Orang
Alim selalu dapat bersyukur disaat sedih ataupun senang karena kesedihan itu
tidak menghapuskan segala nikmat yang sudah kita peroleh sebelumnya. Ibaratnya
kesedihan itu setitik nila, nikmat yang
diberikan Alla SWT itu seperti susu di samudra luas. Jadi setitik nila tidak
akan merusak susu didalam samudra. Lain halnya
kalau setitik nila didalam susu sebelanga, yang minum pasti keracunan...:)
Dimanakah posisi kita...? Simak dulu kisah yang satu ini.
Bagaimana
jika istri meminta cerai...?
Alkisah disebuah desa ada sidang keluarga untuk mendamaikan suami-istri yang sedang berselisih. Koyol sih
alasannya karena BB.
Pengakuan dimulai
dengan sang suami membeberkan perbedaan perilakunya istrinya sebelum dan
sesudah mengenal BB. Setelah bla-bla...bercerita panjang lebar, sang suami
mengakhiri dengan ultimatum untuk tidak memakai BB, baik untuk bisnis maupun
untuk pergaulan. Kata akhir, BB harus dijual atau tidak dipakai. Selanjutnya
giliran sang istri. Tampaknya sedari tadi dia berusaha menahan diri, begitu
dikasih kesempatan langsung saja dosa-dosa sang suami dikupas satu-persatu.
Sebagai catatan, si istri mengatakan dosa-dosa suaminya sebagai dosa yang
invisible bagi orang lain alias hanya dirasakan oleh istrinya saja karena sang
istri sering harus melindungi reputasi suami dimata keluarganya.
Ehm.... Dari dulu aku
tidak pernah percaya bahwa fb, bb, hp atau apapun hal-hal yang remeh bisa
menyebabkan perceraian. Itu hanya pengkambinghitaman saja, selalu ada alasan
yang lebih krusial dibalik alasan yang nampak dibuat-buat itu, seperti:
ketidakpercayaan, misskomunikasi ataupun perbedaan karakter. Hal-hal inilah
yang menjadi alasan dibalik alasan koyol atau pengkambing hitaman BB, FB
de-el-el.
Satu yang kutangkap,
sang suami adalah tipe laki-laki klasik tradisional (kayak tipe rumah aj ya ) dengan
pemikiran utama, istri harus taat dan patuh pada suaminya, titik tanpa koma.
Sementara sang istri mulai mengembangkan dirinya dari tipe klasik (surgo nunut,
neroko katut..gak segitunya sih, mmg siapa mau barengan masuk neraka!?Kalau masuk surga bareng-bareng sih semua juga mau:) ke tipe modern minimalis. Ini terlihat dari alasan utamanya
berbisnis online adalah: untuk meningkatkan rasa amannya karena sang suami
sering merajuk berbulan-bulan jika marah dan mengancam cerai.
Apa alasan dari
pertikaian ini tidak penting untuk dibahas karena bagaimanapun juga semua orang
punya persoalan. Jadi bukan pada apa persoalannya tapi pada bagaimana mereka
akan menyelesaikannya. Singkat cerita, untuk menghindari penyelesaian akhir
yang sangat tidak disukai (cerai) treatment yang dianjurkan adalah: sang istri
mengalah untuk ikhlas melepaskan bisnis onlinenya yang mulai tumbuh
(ngalah untuk menang). Menghadapi suami tipe klasik tradisional begini harus
bermain cantik, biarkan dia merasa menang dulu, strategi yang lain menyusul. Alih-alih
berbicara panjang-lebar tentang kesetaraan gender ntar dipikir juru damainya
ada pesan sponsor, gawat khan! Sebaliknya sang suami juga dianjurkan untuk belajar
menghargai istrinya dengan mulai mendengarkan pendapat-pendapatnya. Jadi tidak
asal melarang tapi harus ada penjelasan logis dibaliknya. Anak kecil saja ingin
penjelasan mengapa mereka dilarang sering makan permen atau dilarang banyak
bermaian apalagi orang dewasa...!
Satu minggu pertama
berlangsung mulus, minggu kedua dan ketiga tidak diketahui prosesnya, minggu
keempat, ada khabar mereka akan bercerai meski tidak sepakat...!?
