Kata teman saya punya
anak kecil itu susah. Kata saya, punya anak remaja lebih susah. Ibunya tidak
bisa tidur nyenyak karena selalu khawatir.
Kata teman saya, punya
anak banyak menguntungkan. Kata saya punya anak sedikit juga menguntungkan.
Paling tidak, ibunya tidak pusing harus bolak-balik menurunkan berat badan
sesudah melahirkan.
Kata teman saya, punya anak
perempuan itu sesuatuu bangeettt. Setuju...! Anak perempuan biasanya lebih perhatian
pada orangtuanya.
Anakku Sayang
Status
bb ibu-ibu kalau dicermati sebagian besar menggambarkan doa atau kecintaan
mereka pada anaknya. Sebaliknya status bb anak-anak, nyaris penuh dengan
aksi mereka yang heboh bersama
teman-temannya. Status mereka yang bersinggungan dengan orangtua paling-paling
hanya moment khusus seperti, HBD Mamaku sayang, have a safe flight Mom atau
Makacih Ma. Sebuah ungkapan penuh makna (sumber anonim) yang dapat
menggambarkan perbedaan ini adalah: seorang ibu sanggup mengurus sepuluh
anaknya tetapi terkadang sepuluh anak tidak sanggup mengurus seorang ibu. Begitulah
orangtua, begitulah anak
Sejak
dilahirkan semua orang membawa perannya masing-masing. Menjadi orangtua,
menjadi anak, menjadi teman, de-el-el.
Menjadi orangtua bisa dikatakan sebagai peran tersulit, hal ini disebabkan
karena besarnya tanggung-jawab yang dipikul.
Contoh
ilustrasi dibawah ini dapat dijadikan sebagai pembanding:
Misalkan
ada sebuah produk kecantikan X yang menawarkan:
·
Menjadikan wajah tampak sepuluh tahun
lebih muda
·
Menghilangkan kerut halus dan bekas
jerawat
·
Memutihkan dan menghilangkan noda-noda
hitam
Apakah
anda tertarik untuk membelinya? Tentu saja ya karena kelebihan yang ditawarkan produk
X tersebut sangat menggiurkan.
Sementara
itu,tugas dan tanggung jawab sebagai orangtua ditawarkan sbb:
·
Bertanggung-jawab terhadap pendidikan
dan pengembangan potensi anak secara maksimal.
·
Memberikan kasih sayang, perlindungan
dan tauladan sikap.
·
Mencarikan jodoh yang baik untuk
anak-anaknya.
Belum
lagi ada bonus tambahan yang seringkali didapat saat orangtua menjadi tua. Anda
bisa terserang stroke, gagal jantung, alzheimer dkk hanya karena pikiran anda
bekerja lebih keras dibanding anak anda.
Apakah
anda masih tertarik menjadi orangtua? Tidak satupun orang tua yang menolak
menanggung resiko tersebut. Mengapa?
Anak adalahAmanah Allah
Anak
adalah titipanNya yang harus dijaga dengan baik. Apakah mereka dititipkan
melalui rahim kita atau bukan melalui rahim kita. Apakah mereka laki-laki atau
perempuan. Apakah mereka berkebutuhan khusus atau tidak. Kelak kita akan dimintai
pertanggung-jawabannya mengenai hal ini.
Anak sholeh adalah
investasi terbaik.
“Apabila
seorang manusia meninggal, maka amalannya terputus kecuali tiga perkara.
Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat serta anak shalih yang mendoakannya”
(HR. Muslim).
Meski
harga emas, saham atau dollar turun naik, anak sholeh tetap investasi terbaik.
Masalahnya adalah: mendidik seorang anak menjadi sholeh bukanlah perkara
gampang. Hal tersulit dari yang tidak gampang itu adalah bersikap konsisten. Kelemahan
ini bermuara dari kesalahan memanage rasa sayang orangtua pada anak. Contoh
yang sering dijumpai: bila anak
melanggar peraturan, alih-alih menghukum, orangtua biasanya punya toleransi
yang besar terhadap kesalahan anak. Inilah yang sering terjadi pada saya dan
mungkin banyak ibu-ibu yang lain.
Anak adalah Anugrah.
Bagi
orangtua, anak adalah anugrah yang terindah yang diberikan Allah. Setiap anak
adalah istimewa. Seorang ibu tidak bisa memilih siapa diantara anak-anaknya
yang paling dicintainya karena semua anak lahir dari sebuah perjuangan hidup
dan mati. Bila tampak condong hatinya ke salah-satu anak, bukannya bermaksud
tidak adil, hal ini terjadi semata-mata karena keistimewaan anak itu sendiri. Mungkin
sianak tipikal penurut, penyayang atau pintar mengambil hati orangtuanya.
Lain anak, lain pula orangtua.
Tuduhan
miring, pilih kasih, otoriter, paranoid, de-el-el kerap dilontarkan anak pada
orangtuanya. Lebih gawat lagi, teguran orangtua sering diartikan sebagai
pemasungan, nasehat diartikan sebagai pengaturan dan pembelajaran sebagai
hukuman.
Sementara
itu orangtua selalu berbaik sangka pada anak-anaknya. Benarkah? Seperti yang
sudah diulas diatas, meski banyak resiko berkaitan dangan perannya sebagai orangtua,
mereka tetap memilih mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anaknya. Karenanya berbaik sangkalah pada orangtua. Terutama
kepada ibu. Didunia ini tidak ada rasa sayang yang menyamai rasa sayang seorang
ibu pada anaknya. Dan juga berbaik sangkalah kepada ayah, sebagai pahlawan dalam
keluarga.
Yang
juga tidak diketahui anak-anak adalah: dihati
orangtua selalu ada doa, keberkahan dan
selalu ada maaf untuk setiap kesalahan yang dilakukan anak-anaknya. Maka
permudahlah untuk memberi maaf jika orangtua dianggap bersalah.
Untuk
semua yang telah dilakukan, orangtua tidak pernah menuntut balasan pada
anak-anaknya karena Allah yang akan membalasnya. Lagian seorang anak tidak akan
pernah bisa membalas kebaikan orangtuanya. Mereka hanya bisa berbakti. Maka
berbaktilah selagi bisa.
Bagi
orangtua, apapun yang dikorbankan atas nama anak-anak tidak akan pernah sia-sia
karena merekalah kelak yang akan menentukan surga kita disebelah mana. Semoga
mereka tidak membawa kita ketempat sebaliknya. Amiin YRA.
Ditulis oleh: Layla Fachir Thalib (ibu dua anak perempuan, pemilik akun.www.layla-fthalib.blogspot.com)