Sebenarnya pengin juga sih ikut-ikut nulis tentang Capres-Cawapres apalagi pasca debat yang seru tapi karena yang mewakili sudah banyak Ya sudahlah nulis topik yang lain saja.... Khan bakal Presidennya sudah kelihatan... ;)
Mending nulis yang lain saja. Ide topiknya ibu-ibu banget, begini kisahnya. Pada suatu pagi, berkumpulah para ibu RT sambil ngukies (Hmmm... ini salah-satu kelebihan jadi ibu RT, kalau wanita karier mah jarang bisa ketemuan sambil ngupi-ngupi sepagi ini paling tidak harus nunggu waktu makan siang...:)
Sambil menyeruput secangkir kopi, satu-persatu dari kami menyumbang cerita. Dimulai dengan update kisah terbaru dari acara infotainment, surat kabar, film, tingkah-polah anak-anak sampai acara shopping de-el-el...dan diakhiri dengan foto-foto narsis. Ah, enggaklah... Ini khan ciri khas perbincangan ibu-ibu kepala tiga, kalau trade mark ibu-ibu kepala empat mah laen. Khabar pertama yang diupdate adalah seputar kesehatan, jadwal pengajian, kenangan jadul terus...topik anak-anak & suami !!! Ya kisah tentang suami tersayang...:) Terus diakhiri dengan foto kemesraan ini janganlah cepat berlalu....hehehe istilahnya aja beda, hasil akhir hampir sama juga ..lol
Tidak seperti biasanya, porsi suami menduduki ranking satu mengalahkan topik anak-anak di pagi hari ini.
Pembukaan dimulai dari keluhan mrs A tentang suaminya yang hampir selalu kehilangan tiket parkir. Saking gemesnya dia bilang," Jadi tiap kali parkir anggap saja Valey, bayar rp: 20 rb include dendanya".
Lalu mrs B, mengeluhkan suaminya yang carnivora alias pemakan segala, gak ada kamus diet padahal badan sudah ndut n usia kepala empat.
"Bayangin, semua isi toples dilahap apalagi kalau lagi insomnia, jangankan kue, krupuk juga lenyap. Jadi tiap ada tamu, kuenya selalu habis" katanya sambil geleng-geleng kepala.
"Kalau dilarang jawabannya, Koq cemburu sih sama makanan"
Speechless deh...
"Kalau si beliau rajin ngingetin istrinya untuk check up atau pap smear atau mamo tapi kalau dianya disuruh check up...ampun susahnya. Katanya gak perlu karena merasa fit. Lha nunggu ada keluhan dulu...ntar terlambat" si mrs beliau menimpali.
Suasana bertambah seru dengan sumbangan cerita mrs C. "Kesel gak sih, kalau disuruh pake sopir gak mau tapi kalau pergi keluar kota jarak 100 km ditempuh 3,5 jam perjalanan plus istirahat di beberapa pompa bensin. Memang sih biar lambat asal selamat tapi kalau terlalu lambat bikin pusinglah..."
Ehm...rasa-rasanya koq sama ya. Bedanya si Dato, gak pake sopir bukannya berhenti di pompa bensin tapi kerugiannya mobil jadi babak belur. Yang nabrak saat mundur, yang nyerempet tong sampah, yang de-el-el...ujung-ujungnya mobil harus masuk bengkel. Tentang general check-up...Ups setali tiga uang.
Seperti biasa, perbincangan pagi itu masih terngiang-ngiang di kepala gaungnya. Meski nadanya keluhan tapi semuanya mengisyaratkan perhatian khas istri. Para suami ini sering gak nyadar kalau disayang. Benarkah begitu?
Yuk simak apa kata suami.
Ternyata jawaban para suami bervariasi dalam kalimat tapi intinya seragam alias sama saja. Para suami ini menolak mengasosiasikan keluhan-keluhan itu sebagai bentuk perhatian yang timbul dari rasa sayang...;) Katanya, terlalu di pelintir, dasarnya sih para ibu suka ngatur.... Hahaha...Jadi inget buku Men are from Mars, Women are from Venus. Dan bukunya Steve Harvey, Act like a Lady, Think like a Man (filmnya lucu abis).
Ini telaah para bapak, yang pertama kasusnya:kehilangan tiket parkir, harusnya supaya gak berulang si ibulah yang nyimpen tiket parkirnya...(Ups..!). Kasus yang kedua, carnivora: mestinya makanan jangan ditaruh diatas meja. Kalau terpapar menggoda begitu, namanya mubazir kalau gak dicicipin...(whew..!). Kasus yang ketiga: check up, ntar kalau ketahuan kolestrol tinggi, gula naik, asam urat, bisa-bisa gak dikasih makan....(speechless..!). Kasus yang keempat: sopir, sudah berkali-kali punya sopir, gak betah diomelin ibu jadinya males gonta-ganti sopir, malu juga ma tetangga depan-belakang-kiri-kanan (ROTFL...!)
Seorang istri terkadang bisa juga melakukan perbuatan tidak menyenangkan (meski istri adalah bidadari tanpa sayap, namanya manusia juga...:) Gpp, itu adalah sebagian dari tugas mulia. Kalau cerewet ngingetin suaminya supaya sehat atau ngatur supaya suaminya lebih disiplin bagaimana? Siapa yang mau menjalankan tugas tidak menyenangkan seperti ini...? Ini sama saja ma artis yang harus menjalankan peran antagonis. Perlu pendalaman untuk memainkan karakter tertentu dan tidak semua orang bisa melakukannya. Tapi kalau bermain sebagai putri cantik yang baik hati, yang suka tersenyum pasti lebih mudah deh.
Penginnya sih istri itu gak perlu cerewet n gak perlu suka ngatur ya tapi apa daya....sayang ma suami...;)
Memang hanya istri yang mau begini. Iya khan....asal bapak-bapaknya masih bisa toleran, sah-sah saja sih cerewet n suka ngatur...
Ehm....Bagaimana pendapat anda?