Yang
patut digarisbawahi dari kisah ini adalah:
1.Hak
menikah ada ditangan perempuan sementara hak talak ada ditangan laki-laki. Hak talak berada ditangan suami bukan berarti suami bisa seenaknya menceraikan istri karena sesuatu yang tidak disukai. Yang harus disadari, perceraian merupakan pilihan terbaik dari yang terburuk.So laki-laki harus sangat berhati-hati dengan kata-katanya. Bila anda tidak
benar-benar menginginkan perceraian jangan sekali-sekali mencoba membuat
ancaman dengan kata-kata cerai.
2.Finally Cerai setelah berdamai
menunjukkan masing-masing pihak tidak dapat memegang komitmen awal sebagai awal
yang baik untuk saling menghargai.
3.Seseorang
itu secara alami bertumbuh untuk menyesuaikan diri ditengah lingkungannya.
Inilah salah-satu kelebihan manusia agar dia bisa survive. Jadi bila suami atau
istri bertumbuh (kearah yang baik atau kearah yang buruk) itu artinya anda sebagai pasangan ikut andil
membentuknya. Bila anda tidak suka dengan perbedaan before n after, cobalah
evaluasi diri, apa yang sudah anda perbuat sehingga terjadi proses survival.
1 4.Setiap
masalah harus diselesaikan secara win-win solution jika salah-satu pihak yang
dimenangkan sementara pihak yang lain harus kalah, akan terjadi proses defend
mechanism atau mekanisma pertahanan diri. Ada berbagai ragam mekanisama
pertahanan diri, yang pada dasarnya mengacu pada mengatasi masalah dengan
masalah. Dalam hal ini, pihak istri merasa berkeberatan melepaskan bisnis
online yang sudah menampakkan hasil dikarenakan ada rasa kekhawatiran suaminya
masih akan melanjutkan ancaman-ancamannya untuk cerai jika mereka punya
masalah. Mekanisma pertahanan dirinya mencari penyaluran dengan cara-cara yang
dapat menimbulkan masalah baru. Jadi ini seperti lingkaran setan, siapa yang memulai menyulut pertikaian menjadi kabur.
1 5.Ada
beberapa alasan yang legal untuk bercerai diantaranya: pasangan terlibat
narkoba, miras, KDRT, lepas tanggung-jawab, selingkuh atau beda keyakinan. Nah
bila pasangan anda tidak termasuk dari salah-satu alasan legal diatas ada
alasan pendukung yaitu: kikir atau dholim (KDRT psikis). Note: anda boleh
bercerai dengan alasan-alasan diatas, tapi bila anda memilih bertahan pastikan
bahwa anda dapat dengan ikhlas menerima konsekwensinya karena jika tidak
berarti anda tengah menghancurkan diri anda dan kel (ingat mekanisma pertahanan
diri yang dapat memacu masalah baru). Seseorang bisa dengan ikhlas menerima
takdir yang menimpanya dengan hanya satu alasan yaitu: ketaqwaan. Hanya orang
yang alim yang bisa melihat takdir buruk sebagai ujian bagi keimanannya
sehingga mereka dapat menerimanya dengan sabar dan ikhlas. Jadi kalau anda ingin bertahan, tingkatkan keimanan anda.
6.Seharusnya perceraian itu adalah hasil kesepakatan
bukan suatu hukuman atau ancaman dari ketidakpatuhan. Begitu juga rujuk,
harusnya merupakan kesadaran bukan suatu bentuk kekalahan atau kemenangan
salah-satu pihak.
Apakah Untung atau Rugi jika
bercerai...?
Menikah,cerai,
rujuk adalah drama yang dimungkinkan terjadi dalam kehidupan seseorang. Menikah
adalah sesuatu yang menggembirakan karena itu dalam banyak hadist disebutkan
menikah hendaknya dipermudah. Sementara cerai adalah sesuatu yang halal tetapi paling
dibenci Allah SWT karenanya cerai hendaknya dipersulit. Jadi jangan dibalik.
Hak
memilih menikah dengan siapa ada ditangan
kaum perempuan sementara hak talak ada ditangan laki-laki.
Ketika sang suami mengutip sebuah hadist yang
mengatakan:"Jika aku hendak menyuruh seseorang supaya sujud kepada seseorang
tentulah aku perintahkan isteri supaya sujud kepada suaminya." Tiba-tiba aku merasa
mual...Duh...nih orang main hadist tanpa sadar kalau dia juga tidak
mengindahkan hadist yang lain.
