tua dibanding sebaliknya? Bila ada kejadian seperti ini, percayalah pada hukum alam yang mengatakan bahwa ibu lebih berperan membentuk karakter anak-anaknya dibanding ayah.

  Anak laki yang dibesarkan ibunya akan kehilangan figur ayah. Anak laki-laki butuh mempelajari beberapa hal yang tidak bisa dia dapatkan dari ibunya meski ibunya adalah seorang superwoman sekalipun. Begitu juga dengan anak perempuan, dia membutuhkan figur ayah untuk hal-hal yang tidak bisa dia pelajari dari ibunya seperti: relasi interpersonal pria dan wanita dsb.

Mungkin bagi beberapa anak, hal ini tidak memberikan efek yang merugikan tapi bagi beberapa anak yang lain hal ini memberi efek yang sangat merugikan. Bagaimana jika dari beberapa anak yang terkena dampak merugikan itu adalah anak anda? Live must go on...anda tidak bisa mengulang kehidupan anda. Jadi pikirkanlah masak-masak segala sesuatunya sebelum masak nasi menjadi bubur...

Catatan penting: Menurut penelitian dan apa yang dapat kita lihat secara empiris, perempuan mempunyai peluang hidup lebih besar dibanding laki-laki. Jadi...bila anda berbuat tidak menyenangkan pada istri,ingatlah bahwa istri juga nanti yang akan merawat bila anda mulai tua dan sakit-sakitan.  Dan besar kemungkinannya  pasangan anda (istri) yang akan menuntun anda membacakan ayat-ayat suci disaat-saat terakhir hidup anda. Subhanallah...cintailah istri anda dan perlakukan dengan baik.

Bagaimana jika istri meminta cerai...?
Ada prejudice terhadap istri yang meminta cerai karena dua alasan yang mendasari. Yang pertama pasti alasan ekonomi, pendapatan si istri lebih besar dari suami atau malah suaminya sedang mengalami kesulitan ekonomi.Alasan kedua adalah karena selingkuh. Benarkah?

Namanya saja prejudice jadi belum tentu benar.

So let it...


TOBE CONTINUE PART 2

No comments:

Post a Comment