Ada
juga hadist yang mengatakan: Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Begitu
juga dengan hukum waris yang memberi satu bagian pada anak laki-laki dan
memberi setengah bagian bagi anak perempuan. Tiga hadist ini tidak langsung
menunjuk bahwa laki-laki memiliki superioritas dibanding perempuan. Ini hanya
menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda-beda dan tentunya
saling melengkapi.
Bagaimana
dengan hadist yang mengatakan bahwa ibu adalah orang yang wajib kita hormati 3x
dibandingn ayah?
Jadi
apa yang ada dibenak kaum laki-laki tradisional, apakah mereka bisa hormat pada
ibunya jika mereka beranggapan laki-laki lebih superior dibanding perempuan?
Terus pertanyaannya siapa yang melahirkan laki-laki yang terhormat itu? Perempuan
bukan? Jadi bukankah kaum perempuan ikut andil dalam terjadinya keberadaan kaum
laki-laki!!!
So...Stop
Your Underestimate.
Waktu
berhaji, ada kejadian yang sangat membekas.
Hijr
ismail adalah tempat yang mustajabah untuk berdoa sehingga semua jamaah berusaha
sholat disana. Saking padatnya jumlah orang sampai kita hanya bisa shalat
berdiri saja tanpa rukuk, sujud atapun duduk tahiyat.
Tiba-tiba
ada seorang laki-laki berteriak-teriak (sepertinya berwajah Turki atau negara-negara pecahan Soviet) sambil tangannya menyetop orang yang lalu lalang.
Karena berniat shalat dua rakaat disana maka aku antri menunggu giliran sembari
berusaha bertahan dari dorongan gelombang orang-orang yang antri juga. Setelah beberapa
saat kuamati, ternyata laki-laki yang berteriak tadi menyediakan diri sebagai
sukarelawan untuk menjaga para perempuan yang sedang shalat (memang disaat haji dan
ramadhan sepertinya orang berlomba-lomba menjadi malaikat) Jadi dia menghalau
semua orang yang lewat di area shalat sehingga tiap perempuan yang shalat bisa
rukuk, sujud dan duduk tahiyat. Subhanallah...Bukankah ini contoh sesungguhnya bahwa laki-laki itu adalah pelindung kaum perempuan.
Sementara
ada contoh yang lain lagi.
Ketika sedang bersiap shalat dhuhur di depan ka’bah, aku
masih bingung kenapa imam tidak bersegera memulai shalat. Ada suara ricuh dari
belakang yang menyebabkan Imam tertahan untuk segera bertakbir. Eh...ketika aku
menoleh kebelakang ternyata beberapa laki-laki tua dengan penampilan bersurban,
berjenggot dan bahasa yang tidak kumengerti terus menunjuk-nunjuk kearah kami,
para perempuan. Dengan bahasa isyarat yang diulang-ulang akhirnya kami mengerti
kalau mereka berkeberatan ada dibelakang kaum perempuan, mereka minta kami mundur
dan bertukar tempat. Ada sebagian yang mau pindah kebelakang tapi ada sebagian
yang lain yang tidak mau beranjak, termasuk aku.
Uh...sebel
rasanya ditunjuk-tunjuk dan diteriaki dengan bahasa yang tidak dimengerti.
Karena banyak para perempuan yang tidak bergeming, teriakan
mereka semakin lantang.. mirip unjuk rasa didepan ka’bah.
Kejadian ini berlangsung sekitar 20menitan.
Ditengah keributan itu, tiba-tiba ada beberapa orang sukarelawan dengan bahasa
arab yang tidak kami mengerti juga tapi diucapkan dengan tutur kata halus dan isyarat
tangan menggiring para perempuan untuk pindah kebelakang. Suamipun segera
menarik lenganku seraya berkata: “Kita bukan siapa-siapa disini (hehehe ditanah
air juga sama, bukan pejabat atau artis...:) jadi jangan buat masalah, ayo pindah kebelakang”
Aku
lihat para perempuan yang tadi bersikeras tidak mau pindah kebelakang segera
pindah dan Imampun memulai takbir tanda shalat dhuhur dimulai.
Dari
kejadian singkat ini, aku mengambil kesimpulan singkat bahwa: prasangka dapat
timbul dikarenakan cara-cara yang mereka tunjukkan. Aku mempunyai prasangka
bahwa laki-laki tua yang menyuruh kami pindah kebelakang adalah laki-laki yang
menganggap diri mereka lebih superior dibanding perempuan sehingga mereka tidak
senang hati melihat kaum perempuan shalat didepan sementara mereka dibelakang. Pikiranku
langsung jauh menerawang membayangkan para istrinya yang sampai tua harus
tunduk, patuh dan takut pada suaminya yang bisa saja kasar jika tidak dituruti.
Ketika aku utarakan ke suami, serta-merta suami berkata: “Tidak boleh suudhon...Bisa
saja mereka lebih bahagia dibanding kelihatannya karena bahagia itu letaknya di
hati bukan di penampilan...”
Astagfirullah...Kalau
dipikir-pikir betul juga ya dan semoga...
E...jadi ngelantur kemana-mana....Kembali
lagi kepembahasan apa untung-ruginya bercerai?
Sepertinya
untungnya cuman satu, yaitu: terbebas dari kewajiban sebagai suami/istri atau
rutinitas yang membosankan...selebihnya banyak kerugiannya...!!!
Sebagai
orang yang pernah sakit berat, aku beranggapan bahwa sehat adalah karunia. Jadi
bila anda sehat maka sepatutnya anda bersyukur dan tidak mencari-cari masalah.
Bila
anda sehat, pasangan sehat, anak sehat, orangtua sehat apalagi yang bisa bikin
masalah? Tentu saja tidak sesederhana itu, masalah akan selalu ada sepanjang
peradaban tapi ingatlah seberat-berat masalah lebih berat lagi jika kita harus
melihat orang yang kita sayangi menderita.
Apa
kerugiannya? Kerugiannya amat banyakkkkkk sekali, bukan dijumlah yang bisa
disebutkan tapi kerugian lebih banyak dari hal yang tidak bisa disebutkan. Seperti, menyangkut masalah anak.
Tahukah
anda jika anak-anak tumbuh dan berkembang lebih tergantung dari cara ibu
membesarkannya?
Seorang
anak yang dibesarkan dengan ibu yang menyimpan amarah kepada ayahnya, maka anak
tersebut akan condong memusuhi ayahnya direntang kehidupannya.
Bukankah
kita lebih sering menjumpai seorang ayah yang ditinggalkan anak-anaknya dimasa
tua dibanding sebaliknya? Bila ada kejadian seperti ini, percayalah pada hukum
alam yang mengatakan bahwa ibu lebih berperan membentuk karakter anak-anaknya
dibanding ayah.
Anak
laki yang dibesarkan ibunya akan kehilangan figur ayah. Anak laki-laki butuh
mempelajari beberapa hal yang tidak bisa dia dapatkan dari ibunya meski ibunya
adalah seorang superwoman sekalipun. Begitu juga dengan anak perempuan, dia
membutuhkan figur ayah untuk hal-hal yang tidak bisa dia pelajari dari ibunya
seperti: relasi interpersonal pria dan wanita dsb.
Mungkin
bagi beberapa anak, hal ini tidak memberikan efek yang merugikan tapi bagi
beberapa anak yang lain hal ini memberi efek yang sangat merugikan. Bagaimana
jika dari beberapa anak yang terkena dampak merugikan itu adalah anak anda? Live
must go on...anda tidak bisa mengulang kehidupan anda. Jadi pikirkanlah masak-masak
segala sesuatunya sebelum masak nasi menjadi bubur...
Catatan penting: Menurut
penelitian dan apa yang dapat kita lihat secara empiris, perempuan mempunyai
peluang hidup lebih besar dibanding laki-laki. Jadi...bila anda berbuat tidak
menyenangkan pada istri,ingatlah bahwa istri juga nanti yang akan merawat bila
anda mulai tua dan sakit-sakitan. Dan besar kemungkinannya pasangan anda (istri) yang akan menuntun anda membacakan ayat-ayat suci disaat-saat terakhir hidup anda. Subhanallah...cintailah istri anda dan perlakukan dengan baik.
Ada
prejudice terhadap istri yang meminta cerai karena dua alasan yang mendasari.
Yang pertama pasti alasan ekonomi, pendapatan si istri lebih besar dari suami
atau malah suaminya sedang mengalami kesulitan ekonomi.Alasan kedua adalah
karena selingkuh. Benarkah?
Namanya
saja prejudice jadi belum tentu benar.
So
let it...
TOBE CONTINUE PART 2
No comments:
Post a Comment